Hubungan Kemampuan Aparatur Dengan Efektivitas Pelaksanaan

b. Berita Acara Serah Terima Barang c. CopyGambar Visual 0, 30, dan 100 Pencairanpenyaluran dana dilakaukan melalui BPD Kantor Kas Geudong Kab. Aceh Utara atas Permintaan Kadis PMBS Kabupaten Aceh Utara selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

D. Sistem Pelaporan Dan Pengawasan

1. Pelaporan a. Laporan Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dilaporkan oleh KUBE selaku pelaksana pekerjaan kepada Dinas PMBS Kabupaten Aceh Utara setiap bulannya secara rutin. b. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan oleh Konsultan Pendamping Daerah dilaporkan kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Masyrakat dan Bina Sosial Kabupaten Aceh Utara. 2. Pengawasan Pengawasan pelaksanaan pekerjaan diawasi oleh Konsultan Pendamping Daerah dilaporkan kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Bina Sosial Kabupaten Aceh Utara.

4. Hubungan Kemampuan Aparatur Dengan Efektivitas Pelaksanaan

Program Pembangunan Desa Kemampuan merupakan sifat yang dibawa sejak lahir atau yang dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaannya Gibson,1994:54. Kemampuan aparat merupakan salah satu unsur yang berkaitan dengan pengetahuan atau ketrampilan yang dapat diperoleh pegawai melalui pendidikan dan latihan atau pengalaman kerja. Toha,1980:37. Jadi kemampuan aparat ini dapat dilihat dari segi pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki aparat tersebut yang diperoleh melalui pendidikan,latihan dan pengalaman kerja . Fungsi dari kemampuan aparat adalah untuk menunjang aparat tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan desa. Mengingat tugas-tugas aparat dalam pembangunan semakin lama semakin luas dan komplek, agar tugas-tugas pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik, maka setiap aparat dituntut memiliki kemampuan yang memadai. Menurut Stanley dalam Lauer, 1989:323 ada tiga kategori utama fungsi pemerintahan, yaitu: 1. Menciptakan landasan fisik dan sosial bagi pembangunan 2. Menciptakan pembangunan yang menyeluruh dan terpadu 3. Menghasilkan produksi dan distribusi barang barang yang lebih banyak dan efisien. Karena fungsi-fungsi yang harus dijalankan itulah, terutama fungsi pembangunan dan pendorong perubahan sosial membuat pemerintah dalam hal ini aparat harus selalu berada selangkah didepan dinamika masyarakatnya. Ini berarti bahwa pemerintah termasuk organisasinya sebagai wadah kerja sama, harus bersifat adaptif dan inovatif terhadap setiap perubahan yang terjadi di masyarakat. Setiap organisasi mempunyai tujuan, begitu pula halnya dengan organisasi pemeritahan desa yang bersifat non frofit dimana pemerintah didalam menyelenggarakan tugas dan pekerjaan lebih mengutamakan pada pencapaian tujuan yang mempunyai efek yang besar terhadap kelangsungan kehidupan nasional dalam usaha menciptakan masyarakat yang adil dan makmur dan bukan pada efisiensi. Setiap tujuan yang ingin dicapai selalu berorientasi pada efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif, maka aparatur desa atau pemerintah desa yang bertindak sebagai agen pembangunan harus melaksanakan fungsi-fungsi yang disebutkan diatas terutama fungsi pembangunan dan pendorong perubahan sosial dengan baik. Agar fungsi- fungsi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka aparat tersebut harus didukung dengan kemampuan yang memadai sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan suatu organisasi selalu diukur dengan konsep efektivitas itu sendiri. Sehingga efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan dari kegiatan manajemen didalam mencapai tujuannya. Dengan demikian efektivitas mengandung pengertian tingkat kemampuan sebuah organisasi dalam hal memanage sumber daya yang ada melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Emerson dalam Handayaningrat, 1987:16. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan aparatur maka cenderung semakin efektif pelaksanaan program pembangunan. Sehingga terdapatnya hubungan yang kuat antara kemampuan aparatur terhadap efektivitas pelaksanaan program pembangunan desa.

F. HIPOTESIS

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI KEGIATAN PEMBERDAYAAN SOSIAL KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (PS KAT) (Di Desa Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan)

1 14 161

STRATEGI PEMASARAN PISANG SALE DI DESA LHOK NIBONG KECAMATAN PANTE BIDARI KABUPATEN ACEH TIMUR.

13 69 32

KINERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN (P2FM)

2 26 132

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

ringkasan - REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 1 1

PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN (P2FM) TERHADAP PRILAKU TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN DI NAGARI ULAKAN KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

0 0 7

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN DESA (Studi Pemberdayaan Perempuan Miskin Pada LSPBM Tomporoso Desa Kalawara, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

0 0 1