usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Sedangkan data sekunder merupakan
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau
diagram- diagram Umar, 2005. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur melalui internet, buku, jurnal yang memuat teori-teori, dan hasil penelitian terdahulu.
Kuesioner yang disebarkan berisi pertanyaan yang bersifat terututup, hal ini dikarenakan untuk mempermudah responden pada saat menjawab serta pada proses
pengolahan data. Setiap poin jawaban responden ditentukan skornya dengan skala Likert. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang
terhadap sesuatu, misalnya setuju- tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik Kinnear dalam Umar, 2003. Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan
adalah: 4,2 - 5,0 = Sangat setuju
3,4 - 4,2 = Setuju 2,6 - 3,4 = Ragu-ragu
1,8 - 2,6 = Tidak setuju 1,0 - 1,8 = Sangat tidak setuju
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum kuesioner disebarkan, dilakukan uji coba kuesioner terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner. Setelah
kuesioner dinyatakan valid dan andal, maka selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan analisis Partial Least Square PLS.
Data yang telah terkumpul kemudian diedit, diolah, ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan bantuan software Smart PLS versi 2.0.M3.
3.7.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur construct yang akan diukur. Pengujian homogenitas dilakukan untuk menguji
analisis validitas tersebut. Untuk pertanyaan yang digunakan untuk mengukur suatu variabel, skor masing-masing item dikorelasikan dengan total skor item
dalam satu variabel. Jika skor item tersebut berkorelasi positif dengan total skor item dan lebih tinggi dari interkorelasi antar item, maka menunjukkan
kevalidan dari instrumen tersebut. Instrument yang valid menunjukan bahwa
alat ukur yang digunakan untuk memperoleh atau mengukur data itu validlayak, artinya instrumen tersebut dapat mengukur objek yang hendak
diukur Sugiyono,2003. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus pearson product
moment, yaitu :
ℎ� ��
=
� −
�
2
−
2
�
2
−
2
= ………………1
Dimana : r = Nilai koefisien korelasi
N = Jumlah responden. X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden.
Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden. Dengan Hipotesis :
H : Instrumen dinyatakan tidak valid
ρ = 0 H
1
: Instrumen dinyataka valid � ≠ 0
Setelah dihitung, nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Apabila nilai korelasi yang diperoleh lebih besar
dari pada angka kritik tabel korelasi nilai r, maka Ho ditolak dan terima H1.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya.
Kehandalan berkaitan dengan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur, apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban atay
pertanyaan jika pengamatan dilakukan secara berulang. Reliabelitas merupakan derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh
instrument pengukuran Umar, 2005. Umumnya instrument yang valid pasti reliabel, namun instrument yang reliabel belum tentu valid, oleh karena itu
pengujian reliabelitas instrument perlu dilakukan. Apabila suatu alat ukur ketika digunakan secara berulang dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal dan reliable.
Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabelitas instrument adalah Teknik Alfa Cronbach Sugiyono, 2003 dengan rumus berikut :