Ketepatan waktu Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan Desa

baik. Hal ini ditunjukkan oleh sebanyak 16 orang 50 menjawab masih kurang baik, kemudian 13 orang 41 menjawab sudah baik, dan sisanya menjawab buruk sebanyak 3 orang 9. Hal ini juga didukung oleh pernyataan key informan yang menyebutkan bahwa pengawasan yang dilakukan aparat terhadap pencapaian tujuan masih kurang baik. Seperti alasan yang disebutkan oleh key informan sebelumnya bahwa ada beberapa rumah yang terlihat direhabdiperbaiki seadanya saja, dan hal tersebut tidak akan seperti itu tentunya seandainya aparat desa mengawasinya dengan baik.

b. Ketepatan waktu

Tabel 27: Tanggapan Responden mengenai sesuai atau tidak pelaksanaan program BBR dengan batas waktu yang diberikan No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 Sesuai 32 100 2 Kurang sesuai - - 3 Tidak sesuai - - Jumlah 32 100 Sumber:Kuesioner Oktober 2008 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa keseluruhan dari responden menjawab bahwa pelaksanaan program BBR sesuai dengan batas waktu yang diberikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh sebanyak 32 orang responden 100 menjawab sesuai. Key informan juga berpendapat sama yaitu batas waktu yang diberikan sesuai karena untuk tahap pertama awalnya batas waktu yang diberikan cuma 10 hari, kemudian ditambah menjadi sebulan karena waktu tersebut tidak memungkinkan mengingat dengan dana tersebut tiap rumah hanya bisa membayar dua tukang bangunan saja untuk mengerjakannya dan kendala lainnya seperti tidak masuk kerjanyanya tukang bangunan tersebut untuk beberapa hari dikrenakan sakit sehingga penyelesaiannya tidak memungkinkan 10 hari yang kemudian ditambah menjadi sebulan. Tabel 28: Tanggapan Responden mengenai selesainya pelaksanaan program BBR tepat pada waktu yang ditetapkan atau tidak No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 Tepat waktu 16 50 2 Kurang tepat 12 37,5 3 Tidak tepat 4 12,5 Jumlah 32 100 Sumber:Kuesioner Oktober 2008 Dari tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden menjawab waktu penyelesaian palakasanaan program BBR kurang tepat dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan sebesar 16 responden 50 menjawab tepat waktu, sedangkan 12 orang 37,5 responden menjawab kurang tepat waktu, dan sisanya 4 orang 12,5 menjawab tidak tepat waktu. Menurut key informan, selesainya pelaksanaan program BBR tepat waktu. Hal ini berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya yang menurut keterangan key informan waktu yang ditambah dari 10 sepuluh hari menjadi sebulan sudah lebih dari cukup sehingga tidak ada alasan untuk tidak tepat waktu. Bahkan sebagian besar selesai lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan tersebut. Tabel 29: Tanggapan Responden mengenai waktu yang diberikan digunakan sebaik mengkin atau tidak No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 Iyadigunakan sebaik mungkin 20 62,5 2 Kurang digunakan sebaik meungkin 12 37,5 3 Tidak digunakan sebaik mungkin - - Jumlah 32 100 Sumber:Kuesioner Oktober 2008 Berdasarkan data yang diperlihatkan tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa waktu yang diberikan untuk pelaksanaan program BBR digunakan sebaik mungkin yaitu sebanyak 20 orang 62,5 menjawab waktu yang diberikan digukan sebaik mungkin, dan 12 orang 37,5 menjawab kurang digunakan sebaik mungkin. Tabel 30: Tanggapan Responden mengenai efektif atau tidak mekanisme kerja yang diterapkan dalam pelaksanaan program BBR tersebut agara tepat waktu. No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 Efektif 15 47 2 Kurang efektif 13 41 3 Tidak efektif 4 12 Jumlah 32 100 Sumber:Kuesioner Oktober 2008 Dari data yang diperlihatkan mengenai mekanisme kerja yang diterapkan dalam pelaksanaan program BBR sudah cukup efektif atau tidak terlihat bahwa sebanyak 15 orang responden 47 menjawab efektif, kemudian yang menjawab kurang efektif berjumlah 13 orang 41 dan sisanya yang menjawab tidak efektif berjumlah 4 orang 12. Jadi berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa mekanisme kerja yang diterapkan sudah cukup baik walaupun masih kurang maksimal.

c. Manfaat

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI KEGIATAN PEMBERDAYAAN SOSIAL KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (PS KAT) (Di Desa Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan)

1 14 161

STRATEGI PEMASARAN PISANG SALE DI DESA LHOK NIBONG KECAMATAN PANTE BIDARI KABUPATEN ACEH TIMUR.

13 69 32

KINERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN (P2FM)

2 26 132

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

ringkasan - REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 1 1

PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN (P2FM) TERHADAP PRILAKU TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN DI NAGARI ULAKAN KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

0 0 7

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN DESA (Studi Pemberdayaan Perempuan Miskin Pada LSPBM Tomporoso Desa Kalawara, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

0 0 1