tidak mempunyai peralatan buat pemeriksaannya sehingga terpaksa dikirim ke Jakarta.
148
Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa faktor sarana sangat menentukan dalam penegakan hukum, sebab tanpa sarana yang memadai penegakan hukum tidak
akan dapat berjalan dengan lancar dan penegak hukum tidak akan mungkin menjalankan peranannya dengan baik.
4. Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum itu sendiri, sebab penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian
dalam masyarakat. Dalam hal ini yang penting adalah kesadaran hukum masyarakat, semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat, semakin baik pula
penegakan hukum. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesadaran hukum masyarakat, maka semakin sulit melaksanakan penegakan hukum yang baik.
C. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Milik Atas Tanah
Indonesia sebagai negara kesejahteraan berkepentingan mengatur perlindungan hukum terhadap pemegang sertifikat hak atas tanah yang berkepastian hukum,
bermanfaat, dan berkeadilan dengan cara merespon kebutuhan serta keinginan pemegang hak atas tanah dalam kehidupan masyarakat bangsa secara transparan, tanpa
tipu daya, intimidasi atau diskriminasi, sesuai Pasa1 26 Kovenan Internasional Semua
148
Ibid, hal. 158
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
orang adalah sama di hadapan hukum dan atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun.
Hak atas tanah jelas mengandung unsur kepentingan bagi pemegangnya, namun juga berkorelasi dengan unsur kewajiban terhadap orang lain, dalam hal ini
menurut Fitzgerald, ciri-ciri yang melekat pada hak, yaitu: a.
Hak itu dilekatkan kepada seseorang yang disebut sebagai pemilik atau subyek dari hak itu, ia juga disebut sebagai orang yang memiliki titel atas
barang yang menjadi sasaran dari hak.
b. Hak itu tertuju kepada orang lain, yaitu yang menjadi pemegang
kewajiban. Antara hak kewajiban terdapat hubungan korelatif. c.
Hak yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan commission atau tidak melakukan omission sesuatu perbuatan. Ini disebut
sebagai isi dari hak.
d. Commission atau omisson menyangkut sesuatu yang bisa disebut sebagai
obyek dari hak. e.
Setiap hak menurut hukum itu mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada pemiliknya.
149
Sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa penerbitan sertifikat hak atas tanah berfungsi preventif, selain untuk kepentingan pemegangnya juga sebagai sarana
pengawasan dalam penegakan hukum lingkungan agar dipastikan peraturan perundang- undangan bidang lingkungan ditaati. Fungsi preventif pada dasarnya merupakan desain
setiap tindakan yang hendak dilakukan masyarakat, meliputi seluruh tindakan manusia, termasuk resiko dan pengaturan prediktif bentuk penanggulangan resiko itu sendiri.
149
Satjipto Rahardjo, Op cit, hal. 55
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
Jika diperhatikan perlindungan hukum yang disediakan pemerintah melalui Pasa1 31 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyatakan, Sertifikat
merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik
dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan.
Dalam pengumpulan dan pengolahan data fisik dewasa ini sudah digunakan teknologi modern berupa pengukuran dan pemetaan bidang tanah melalui sistem
koordinat proyeksi Transverse Mercator nasional dengan lebar zone 3 TM-3
dengan peralatan Global Posistioning System GSP yaitu memanfaatkan fasilitas satelit tanpa pungutan biaya gratis, selain akurasinya lebih menjamin kepastian
hukum secara yuridis juga lebih efektif dan efisien dibanding teknologi pengukuran secara terristris, fotogrammetris atau tradisonal.
150
Kenyataannya sampai saat ini, semua petugas ukur pendaftaran tanah di seluruh kantor pertanahan masih menggunakan metode pengukuran koordinat lokal secara
terristris, bahkan tanpa ada ikatan koordinat sama sekali, misalnya hanya menggunakan peralatan ukur sederhana seperti meetband, meetver atau meteran
plastik, akibatnya dapat dipastikan bahwa hasil pengukuran dan pemetaan bidang tanah sepanjang mengenai letak, arah, bentuk dan luas bidang tanah di permukaan
150
S. Chandra, II, 2006, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertifikat, Pustaka bangsa press : Medan, hal. 40
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
bumi tidak akan sama dengan yang ada di peta pendaftaran tanah dan di surat Aur yang bersangkutan sehingga jelas akan berpotensi melemahkan jaminan kepastian
hukum terhadap data fisik secara yuridis.
151
Dalam hal timbulnya sertifikat palsu, maka kepalsuan sertifikat akan dengan mudah terbongkar bila data yuridis dan data fisik bidang tanah dalam sertifikat
tersebut dicocokkan dengan arsip data dalam Daftar Buku Tanah dan Daftar Nama yang dipelihara dengan baik di Kantor Pertanahan. Bagaimana telitinya Kantor
Pertanahan dalam menetapkan bukti-bukti yuridis dan data fisik dari bidang-bidang tanah sebelum dibukukan dan kemudian disertifikatkan terkait dengan asas aman dan
mutakhir. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 ini masih didominasi karakteristik
azas negatif, dengan konsenuensi bahwa hak azasi manusia harus dilihat dan dipahami secara utuh, tidak parsial. Kenyataannya masih bersifat administratif belum bersifat
hak, memberi perlindungan hukum kepada pemilik hak atas tanah tetapi belum kepada pemegang sertifikat hak atas tanah.
