LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan merupakan serangkaian usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana serta berkelanjutan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa dengan harapan membawa perubahan dan pertumbuhan guna mempercepat modernisasi kehidupan bangsa dalam rangka pencapaian tujuan akhir bangsa tersebut. Dalam kaitannya dengan pembangunan nasional dewasa ini, maka nampak bahwa pemerinthah menitik-beratkan pada usaha meningkatkan aktivitas pembangunan di sektor pedesaan yang mempunyai nilai strategis dalam konteks pembangunan nasional karena kenyataannya sebahagian besar penduduk Indonesia bermukim di pedesaan yang merupakan potensi sumber- sumber manusiawi, di samping potensi sumber-sumber kekayaan alam. Dengan kenyataan bahwa 70 penduduk Negara adalah bermukim di desa-desa dengan keadaan dan kondisi senyatanya saat ini masih termasuk dalam keadaan “tertinggal” pada hampir di segala bidang, maka upaya pembangunan dan pemberdayaan Desa-desa merupakan langkah penting yang harus dilakukan dan di tingkatkan dengan cermat dan efektif. Hal ini terkait pula dengan tuntutan dan kebutuhan yang tidak dapat di hindarkan bahwa seluruh Bangsa Indonesia mau tidak mau dan mampu tidak mampu harus menghadapi era globalisasi, era komunikasi, informasi dan teknologi yang terus melanda dunia termasuk Indonesia dengan pelaksanaanya yang semakin menigkat dan semakin canggih. Upaya-upaya pembangunan dan pemberdayaan desa tersebut telah dilaksanakan oleh pemerintah. Upaya tersebut seperti dilakukan pengaturan kembali tentang desa yang mana semula diatur dalam penjelasan UUD 1945, sekarang sudah diatur dalam pasal tersendiri yaitu Pasal 18B ayat 2 UUD 1945. Soewito,2007 : 14 Ketentuan Pasal 18B ayat 2 tersebut dengan tegas menyatakan bahwa Negara mengakui dan menghormati keberadaan desa-desa atau sebutan lain sesuai dengan kondisi sosial masyarakat setempat sebagai kesatuan masyarakat hukum adat istiadat setempat atau berdasarkan hak ototnomi asli ,namun tetap dalam prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bunyi pasal 18B ayat 2 ini jelas bahwa pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap desa ini yaitu Negara memberikan otonomi seluas-luasnya terhadap pelaksanaan roda pemerintahan desa tersebut. Soewito, 2007:14 Dengan berlakunya otonomi tersebut, kerangka perencanaan pembangunan desa tersebut mengalami perubahan yang dulunya perencanaan pembangunan bersifat top-buttom pada era orde baru, berubah menjadi buttom-up yang dimulai pada era reformasi hingga sekarang. berlakunya otonomi tersebut juga telah mengembalikan desa-desa diseluruh Indonesia pada identitas aslinya yang pada era orde baru diseragamkan. Dengan berlakunya otonomi tersebut maka kembalilah desa-desa di provinsi NAD ini kedalam bentuk gampong Qanun No.5 tahun 2003 UU Syari’at Islam . Selain upaya kejelasan di dalam pengaturan desa ini pemerintah juga menciptakan program-program pembangunan desa. Diantaranya seperti Inpres Desa Tertinggal IDT dan Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal P4DT dan program-program pembangunan lainnya. Di Desa keupok nibong, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara terdapat banyak program-program pembangunan desa baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan pemberdayaan masyarakat desa. Salah satu program pembangunan yang diangkat penulis pada kesempatan kali ini adalah Program Pemberdayaan Fakir Miskin P2FM. Program P2FM ini meliputi 3tiga kegiatan yaitu: kegiatan penggemukan sapi fakir miskin, Kegiatan bantuan Sarana Lingkungan Sarling, kegiatan Bantuan Bahan Rumah BBR. Dan unutk mempersingkat waktu penelitian penulis hanya berfokus pada kegiatan P2FM-BBR. Penulis memilih program P2FM-BBR dikarenakan menurut penulis suatu program akan mudah diukur tingkat keefektivannya apabila program tersebut sudah selesai dilaksanakan