Konsep Basis Ekonomi Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

2.3 Konsep Basis Ekonomi

Menurut Glasson 1977, perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor, yaitu kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis basic activities adalah kegiatan yang mengekspor barang dan jasa ke tempat di luar batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan, atau yang memasarkan barang dan jasanya kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan bukan basis non-basic activities adalah kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan ini tidak mengekspor barang jadi, luas lingkup produksi dan daerah pasar terutama bersifat lokal. Budiharsono 2005 mengatakan bahwa terdapat dua metode pengukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non basis, yaitu 1 metode pengukuran langsung dan 2 metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat dilakukan dengan survei langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat. Namun, metode ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Mengingat hal tersebut, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggunakan metode pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran tidak langsung, yaitu ; 1 metode melalui pendekatan asumsi ; 2 metode location quotient ; 3 metode kombinasi 1 dan 2 ; dan 4 metode kebutuhan minimum. Dari keempat metode di atas, yang lebih baik digunakan dalam menentukan apakah sektor tersebut basis atau tidak, adalah menggunakan metode Location Quotient Budiharsono 2005.

2.4 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

Penentuan komoditas hasil tangkapan unggulan pada suatu daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan perikanan yang berpijak pada konsep efisiensi. Hal ini dimaksudkan untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan yang akan dihadapi oleh rakyat Indonesia. Langkah menuju efisiensi dapat ditempuh dengan menggunakan komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif, baik ditinjau dari sisi penawaran maupun permintaan. Dari sisi penawaran komoditas ikan unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhan pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi nelayan yang dapat dijadikan andalan untuk meningkatkan pendapatan. Dari sisi permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar, baik pasar domestik maupun pasar internasional Syafaat dan Supena 2000. Berbagai pendekatan dan alat analisis telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi komoditas ikan unggulan, yaitu menggunakan beberapa kriteria teknis dan non teknis dalam memenuhi aspek permintaan dan penawaran Hendayana 2003 . Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga dalam memilih metode analisis untuk menentukan komoditas ikan unggulan perlu dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis komoditas hasil tangkapan unggulan adalah metode location quotient LQ. Location Quotient LQ merupakan suatu indikator sederhana yang menunjukkan “kekuatan” atau besar kecilnya peranan suatu sektor di dalam suatu daerah dibandingkan dengan peranan sektor yang sama di daerah lain Budhiharsono 2005.

2.5 Strategi Pengembangan