Di Sumatera Utara pada tahun 2003 jumlah usila adalah 298.223 jiwa, sedangkan
cakupan pelayanan kesehatan lansia 60 tahun ke atas mencapai 22,661 13,16. Data ini menunjukkan
bahwa ada kecenderungan usila akan mengalami masalah kesehatan seiring dengan proses penuaan.
Inilah salah satu ciri kependudukan di dunia pada abad ke – 21. Peningkatan populasi usila terjadi
karena bertambahnya usia harapan hidup, baik sebagai akibat peningkatan pelayanan kesehatan
maupun kesejahteraan sosial.
2
. Data Dinas Kesehatan Kota Medan
tahun 2005 menunjukkan bahwa Kota Medan memiliki jumlah penduduk sebesar 2.006.142
jiwa dengan jumlah seluruh populasi usia lanjut sebesar 190.698 jiwa. Dari jumlah tersebut hanya
2,15 atau 4.114 jiwa yang telah dibina melalui kelompok usilaposyandu usila. Usila yang datang
dibina dan mempunyai gangguan kesehatan yaitu 1.218 jiwa atau sekitar 35,6 dengan berbagai
gangguan kesehatan seperti tidak normalnya tekanan darah sebesar 16, Diabetes mellitus
4, Haemoglobin 7 dan lain-lain ginjal, Indeks Masa Tubuh IMT, Osteoporosis sebesar
8. Kondisi ini berdampak pada fungsi fisik usila, khususnya kemampuan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Berdasarkan hasil penelitian Ogawa at al, 1994 di Korea Selatan dan Thailand, status
kesehatan usila merupakan salah satu variabel penting yang mempengaruhi usila ikut berpartisipasi
dalam angkatan kerja. Hasil penelitian Hadmaji dkk 1999 di Kabupaten Bogor dan Cirebon
menunjukkan bahwa 50 usila laki-laki dan 40,6 usila perempuan berperan sebagai pencari nafkah
Suryadi, 2005. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa usila masih berperan dalam mencari nafkah.
Menurut Kalz dan Conorkeus dalam Miller
1995, penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Proses penuaan sesuatu yang
normal dan tidak selalu berupa ketidakmampuan dan ketergantungan. Hal yang
perlu dipertimbangkan adalah bagaimana untuk menjadi usila yang normal tanpa kondisi
patologis yang jelas. Usila dapat mempertahankan kualitas hidup tetap aktif
produktif dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
3
Berdasarkan hal tersebut peran posyandu dalam pemanfaatannya sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan sehingga usila tetap mandiri di dalam aktifitas sehari-hari. Hal ini juga dikuatkan
dengan dikeluarkannya surat edaran Menteri Dalam Negeri No. 411.3536SJ-tanggal 3 Maret 1999
tentang revitalisasi posyandu yang selama ini menjadi pedoman operasional kegiatan revitalisasi yang
menyatakan bahwa posyandu perlu diperbaharui atau disesuaikan dengan tuntutan perkembangan.
Harapan yang terpenting dari dilakukannya revitalisasi tersebut adalah agar masyarakat Indonesia
meskipun sudah usila sebaiknya masih dapat tetap aktif dalam menjalankan aktivitas sehingga tidak
menjadi tanggungan keluarga maupun orang lain. Namun tidak demikian halnya dengan para usila
yang ada di Puskesmas Helvetia Medan melalui posyandu yang melakukan keperawatan mandiri
usila.
Dari survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2007 usila kurang
mempunyai kemampuan melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti makan, Berpindah dari kursi
roda ketempat tidur dan sebaliknya, kebersihan diri, aktivitas ditoilet, mandi, berjalan, naik turun tangga,
berpakaian, mengontrol defekasi, mengontrol defekasi dan berkemih secara mandiri, untuk itulah
hendaknya para usila lebih memanfaatkan Posyandu usila. Posyandu usila bertujuan untuk memandirikan
USILA dalam upaya kesehatan dengan melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
emosional meliputi pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari activity of daily living, pemeriksaan
status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin,
pemeriksaan gula darah, pemeriksaan protein dalam air seni, pelaksanaan rujukan, penyuluhan
kesehatan, kunjungan rumah, pemberian makanan tambahan PMT dan kegiatan olah raga.
Pemantauan kesehatan di posyandu usila dilakukan dengan KMS kartu menuju sehat dengan kegiatan
ini segala masalah kesehatan yang dapat membuat usila tidak mandiri dalam melakukan kegiatan
sehari-hari karena faktor fisik dan emosional akan lebih cepat terdeteksi.