dibandingkan dengan program pembangunan yang masih dalam tahap perencanaan atau sudah dalam tahap pelaksanaan tetapi belum selesai dilaksanakan karena adanya suatu kendala tertentu. Dan sebagaimana kita ketahui bahwasanya pada penelitian ini kita ingin melihat seberapa besar pengaruh kemampuan aparatur terhadap efktivitas pelaksanaan program pembangunan desa, tentunya programkegiatan yang dipilih adalah programkegiatan yang pihak pelaksananya adalah aparat desa bukan pihak luar swasta. Untuk itu menurut penulis programkegiatan P2FM inilah yang memenuhi kriteria yang disebut diatas disbanding programkegiatan yang lainnya. Pada prinsipnya pelaksanaan program pembangunan desa merupakan sutau proses yang semestinya dilaksanakan secara baik dan terorganisir di setiap desa agar Efektivitas pelaksanaan program pembangunan dapat tercipta. Namun pada umumnya keadaan dan kondisi organisasi dan manajemen desa masih dalam keadaan lemah dan perlu ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya serta kemampuan Aparatur pemerintahan Desa tersebut ditambah lagi dengan para tokohpemuka masyarakat dan para stakeholder atau pemangku kepentingan lainnya dalam menerima aspirasi masyarakat,menganalisa dan permasalahan yang dihadapi dan kemudian menyusun perencanaan desa secara partisipatif, pelaksanaan dan sistem evaluasi dan tindak lanjutnya yang berkesinambungan masih perlu ditingkatkan. Sebagaimana Schumacher dalam Wasistiono 2006 :41 menyatakan bahwa persoalan pokok yang dihadapi negara-negara berkembang terletak pada dua juta desa yang miskin dan terbelakang. Schumacher berpendapat bahwa selama beban hidup di pedesaan tidak dapat diringankan, masalah kemiskinan di dunia ini tidak dapat diselesaikan, dan mau tidak mau pasti akan lebih buruk. Selanjutnya shcumacher juga mengemukakan bahwa dari berbagai sebab kemiskinan, faktor-faktor material seperti kekurangan kekayaan alam, atau tak ada modal, tak cukup prasarana hanya merupakan sebab ke dua saja. Sebab-sebab uatamanya adalah kekurangan dibidang pendidikan, organisasi dan disiplin. Dari pandangan Schumacher sebagimana dikemukakan di atas, dapat diketahui adanya tiga sebab utama kemiskinan di pedesaan yang ternyata berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia serta wadah keja sama antar mereka. Kualitas sumber daya manusia ini dapat dilihat dari kemampuan aparatur pemerintahan desa tersebut. Walaupun desa tersebut tersedianya sumber daya alam dan modal yang cukup, belum tentu dapat menjamin desa tersebut bisa berkembang jika kemampuan aparaturnya masih dikategorikan rendah. Karena kemampuan aparatur mempunyai pengaruh yang besar dalam pengelolaan sumber daya dan modal tersebut. Berdasarkan gambaran latar belakang maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: PENGARUH KEMAMPUAN APARATUR TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA Studi Tentang program Bantuan Bahan Rumah-Program Pemberdayaan Fakir Miskin BBR-P2FM.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI KEGIATAN PEMBERDAYAAN SOSIAL KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (PS KAT) (Di Desa Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan)

1 14 161

STRATEGI PEMASARAN PISANG SALE DI DESA LHOK NIBONG KECAMATAN PANTE BIDARI KABUPATEN ACEH TIMUR.

13 69 32

KINERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN (P2FM)

2 26 132

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

ringkasan - REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 1 1

PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN (P2FM) TERHADAP PRILAKU TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN DI NAGARI ULAKAN KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

0 0 7

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN DESA (Studi Pemberdayaan Perempuan Miskin Pada LSPBM Tomporoso Desa Kalawara, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

0 0 1