II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Quality Of Work Life
Cascio 2006 menyatakan terdapat dua cara pandang untuk memahami pengertian dari Quality of Work Life QWL. Cara pandang pertama menyebutkan
bahwa QWL merupakan kumpulan keadaan dan praktek dari tujuan organisasi contonya kebijakan promosi, sistem pengawasan kerja yang demokratis, keterlibatan
karyawan, dan kondisi kerja yang aman keamanan dalam bekerja. Contoh pendekatan ini dapat dilihat pada Gambar 1. Adapun cara pandang yang kedua
menyamakan QWL dengan persepsi bahwa para karyawan aman, relatif puas, dan mampu untuk tumbuh serta berkembang sebagai manusia. Cara pandang ini
menghubungkan QWL dengan sejauh mana segala macam kebutuhan manusia dapat terpenuhi.
Kedua cara pandang tersebut dalam banyak kasus sering digabungkan. Para karyawan yang menginginkan organisasiperusahaan dan cara kerja mereka lebih
terstruktur akan merasakan bahwa karyawan mereka merupakan suatu alat pencapaian atas keinginan tersebut. Namun dikarenakan setiap orang berbeda dan cara pandang
yang kedua terkesan sangat subyektif, kita dapat mendefinisikan QWL dalam kaitannya dengan persepsi karyawan terhadap kesejahteraan fisik dan psikis mereka di
tempat kerja. Secara teori, QWL itu sangat sederhana. QWL berpengaruh terhadap
pemberian kesempatan bagi para karyawan untuk membuat keputusan tentang pekerjaanan mereka, desain dari tempat bekerja, serta apa yang mereka butuhkan
untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif. Hal itu mensyaratkan para manajer untuk dapat memperlakukan para karyawan dengan lebih bermartabat. Dalam hal ini
fokusnya adalah karyawan dan melaksanakan manajemen bisnis secara bersama- sama.
Cascio 2006 menyebutkan bahwa untuk merealisasikan QWL secara berhasil diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Manajer seharusnya dapat menjadi seorang pemimpin yang baik serta dapat
menjadi pembimbing karyawannya, bukan sebagai ” Bos” dan diktator.
2. Keterbukaan dan kepercayaan, kedua faktor tersebut merupakan persyaratan
utama dalam penerapan konsep QWL dalam manajemen.
3. Informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan manajemen harus diinformasikan
kepada karyawan dan saran-saran dari para karyawan harus diperhatikan secara serius.
4. QWL harus dilakukan secara berkelanjutan mulai dari proses pemecahan
masalah yang dihadapi oleh manajemen dan para karyawan hingga sampai membentuk mitra kerja diantara mereka.
5. QWL tidak dapat dilaksanakan secara sepihak oleh manajemen saja, melainkan
peran serta seluruh karyawan perlu ditingkatkan. Hampir semua program QWL memiliki empat sasaran umum, yaitu:
1. Program QWL mencoba menciptakan organisasi yang lebih demokratis di mana
setiap orang memiliki suara yang besar terhadap sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya.
2. Program QWL mencoba memberikan andil imbalan finansial dari organisasi
sehingga setiap orang mendapatkan manfaat dari kerjasama yang lebih besar, produktivitas yang tinggi, dan meningkatkan probabilitas.
3. Program QWL mencoba mencari cara untuk menciptakan keamanan kerja yang
lebih besar dengan meningkatkan daya hidup organisasi dan lebih meningkatkan hak karyawan.
4. Program QWL mencoba meningkatkan pengembangan individu dengan
menciptakan kondisi yang mendukung terhadap pertumbuhan pribadi. Menurut Mangkuprawira 2009, kualitas kehidupan kerja merupakan tingkat
kepuasan, motivasi, keterlibatan dan pengalaman komitmen perseorangan mengenai kehidupan mereka dalam bekerja. QWL juga berarti derajat dimana individu sanggup
memuaskan kebutuhan individunya. Menurut Siagian 2004, QWL ialah suatu proses dimana organisasi bersikap tanggap terhadap kebutuhan para karyawannya melalui
pengembangan mekanisme tertentu yang memungkinkan mereka terlibat penuh dalam mengambil keputusan tentang hidupnya di tempat kerjanya.
Bagi karyawan pada umumnya, bekerja merupakan bagian dari seluruh usahanya untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memuaskan berbagai
kebutuhan dan kepentingannya. Oleh karena itu sebagai imbalan berkarya, para karyawan tidak lagi hanya mendambakan imbalan yang bersifat kebendaan, tetapi
juga menyangkut pemuasan kepentingan keamanan, social atau afiliasi, pemilikan kekuasaan simbol-simbol status dan kesempatan untuk mengembangkan potensi.