Menurut S. Chandra bahwa “BPN tidak dapat memberikan perlindungan hukum kepada pemilik sertifikat hak atas tanah, akan tetapi BPN hanya sebatas melindungi
151
Ibid
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
administrasinya saja. Hal ini dapat dilihat dari tertibnya administrasi pertanahan, tersedianya informasi pertanahan.”
152
Selanjutnya menurut S. Chandra, perolehan hak atas tanah menggambarkan adanya lembaga prosedural hak atas tanah yang sah sehingga diperoleh hak milik
terkuat, terpenuh dan turun temurun berasaskan positif yang secara yuridis berkepastian hukum.
Pendaftaran tanah merupakan rangkaian kegiatan administratif yang dilakukan oleh badan pemerintah sampai menerbitkan tanda bukti haknya dan memelihara
rekamannya. Kegiatan ini diwujudkan dalam pembinaan status tanah dari tanah tersebut. Sehingga badan yang memberikan hak atas tanah hanya ada satu
monopoly function. Sekalipun dijumpai ada badan yang melakukan pendaftaran tanah seperti kantor pajak, namun kantor pajak tidak dapat memberikan hak atas
kepemilikannya. Pendaftaran hanya dilakukan agar memudahkan pencatatan sehingga dapat dilakukan penarikan pajaknya dengan teratur fiscal cadastre. Umumnya ini
adalah tanah-tanah yang tunduk pada hukum adat, seperti tanah yasan atau tanah gogolan. Yang intinya bertujuan untuk menentukan yang wajib membayar pajak atas
tanah dan kepada pembayar pajaknya diberikan tanda bukti berupa pipil, girik atau petok. Didaftar bukan untuk memberikan jaminan kepastian hukum.
153
Proses kegiatan pendaftaran tanah, termasuk balik nama yang dilakukan atas pendaftaran ulang continuous recording merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
secara teratur tahap demi tahap. Tahapan dimaksud meliputi kegiatan pengukuran, pemetaan kadasteral, pemberian keputusan recommendation akan haknya
152
Wawancara dengan S. Chandra Koordinator Loket Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 6 Desember 2007
153
Muhammad Yamin, Op cit, hal. 15
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
SKPT hingga pada pemberian tanda bukti hak tersebut sertifikatnya serta pemeliharaan data perdaftarannya.
Dalam kegiatan atau tugas pendaftaran tanah itu memang dilakukan dalam minimal enam langkah sebagai berikut:
1. Tugas pengukuran, pemetaan, dan penerbitan surat ukur;
2. Penerbitan sertifikat hak atas tanah yang berasal dari:
a. Konversi dan penegasan atas tanah bekas hak-hak lama dan milik
adat; b.
Surat keputusan pemberian hak atas tanah; c.
Pengganti karena hilang atau rusak 3.
Pendaftaran balik nama karena peralihan hak jual beli, hibah waris, lelang, tukar-menukar, inbreng dan merger;
4. Pendaftaran hak tanggungan pembebanan hak;
5. Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah SKPT;
6. Pemeliharaan data, dokumenwarkah, clan infrastruktur pendaftaran
tanah.
154
Hal terpenting dalam kerangka kerja pendaftaran tanah akan meliputi prinsip-prinsip dasar kerja sebagai berikut:
1. Pemberian status hukum dari tanah dan hak-hak atas tanah.
Apabila seseorang memohon hak milik, hak guna bangunan atau hak guna usaha, maka dengan pendaftaran tanah tersebut muncullah status hukum di atas
tanah itu menjadi hak milik, HGB atau HGU atas nama pemohon yang disetujui. Begitu juga atas tanah yang semula sudah ada hak di atasnya, bila
terjadi pendaftaran balik nama tentu pula diberikan status kepemilikan baru bagi yang bermohon untuk balik namanya. Pada pemberian status hak dengan
154
IbidI, hal. 16
Husni Adam : Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan,
2008 USU Repository © 2008
balik nama, tentu haruslah ada perbuatan hukum di atas hak itu. Perbuatan hukum dimaksud adalah perbuatan pengalihan dari orang pertama yang telah
mendaftarkan hak itu kepada orang kedua pihak lain yang menerima hak atas tanah yang disebut dengan pemindahan hak. Menurut ketentuan undang-undang
mungkin dilakukan dengan jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, hibah, waris, lelang, merger, dan pemasukan dalam inbreng lihat Pasal 37 PP 24
Tahun 1997. Pada tahap ini peranan PPAT sebagai pencatat perbuatan hukum untuk melakukan pembuatan akta jual beli, akta sewa-menyewa atau akta PPAT
lainnya harus dipenuhi sehingga pengalihan ini menjadi sah adanya. Dengan adanya akta PPAT inilah nanti akan kembali diberikan status baru dari
permohonan balik nama sesuai kehendak balik nama yang dimohon oleh pihak yang menerima pengalihan hak tersebut.
Jadi baik pendaftaran pertama awal maupun pendaftaran balik nama yang dilakukan di kantor pertanahan setempat adalah pekerjaan administrasi negara dalam
memberikan status hukum atas tanah dimaksud. Sehingga dengan adanya pemberian status hukum ini di atas tanah yang didaftar si pemilik menerima status hak yang
dilindungi oleh negara.
2. Perlindungan penggunaan atau pengaturan pemanfaatan land tenure