Analisis strategis pengembangan subsektor perikanan tangkap

Selisih antara kedua nilai tersebut kemudian dibagi tiga. Hasil yang didapatkan adalah merupakan selang yang digunakan dalam penentuan kelas komoditas unggulan, kelas komoditas netral dan kelas komoditas non unggulan. Skor tertinggi didapatkan sebesar 20 dan skor terendah sebesar 8. Selisih antara kedua nilai tersebut adalah 12, kemudian dibagi tiga dan hasil yang didapatkan adalah 4. Selang untuk komoditas unggulan adalah 17-20, selang untuk komoditas netral adalah 13-16 dan selang untuk komoditas non unggulan adalah 8-12.

4.6.6 Analisis strategis pengembangan subsektor perikanan tangkap

Perencanaan pembangunan wilayah berbasis perikanan tangkap secara terpadu di Pekalongan dapat dirumuskan melalui analisis SWOT. Hasil analisis SWOT dapat digunakan untuk menetapkan suatu kebijakan pengembangan perikanan tangkap di wilayah Kota Pekalongan dalam jangka pendek. Analisis ini dapat menjawab permasalahan perikanan tangkap dan menghindari permasalahan baru. Pada gilirannya pembangunan terpadu dapat meningkatkan produksi ikan, konsumsi ikan, pemasaran hasil perikanan, pendapatan nelayan, memperluas lapangan kerja, memberikan dukungan terhadap pembangunan bidang industri tanpa melupakan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal dan eksternal yang dihadapi suatu sektor. Faktor internal tersebut antara lain keadaan sumberdaya, lingkungan, operasional dan pemasaran, sedangkan faktor eksternal terdiri dari analisis pasar, masyarakat, pemerintah, sektor lain di wilayah pesisir dan kelembagaan. Analisis SWOT umumnya memiliki kelebihan, yakni sederhana, fleksibel, menyeluruh, menyatu, mengkolaborasi dan menghasilkan perencanaan terpadu. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor di dalam dan di luar komponen atau sistem perikanan secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi perencanaan terpadu. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Rangkuti 1997 mengemukakan bahwa matrik SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan strategi, yaitu SO, ST, WO dan WT. Masing-masing strategi tersebut, sebagai berikut: 1 Strategi SO Strength-Opportunity Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran suatu sektor, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2 Strategi ST Strength-Threat Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. 3 Strategi WO Weakness-Opportunity Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4 Strategi WT Weakness-Threat Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Penggambaran matrik SWOT yang disusun dengan peluang dan ancaman ekternal dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Matrik SWOT Internal Eksternal Strengths S Tentukan faktor-faktor kekuatan Internal Weakness W Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Opportunities O Tentukan peluang eksternal

I. Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

III. Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats T Tentukan ancaman eksternal

II. Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

IV. Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber : Rangkuti 1997. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa masing-masing faktor, yaitu faktor internal dan eksternal selalu dikaitkan. Matrik SWOT dapat mengilustrasikan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh suatu perusahaan dapat dipertemukan dengan kelemahan dan kekuatan internal untuk menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategis. Empat kemungkinan tersebut yaitu SO, ST, WO dan WT. Pada Gambar 4 dapat terlihat terdapat empat kuadran pada Diagram Analisis SWOT. 3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi turn around agresif 4. Mendukung 2. Mendukung strategi defensif strategi diversifikasi Gambar 4 Diagram analisis SWOT Rangkuti 1997. Berikut adalah uraian dari Gambar 4 di atas : Kuadran 1 : Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy. Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara stratifikasi diversifikasi produk. Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dipihak lain, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan Peluang Ancaman Kelemahan Kekuatan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Untuk membuat analisis SWOT, dibutuhkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi suatu wilayah. Analisis lingkungan internal dan eksternal dilakukan dengan membuat matriks Evaluasi Faktor Internal Internal Factor Evaluation – IFE dan Evaluasi Faktor Eksternal External Factor Evaluation – EFE. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE, yaitu : a Menyusun daftar faktor-faktor yang dianggap berpengaruh penting sebagai faktor internal dan eksternal subsektor perikanan tangkap Kota Pekalongan. Faktor-faktor strategis internal dan faktor-faktor strategi eksternal dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2 Faktor strategi internal Faktor Strategi Internal Kekuatan A. Kesempatan kerja cukup besar di subsektor perikanan tangkap

