Tindakan Responden Kebiasaan Makan Fast Food Responden

Makanan siap saji menjadi pilihan saat “nongkrong”bersama teman. Thyana dalam Kristianti 2009 menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa yang sangat labil dan masa dimana mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan dan orang-orang terdekat. Mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend yang sedang berkembang di masyarakat khususnya dalam hal makanan modern. Dalam hal ini tingkatan sikap responden yaitu pada tahap merespons responding dimana individu menerima ide atau ajakan tersebut Maulana, 2009. Hal tersebut sejalan dengan pandangan WHO 2000 bahwa masa remaja dalam tahap pencarian identitas diri cepat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya terutama ketika dalam pergaulan. Mereka menjadi lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah, dan mendapat banyak pengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dimakannya. Sehingga mereka lebih sering mencoba makanan baru, salah satunya adalah fast food Virgianto dan Purwaningsih, 2006.

5.5 Tindakan Responden

Berdasarkan Tabel 4.12. diketahui bahwa sebagian besar tindakan responden tergolong baik yaitu sering mengonsumsi makanan fast food makanan siap saji sebesar 45,7. Responden paling sering mengonsumsi fast food makanan siap saji yaitu sebagian besar menjawab ketika berkumpul bersama teman-teman. Menurut Khomsan 2004 dimana aktivitas yang banyak dilakukan di luar rumah membuat seorang remaja sering dipengaruhi teman sebayanya. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekadar bersosialisasi, untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan status. Dalam hal ini ketika remaja sedang berkumpul bersama teman-temannya lebih memilih untuk Universitas Sumatera Utara mengonsumsi fast food makanan siap saji sehingga remaja tidak merasa ketinggalan dengan teman-temannya.

5.6. Kebiasaan Makan Fast Food Responden

Berdasarkan Tabel 4.14. diketahui bahwa sebagian besar tindakan responden tergolong baik yaitu sebesar 53,3. Hal ini sejalan dengan penelitian Hastuti 2008 bahwa pelajar di SMA Surakarta memiliki tindakan yang baik yaitu sering mengonsumsi makanan fast food makanan siap saji sebesar 55. Adapun kebiasaan makan yang ditunjukkan remaja adalah mengonsumsi makanan fast food makanan siap saji. Kini makanan fast food makanan siap saji telah menjadi bagian dari perilaku sebagian anak sekolah dan remaja di luar rumah diberbagai kota. Jenis makanan siap santap fast food yang berasal dari negara barat seperti KFC, hamburger, pizza. Padahal fast fooddan junk foodmempunyai kandungan tinggi kalori, karbohidrat dan lemak, jika makanan fast food dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan obesitas Mudjianto, 1993. Frekuensi mengonsumsi fast food makanan siap saji oleh responden 3-4 kali per bulan. Artinya, dalam hal ini tiap minggunya responden selalu mengonsumsi fast food makanan siap saji yaitu 1 kali dalam seminggu. Frekuensi tindakan pemilihan konsumsi makanan siap saji tersebut sesuai penelitian Kristianti 2009 berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada siswa salah satu SMA di Surakarta, rata-rata siswa mengonsumsi jenis fast food makanan siap saji adalah 1 x seminggu yaitu 4 kali per bulan seperti beef burger, kentucky fried chicken, dan spaghetti. Penilitian tersebut Universitas Sumatera Utara juga sesuai dengan penelitian Ratna 2008 bahwa remaja SMA mengonsumsi makanan fast food makanan siap saji 2 kali seminggu sebanyak 63,8. Remaja merupakan sasaran utama karena jumlahnya yang relatif besar dan jenis makanan ini sangat mengundang selera, praktis, dan juga penyajiannya cepat serta menaikkan gengsi. Kebiasaan makan ini ternyata menimbulkan masalah baru karena makanan siap saji umumnya mengandung lemak, karbohidrat, dan garam yang cukup tinggi tetapi sedikit kandungan vitamin larut air dan serat. Bila konsumsi makanan jenis ini berlebih akan menimbulkan masalah gizi lebih yang merupakan faktor risiko beberapa penyakit degeneratif yang saat ini menempati urutan pertama penyebab kematian seperti hipertensi, diabetes melitus, dan hiperkolesterol.

5.7. Kejadian Obesitas