Pemisahan Hak Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah (Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan)

2. Pemisahan Hak

Atas permintaan pemegang hak yang bersangkutan dari satu bidang tanah yang sudah didaftar dapat dipisahkan sebagian atau beberapa bagian, yang selanjutnya merupakan satuan bidang baru dengan status hukum yang sama dengan bidang tanah semula. Dalam hal pemecahan tersebut, untuk satuan bidang baru yang dipisahkan dibuatkan surat ukur, buku tanah dan sertifikat sebagai satuan bidang tanah baru dan pada peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan sertifikat bidang tanah semula dibubuhkan catatan mengenai telah diadakannya pemisahan tersebut. 91 Sertifikat pemisahan hak, yaitu merupakan sertifikat hak yang dipisah menjadi dua sertifikat atau lebih, dilaksanakan secara tidak sempurna tidak habis terpisah, dimohon oleh pemegangnya kepada kepala kantor pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertifikat hak atas tanah di kantor pertanahan, 92 dengan pemenuhan persyaratan permohonan sebagai berikut: a. surat permohonan; b. sertifikat hak atas tanah; 90 Ibid, hal. 68 91 Terhadap pemisahan berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat 3 dan ayat 4 PP No. 24 Tahun 1997. Pasal 48 ayat 3 : Jika hak atas tanah yang bersangkutan dibebani hak tanggungan, dan atau beban-beban lain yang terdaftar, pemecahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 baru boleh dilaksanakan setelah diperoleh persetujuan tertulis dari pemegang hak tanggungan atau pihak lain yang berwenang menyetujui penghapusan beban yang bersangkutan. Ayat 4 : Dalam pelaksanaan pemecahan sebagaimana dimaskud pada ayat 1 sepanjang mengenai tanah pertanian, wajib memperhatikan ketentuan mengenai batas minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 92 Ibid, hal. 69 Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 c. gambar site plan; d. pernyataan pemohon tentang tujuan pemisahan hak; e. izin perubahan pengunaan tanah, jika ada perubahan; f. persetujuan kreditur, jika dibebani hak tanggungan; g. fotokopi KTP atau identitas diri pemohon; h. fotokopi KTP atau identitas diri penerima kuasa disertai dengan surat kuasa, jika permohonannya dikuasakan. Persyaratan permohonan tersebut di atas disampaikan oleh pemohon kepada kepala kantor pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemisahan hak harus dilaksanakan secara tidak sempurna sehingga hak atas tanah di sertifikat induk masih tersisa. b. Sertifikat pemisahan hak yang terbit harus tetap terdaftar atas nama pemilik sertifikat induknya. c. Pernyataan tambahan dari pemohon bahwa tanda batas obyek pemecahan hak sudah dipasang. d. Pernyataan tambahan tentang pelepasan hak, jika sebagian tanah pemohon diserahkan untuk jalan, selokan atau kepentingan umum lainnya. e. Apabila pemohon badan hukum, harus mendapat persetujuan sesuai anggaran dasar yang dilampirkan bersama akta pendirian perusahaan yang disahkan menteri. Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 f. Setiap fotokopi yang dipersyaratkan sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. 93

3. Penggabungan Hak