B. Sarana dan prasarana pelabuhan cukup lengkap

C. Terdapatnya komoditas hasil tangkapan unggulan

D. Kontribusi perikanan tangkap besar terhadap PDRB Kota Pekalongan Kelemahan

E. Kualitas SDM rendah F. Potensi sumberdaya laut rendah G. Regulasi perikanan dari pemerintah yang berbelit-belit H. Kurangnya pendampingan kepada nelayan Tabel 3 Faktor strategi eksternal Faktor Strategi Eksternal Peluang A. Jumlah SDM nelayan tinggi B. Tingkat permintaan dari luar terhadap produk perikanan tinggi C. Adanya laboratorium pengujian mutu hasil perikanan D. Terdapat kapal khusus pengangkut ikan Ancaman E. Persaingan pasar dengan daerah lain F. Harga BBM untuk unit penangkapan ikan yang cukup tinggi G. Adanya sindikat penjualan ikan di tengah laut H. Banyak nelayan yang melakukan pendaratan hasil tangkapannya di tempat lain b Penilaian bobot setiap faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal; konsisten dalam subsektor perikanan tangkap Kota Pekalongan. Pembobotan bertujuan untuk mengkuantifikasi faktor-faktor internal maupun faktor-faktor eksternal yang telah dianalisis. Rentang nilai bobot yang digunakan adalah satu sampai tiga. Aturan yang digunakan dalam pengisian kolom adalah: 1 = jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal 2 = jika faktor horizontal sama penting dengan faktor vertikal 3 = jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus Kinnear dan Taylor 1996 diacu dalam Dewi 2008 а = ⅀ Keterangan : а : Bobot variabel ke-i Xi : Nilai variabel ke-i i : A, B, C, .......n n : jumlah faktor-faktor strategis Penilaian bobot faktor stategis internal dan faktor strategis eksternal masing- masing dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Tabel 4 Penilaian bobot faktor strategis internal Faktor Strategis Kekuatan Kelemahan Total Bobot Internal A B C D E F G H Kekuatan Indikator A Xa Indikator B Xb Indikator C Xc Indikator D Xd Kelemahan Indikator E Xe Indikator F Xf Indikator G Xg Indikator H Xh Total Σxi Tabel 5 Penilaian bobot faktor strategis eksternal Faktor Strategis Peluang Ancaman Total Bobot Eksternal A B C D E F G H Peluang Indikator A Xa Indikator B Xb Indikator C Xc Indikator D Xd Ancaman Indikator E Xe Indikator F Xf Indikator G Xg Indikator H Xh Total Σxi c Selanjutnya adalah membuat matriks Internal Factor Evaluation IFE dan matriks External Factor Evaluation EFE. Pemberian bobot pada setiap faktor dimulai dari 0,0 tidak penting sampai 1,0 sangat penting. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan seberapa penting faktor tersebut untuk menunjang keberhasilan. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0. Pembobotan ditempatkan pada kolom kedua matriks. d Penentuan peringkat terhadap variabel-variabel hasil analisis situasi dilakukan dengan skala berikut : Nilai untuk matriks IFE, skala peringkat yang digunakan yaitu : 1 = sangat lemah 3 = kuat 2 = lemah 4 = sangat kuat Nilai untuk matriks EFE, skala peringkat yang dibutuhkan yaitu : 1 = rendah 3 = tinggi 2 = sedang 4 = sangat tinggi e Tiap peringkat dikalikan masing-masing bobotnya untuk setiap variabel, sehingga dapat ditentukan nilai yang dibobot. f Nilai yang dibobot dari setiap variabel dijumlahkan untuk menentukan nilai bobot total bagi subsektor perikanan tangkap di Kota Pekalongan. Matriks internal factor evaluation dan matriks external factor evaluation dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6 Matriks Internal Factor Evaluation IFE Faktor Strategi Internal Bobot Nilai Nilai Dibobot Kekuatan A. Kesempatan kerja cukup besar di subsektor perikanan tangkap

B. Sarana dan prasarana perikanan tangkap yang

cukup lengkap C. Terdapatnya komoditas hasil tangkapan unggulan D. Kontribusi perikanan tangkap besar terhadap PDRB Kota Pekalongan Kelemahan E. Kualitas SDM rendah F. Potensi sumberdaya laut kurang G. Regulasi perikanan dari pemerintah berbelit-belit H. Kurangnya pendampingan kepada nelayan Total 1 ……… Tabel 7 Matriks External Faktor Evaluation EFE Faktor Strategi Eksternal Bobot Nilai Nilai yang Dibobot Peluang A. Jumlah sumberdaya nelayan tinggi B. Tingkat permintaan dari luar terhadap produk perikanan yang tinggi C. Adanya Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Perikanan D. Terdapat kapal khusus pengangkut ikan Ancaman E. Persaingan pasar dengan daerah lain F. Harga BBM untuk unit penangkapan ikan yang cukup tinggi G. Adanya sindikat penjualan ikan di laut H. Banyak nelayan mendaratkan ikan ditempat lain Total 1 g Nilai bobot berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Nilai lebih kecil dari 2,5 menunjukkan bahwa posisi internal dan eksternal lemah, sedangkan nilai bobot total di atas 2,5 menunjukkan bahwa posisi internal dan eksternalnya berada pada tingkat yang kuat. Nilai bobot yang berada pada nilai 2,5 menunjukkan situasi eksternal dan internalnya berada pada posisi rata-rata. Pemilihan alternatif strategi yang terbaik dilakukan dengan memberikan nilai dan ranking sesuai dengan tingkat kepentingannya. Pemberian nilai ini diberikan kepada setiap unsur SWOT dan pemberian ranking dilakukan dengan cara penjumlahan dari penilaian bobot setiap faktor strategis internal dan eksternal yang didapat dari jawaban para responden.

4.7 Batasan Konsep dan Pengukuran