BAB II N TANAH SETELAH BERLAKUNYA
NTAH NOMOR
bentuk peta, daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan- satuan
pendaftaran tanah tidak jauh dari konsepsi hukum tanah nasional yang berasal dari hukum adat yang individualistik, komunalistik, dan religius dalam pengertian bahwa
setiap kepemilikan perseorangan merupakan bagian dari dan untuk kepentingan
PROSEDUR PENDAFTARA PERATURAN PEMERI
24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH
A. Asas-asas Pendaftaran Tanah
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menyebutkan bahwa “Pendaftaran tanah merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, penyajian, pemeliharaan data
fisik, data yuridis dalam rumah susun termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang
tanah yang sudah ada haknya, hak milik atas satuan rumah susun dan hak-hak tertentu yang membebaninya”.
Kegiatan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia adalah bagian dari pelaksanaan hukum agraria maka seyogyanya asas yang mendasari
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
bersama yang diyakini oleh tiap-tiap pribadi bangsa Indonesia sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
73
Asas diperlukan untuk melahirkan pemikiran dasar dalam pembuatan hukum law making, juga diperlukan pada saat menghadapi konflik sebagai tuntutan kebutuhan
dan keinginan yang saling bertentangan dalam masyarakat.
74
“Asas merupakan fundamen yang mendasari terjadinya sesuatu dan merupakan dasar dari suatu
kegiatan”.
75
Hal ini berlaku pula pada pendaftaran tanah. Oleh karena itu dalam pendaftaran tanah juga terdapat asas yang harus menjadi patokan dasar dalam
melakukan pendaftaran tanah. Hal ini ditentukan dalam Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang menyatakan bahwa “Pendaftaran tanah dilaksanakan
berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka”. Dalam Penjelasan Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997 diberikan pengertian dari asas-
asas tersebut sebagai berikut : 1.
Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksud agar ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah. Sedangkan asas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan
secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.
73
S. Chandra, Op cit, hal. 117
74
Ibid, hal. 118
75
Supriadi, Op cit, hal. 164
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
2. Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan,
khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah
harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukan. 3.
Asas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan keseimbangan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus menunjukkan
keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari.
4. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus-menerus
dan berkesinambungan sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan, dan masyarakat dapat memperoleh
keterangan mengenai data yang benar setiap saat. Untuk itulah diberlakukan pula asas terbuka.
Menurut S. Chandra, asas mutakhir ini dapat diartikan sebagai informasi mengenai data pendaftaran tanah adalah yang terbaru up to date, dan dilaksanakan
dengan teliti dan cermat.
76
Ketentuan Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997 ini sejalan dengan ketentuan Pasal 11 ayat 2 UUPA yang telah menggariskan tentang “dengan menjamin perlindungan
terhadap kepentingan golongan ekonomi lemah”. Demikian pula dengan Pasal 19 UUPA yang menentukan “Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan
76
Wawancara dengan S. Chandra Koordinator Loket Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 6 Desember 20072007
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
dengan pendaftaran tanah dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut”.
Dalam implementasi hal tersebut maka sejumlah kebijakan telah diambil oleh Menteri Negara AgrariaKBPN tentang adanya Prona, PAP, tim ajudikasi,
kemudahan-kemudahan bagi Rumah SederhanaRumah Sangat Sederhana dalam pembiayaan pembuatan sertifikat, dan pengkonversian Hak Guna Bangunan
kepada Hak Milik, demikian pula yang diatur oleh ketentuan Pasal 10 UU Hak Tanggungan, surat kuasa bagi usaha-usaha KUK, diadakan dispensasi yang
khusus. Sementra itu pula tugas dari Kantor Pertanahan selain sebagai sumber infomasidata, juga melakukan pendaftaran awali yang disebut sebagai Recoring
of Title dan dilanjutkan dengan Continuous Recording, yang artinya adalah pendaftaran tersebut secara terus-menerus berkesinambungan yaitu selalu
dimutakhirkan.
77
Menurut S. Chandra asas-asas pendaftaran tanah itu adalah sebagai berikut :
a. Asas sederhana, yakni mengisyaratkan agar prosedur dan peraturan
perundangan bidang pendaftaran tanah mudah dipahami sehingga masyarakat tidak merasa kesulitan mendaftarkan pemilikan hak atas tanah.
b. Asas aman, yakni mengisyaratkan agar penelitian data fisik serta yuridis
dalam prosedur perolehan pemilikan hak atas tanah dilaksanakan dengan teliti dan cermat yang dimungkinkan menggunakan peralatan komputerisasi
teknologi modern sehingga tercapai tujuan pendaftaran tanah yaitu kepastian hukum pemilikan hak atas tanah.
c. Asas terjangkau, yaitu mengisyaratkan agar biaya perolehan pemilikan hak
atas tanah disesuaikan dengan kemampuan masyarakat, terutama diprioritaskan kepada masyaralat golongan ekonomi lemah.
d. Asas mutakhir, yaitu mengisyaratkan agar mewajibkan kepada pemegang hak
atas tanah yang berhak untuk mendaftarkan atau mencatatkan setiap perubahan karena sesuatu perbuatan atau peristiwa hukum sehingga data
pendaftaran tanah senantiasa sesuai keadaan sebenarnya secara berkesinambungan.
e. Asas terbuka, yaitu mengisyaratkan agar pendaftaran tanah yang tersedia
dapat diinformasikan kepada pemegangnya atau kepada pihak lain yang membutuhkan, untuk digunakan sesuai prosedur yang berlaku.
f. Asas kepastian hukum, yaitu mengisyaratkan agar setifikat kepemilikan hak
atas tanah yang sudah diterbitkan BPN dapat dijadikan alat bukti pemilikan hak atas tanah sepanjang tidak terbukti sebaliknya.