Usila di dalam program posyandu ini dapat digolongkan atas tiga kelompok ukuran
kemandirian ADL usila tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Usila yang bisa datang sendiri
ke posyandu usila digolongkan pada ”kemandirian C”, usila yang datang ke posyandu dengan bantuan
orang lain atau dipapah digolongkan dalam ”kemandirian B” dan usila yang tidak bisa datang
ke posyandu termasuk golongan ”kemandirian A”.
1
Golongan kemandirian B dan C merupakan sasaran utama dalam program posyandu
usila karena sesuai dengan pelayanan di posyandu yang menekankan pada upaya promotif dan
preventif. Namun pihak Dinas Kesehatan Kota
Nurhayati : Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskesmas Helvetia Medan.
USU e-Repository © 2008.
Medan tetap memberikan pelayanan kesehatan pada usila dengan golongan A dengan melakukan
program Home Care atau kunjungan rumah melalui upaya Nursing Home sebagai pengembangan dari
program perawatan kesehatan masyarakat. Menurut SK Menkes RI No.475MenkesSKX2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal SPM, target pencapaian cakupan pelayanan kesehatan pada usila
sampai tahun 2010 sebesar 70.
1
Sementara pencapaian hasil kelompok usila hanya 2.68. Kenyataan ini menunjukkan
evaluasi pelaksanaan pemanfaatan program pelayanan kesehatan para usila di Kota Medan
masih sangat rendah dari standar yang telah ditetapkan.
Diantara Puskesmas yang ada di Kota Medan, Puskesmas Helvetia merupakan Puskesmas
yang menjalankan program ini dengan jumlah Posyandu usila dan jumlah usila yang aktif relatif
paling banyak sehingga layak dijadikan tempat penelitian. Data yang diperoleh dari petugas
kesehatan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2007 terdapat 14.457 usila,
sedangkan yang mengikuti kegiatan Posyandu usila hanya sebanyak 120 orang 0,8. Usila tersebut
mengikuti kegiatan Posyandu usila di 3 tiga posyandu usila wilayah kerja Puskesmas Helvetia
Medan yaitu Posyandu usila Sei Sekambing
sebanyak 30 orang, Posyandu usila Helvetia sebanyak 70 orang dan Posyandu usila Cinta
Damai sebanyak 25 orang. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas yaitu karakteristik usila dengan variabel terikat yaitu
pemanfaatan posyandu, serta hubungan pemanfaatan posyandu dengan tingkat
kemandirian usila di posyandu Puskesmas Helvetia Medan. Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Helvetia Medan melalui kegiatan Posyandu.
Populasi pada penelitian ini adalah semua usila yang aktif mengikuti posyandu usila
di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan yaitu sebanyak 120 orang. Penetapan jumlah sampel
penelitian menggunakan metode “total sampling” sesuai dengan kriteria penelitian yaitu tidak
mengalami cacat fisik dan tidak sedang sakit tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari pada
saat penelitian berlangsung dan aktif datang keposyandu. Sampel yang digunakan adalah 120
usila dari 3 tiga posyandu usila yang aktif yaitu: 1
Posyandu : Sei Sekambing sebanyak 30
orang. 2
Posyandu : Helvetia sebanyak 70 orang.
3 Posyandu : Cinta Damai sebanyak 20
orang. Metode pengumpulan data dilakukan
melalui pengukuran dengan kuesioner untuk menganalisa pengaruh karakteristik individu
terhadap pemanfaatan posyandu serta hubungan pemanfaatan posyandu dengan tingkat
kemandirian usila di posyandu Puskesmas Helvetia Medan.. Tekhnik analisis data dilakukan
menggunakan analisis regresi dengan taraf uji nyata 0,05 yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas karakteristik usila terhadap pemanfaatan posyandu dengan
melakukan: 1.
Analisa univariat, gunanya untuk melakukan analisis terhadap distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel independen dan dependen.
2. Analisa bivariat, dengan melakuklan uji chi-
square untuk mengetahui pengaruh variabel independen karakteristik dengan Variabel
dependen pemanfaatan posyandu.
3. Analisa Multivariat untuk mengetahui
variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen dengan
menggunakan uji statistik multiple regression. Setelah dilakukan analisa diatas
di lanjutkan dengan melihat hubungan pemanfaatan posyandu dengan tingkat
kemandirian usila dengan melakukan uji korelasi.
Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Puskesmas Helvetia terletak di Jalan Kemuning Perumnas Helvetia. Puskesmas ini
didirikan oleh Gubernur KDH Sumatera Utara Marah Halim pada tahun 1968. Keadaan wilayah
kerja puskesmas Helvetia merupakan daerah perumahan dengan luas wilayah kerja 11,60 km
2
dengan kepadatan penduduk sebesar 139.196 jiwa yang terdiri dari 29.854 kk dengan 88 lingkungan,
dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Deli Serdang, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kec. Medan Sunggal, sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Medan Sunggal,
sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Medan Barat dan Medan Petisah.
