Pengaruh Persepsi Kerja terhadap Pendokumentasian

Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008 dibandingkan dengan jumlah perawat yang berpendidikan S1 Keperawatan yaitu 12,8. Kondisi ini diprediksi mendominasi kinerja perawat vokasi yang lebih terfokus pada keterampilan prosedur tindakan keperawatan, sehingga kurang memberikan perhatian pada aspek pendokumentasian asuhan keperawatan. Faktor lain yang diprediksi sebagai penyebab tidak berpengaruhnya tingkat pendidikan terhadap pendokumentasian adalah perawat yang memiliki tingkat pendidikan S1 Keperawatan sebagian besar adalah kepala ruang dan wakil kepala ruang yang memiliki tugas pokok dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen ruang rawat inap, bukan sebagai tenaga teknis pelaksana asuhan keperawatan.

5.2.4. Pengaruh Persepsi Kerja terhadap Pendokumentasian

Hasil uji regresi persepsi kerja terhadap pendokumentasian dengan nilai signifikansi P= 0,014. dan kontribusi aspek persepsi kerja terhadap pendokumentasian sebesar nilai B 0,235. Persepsi yang baik pada bidang pekerjaan yang sifatnya mekanistis, seperti adanya kesesuaian kerja yang diciptakan organisasi pada mereka akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja perawat. Persepsi yang baik pada diri perawat pada bidang kerjanya juga dapat membuat pekerjaan perawat lebih terpola dengan jelas, menjadi lebih pasti dan lebih teratur. Pengertian persepsi menurut Koentjaraningrat, 2001 adalah akal manusia yang sadar meliputi proses fisik, fisiologis dan psikologis yang mengolah bermacam- macam input sebagai penggambaran lingkungan. Persepsi merupakan perlakuan Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008 melibatkan penafsiran melalui proses pemikiran tentang apa yang dilihat, didengar, dialami, atau dibaca sehingga persepsi mempengaruhi tingkah laku, percakapan, serta perasaan seseorang. Persepsi yang baik harus sengaja diciptakan oleh pimpinan organisasi dengan cara menyampaikan visi, misi dan tujuan organisasi dalam setiap pertemuan atau rapat-rapat rutin, agar perawat merasa bahwa bekerja adalah untuk mencapai tujuan organisasi rumah sakit yaitu pelayanan yang bermutu. Persepsi perawat yang baik terhadap pekerjaannya akan memberikan motivasi bagi perawat untuk bekerja lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Achua 2004 menyebutkan bahwa kekuatan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya terletak di dalam kemampuan manajemen untuk mendeskripsikan tugas pada bawahan dalam bentuk kerjasama yang kuat dalam tim. Kekuatan tim dapat dijadikan alat untuk perubahan yang cukup hebat dalam tubuh organisasi dan mereka akan memberi produk yang cukup baik dalam pelayanan. Hasil penelitian yang dilakukan Sarwastuti 2001 menunjukkan pengaruh persepsi kerja terhadap pendokumentasian dikarenakan oleh sistem kepemimpinan yang datang dari top manajemen hingga lower manajemen di rumah sakit. Terbentuknya persepsi yang baik ini menciptakan sistem kerja yang baik. Persepsi yang baik akan membuat perawat berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas pekerjaan semata-mata untuk kepentingan pasien, rumah sakit dan dirinya sendiri. Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008 Gibson et al. 1997, menyebutkan persepsi adalah proses pemberian arti cognitive yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. Karena setiap orang memberi arti kepada stimulus, maka individu yang berbeda akan melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa hal yang menyebabkan perbedaan dalam persepsi antara lain perhatian, harapan seseorang akan rangsangan yang timbul, kebutuhan sistem nilai dan ciri kepribadiannya sehingga setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu rangsangan. Rangsangan atau stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh alat sensorik ke otak, sehingga terjadilah suatu proses di otak sehingga individu dapat menyadari apa yang diterima. Proses ini dinamakan proses pengamatan. Setelah proses ini terbentuklah pengamatan, setelah itu terbentuklah persepsi tentang obyek yang baru diamati Atkinson, 2004.

5.2.5. Pengaruh Motivasi terhadap Pendokumentasian