77
A.P. Parlindungan, Op cit, hal. 78
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
g. Asas publisitas, yang digunakan adalah asas negatif yang mengandung unsur
positif, yang mengisyaratkan keterbukaaan bagi pihak lain yang merasa keberatan terhadap suatu pemilikan hak atas tanah untuk memperkarakanya
selama 5 tahun, sejak diterbitkannya sertifikat hak atas tanah bersangkutan dan setelah itu tidak dapat digugat lagi.
h. Asas spesialitas, yang mengisyaratkan bahwa hanyadaftar tanah saja yang
terbuka untuk umum, sedangkan daftar nama hanya diperuntukkan khusus untuk yang bersangkutan atau untuk instansi yang memerlukan karena fungsi
dan tugasnya.
i. Asas rechtsverwerking, yaitu mengisyaratkan agar pengusaha sebidang tanah
yang menuntut kembali tanah yang ditinggalkannya dalam jangka waktu tertentu yang telah diusahakan pihak lain dengan itikad baik.
j. Asas contradictoir delimatatie, yaitu mengisyaratkan agar penentuan batas
bidang tanah yang sedang didaftar dalam penelitin data fisik di lapangan harus disaksikan kebenarannya oleh para pemilik hak atas tanah yang
bersebelahan melalui pemasangan atau penetapan tanda batas bersama.
k. Asas musyawarah, yaitu agar setiap sengketa atau perselisihan yang
berhubungan dengan pemilikan hak atas tanah dianjurkan lebih dulu melalui jalur perdamaian sehingga para pihak yang bersengketa mau menerima
hasilnya.
78
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian S. Chandra di kota Medan, asas
pendaftaran tanah perlu diperluas sebagai berikut: a.
Asas kepastian hukum Asas kepastian hukum, yakni mengisyaratkan agar sertifikat kepemilikan hak
atas tanah yang sudah diterbitkan negara tidak dapat dibatalkan dicabut, dihapus kembali oleh negara kecuali hanya dapat beralihdialihkan untuk
kepentingan umum.
b. Asas keadilan
Asas keadilan, yakni mengisyaratkan agar sertifikat kepemilikan hak atas tanah yang sudah diterbitkan setelah jangka waktu 5 lima tahun menjadi
mutlak bagi pemegangnya, namun untuk keadilan tersedia dana pertanggungan asuransi tanah nasional hak atas tanah bagi pemilik hak atas
tanah yang sebenarnya.
c. Asas manfaat
Asas manfaat, yakni mengisyaratkan agar sertifikat kepemilikan hak atas tanah diterbitkan sesuai advis planning menurut tata ruang dan dimanfaatkan
78
S. Chandra, Op cit, hal. 119-120
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
pemegangnya sesuai peruntukan penggunaannya, tanpa merusak dan atau mengganggu lingkungan masyarakat dan atau lingkungan alam sekitarnya.
d. Asas kebenaran materiil
Asas kebenaran materiil, yakni mengisyaratkan agar penelitian data yuridis bersangkutan selama proses penerbitan sertifikat kepemilikan hak atas tanah
di kantor pertanahan, diselenggarakan melalui pemeriksaan kebenaran formil dan kebenaran materil menuju kepastian hukum alat bukti pemilikan hak atas
tanah.
e. Asas dana santunan
Asas dana santunan, yakni mengisyaratkan agar kepada pemegang sertifikat kepemilikan hak atas tanah yang haknya dihapus untuk kepentingan umum
atau tanahnya musnah karena bencana alam diberi dana santunan dari asuransi tanah nasional sebesar 50 dari harga nilai jual obyek pajak selain
ganti rugi. Kepada pemilik hak atas tanah berdasarkan penetapan hakim pengadilan diberi dana santunan sebesar 100 dari harga nilai jual obyek
pajak bersangkutan.
f. Asas santun lingkungan
Asas santun lingkungan, yakni mengisyaratkan agar setiap penerbitan sertifikat kepemilikan hak atas tanah didahului advice planning menurut
master plan kotakabupaten, sesuai tata ruang wilayah setempat yang diikuti sanksi hukum hingga pencabutan hak atas tanah pemegangnya jika terjadi
pelanggaran penggunaan atau pemanfaatan lahan yang mengancam keserasian, keselarasan, atau keseimbangan terhadap lingkungan masyarakat
dan atau lingkungan alam sekitarnya.
79
B. Tujuan Pendaftaran Tanah