Nurhayati : Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskesmas Helvetia Medan.
USU e-Repository © 2008.
Jarak Kantor Camat ke pusat Kota Medan ± 6,40 km
2
dan terdiri dari 7 tujuh Kelurahan yaitu Kelurahan Helvetia, Kelurahan
Helvetia Tengah, Kelurahan Helvetia Timur, Kelurahan Sei Sikambing II C, Kelurahan Dwi
Kora, Kelurahan Tanjung Gusta, Kelurahan Cinta Damai dan puskesmas yang memiliki posyandu
aktif adalah Kelurahan Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah, Kelurahan Helvetia Timur,
Kelurahan Sei Sikambing II C dan Kelurahan Cinta Damai.
Berdasarkan jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Helvetia yaitu di
Pustu Dwikora dan Pustu Tanjung Gusta berjumlah 49 orang. Sarana fisik yang terdapat di
Puskesmas Helvetia terdiri dari Ruang dokterruang periksa, ruang suntik, ruang klinik
gigi, ruang karcisloket, ruang KIA, ruang obatGudang, Laboratorium, ruang tunggu pasien,
kamar mandi pasien, kamar mandi perawatdokter, ruang Tata usaha di mana sarana
dan prasarana tersebut mendukung berlangsungnya kegiatan posyandu usila di
Kelurahan Helvetia Medan.
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk tujuan pokok
pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan melaksanakan berbagai upaya kesehatan
dengan meningkatkan fungsi puskesmas melalui kegiatan pokok puskesmas dengan 7 tujuh
program prioritas dan 4 empat program pengembangan yaitu UKS, Kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan Anak dan kesehatan usila.
2. Analisis Univariat
Analisa univariat dimaksudkan untuk menggambarkan mendeskripsikan masing-
masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi meliputi
karakteristik responden, distribusi pemanfaatan posyandu dan kemandirian usila.
2.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini sebanyak 120 orang usila yang memanfaatkan
Posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan. Karakteristik usila umur, pendidikan, investasi
hari tua, riwayat kesehatan, nutrisi dan latihanolah raga yang memanfaatkan Posyandu
usila di Puskesmas Helvetia Medan berdasarkan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut.
2.1.1. Umur Responden
Umur responden terbanyak adalah 60-70 tahun yaitu sebanyak 61 orang 50,8, dan yang
paling sedikit berumur 70 tahun yaitu sebanyak 27 orang 22,5.
2.1.2. Pendidikan Responden
Pendidikan responden terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 54 orang 45,0 dan yang
paling sedikit berpendidikan Perguruan tinggi yaitu sebanyak 6 orang 5,0.
2.1.3. Investasi Hari Tua Responden
Responden terbanyak mempunyai investasi hari tua berupa Askes yaitu sebanyak 70
orang 58,3 dan yang paling sedikit mempunyai dana pensiun yaitu 57 orang 47,5.
2.1.4. Riwayat Kesehatan Responden
Riwayat kesehatan responden terbanyak yaitu tidak menderita penyakit sebelumnya
sebanyak 74 orang 61,7 dan yang paling sedikit menderita penyakit sebelumnya seperti
menderita penyakit hipertensi, diabetes militus, stroke, gastritis, rematik dan jantung yaitu
sebanyak 46 orang 38,3. 2.1.5. Nutrisi Responden
Nutrisi responden terbanyak yaitu dengan kategori baik sebanyak 74 orang 61,7
dan yang paling sedikit dengan kategori Nutrisi buruk yaitu sebanyak 15 orang 12,5.
2.1.6. LatihanOlah Raga Responden
Untuk latihanolah raga responden terbanyak adalah tidak melakukan senam usia
lanjut, olah raga ringan, dan gerak jalan santai yaitu masing-masing sebanyak 95 orang 79,2.
2.1.7.
Pemanfaatan Posyandu Usila
Pemanfaatan posyandu oleh usila dalam satu tahun terakhir yang terbanyak yaitu 7 kali
sebanyak 62 orang 51,7 dan yang paling sedikit yang memanfaatkan 5 kali yaitu
sebanyak 15 orang 12,5. 2.1.8.
Kemandirian usila.
Kemandirian usila yang memanfaatkan posyandu yang terbanyak dengan kategori
kemandirian C yaitu sebanyak 90 orang 75,0 dan yang paling sedikit dengan kategori
kemandirian A yaitu sebanyak 7 orang 5,8.
Nurhayati : Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskesmas Helvetia Medan.
USU e-Repository © 2008.
3. Analisis Bivariat