Produktivitas subsektor perikanan tangkap Kota Pekalongan

6.1.3 Produktivitas subsektor perikanan tangkap Kota Pekalongan

Keragaan perikanan tangkap suatu daerah dapat diketahui yaitu dengan melihat tingkat produktivitas perikanan tangkap daerah tersebut. Berkembangnya perikanan tangkap Kota Pekalongan dipengaruhi oleh besarnya nilai produktivitas per trip penangkapan ikan, produktivitas per unit penangkapan ikan dan produktivitas per nelayan Kota Pekalongan. a Produktivitas per trip penangkapan ikan Perkembangan produktivitas per trip penangkapan ikan purse seine dan gillnet di Kota Pekalongan mengalami penurunan selama periode tahun 2003- 2008. Penurunan produktivitas purse seine per trip penangkapan terlihat tajam, yaitu dari 10,39 ton per tahun pada tahun 2003 menjadi 3,77 ton per tahun pada tahun 2008. Sementara penurunan produktivitas gillnet per trip penangkapan ikan hampir mendatar, yaitu 3,48 ton per tahun pada tahun 2003 menjadi 3,19 ton per tahun pada tahun 2008. Produktivitas per trip penangkapan di Kota Pekalongan dapat dilihat secara terperinci pada Tabel 16. Berdasarkan Gambar 11, model persamaan linear yang didapatkan dari grafik hubungan antara tahun dan produktivitas per trip penangkapan ikan Kota Pekalongan yaitu untuk alat tangkap purse seine persamaannya adalah y = -1,475x + 12,49 dan untuk alat tangkap gillnet persamaannya adalah y = -0,110x + 4,206. Hal ini menjelaskan bahwa setiap tahunnya produktivitas per trip penangkapan ikan purse seine dan gillnet Kota Pekalongan mengalami penurunan sebesar 1,475 dan 0,11 satuan. Tabel 16 Produktivitas per trip penangkapan ikan Kota Pekalongan tahun 2003- 2008 ton per trip Tahun Pukat cincin Jaring insang 2003 10,39 3,48 2004 9,00 3,72 2005 10,85 3,75 2006 5,34 6,93 2007 4,65 1,85 2008 3,77 3,19 Sumber : Data diolah, 2011. Gambar 11 Kecenderungan produktivitas per trip penangkapan ikan Pekalongan tahun 2003-2008. b Produktivitas per unit penangkapan ikan Perkembangan produktivitas per unit penangkapan ikan Kota Pekalongan setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan jumlah alat tangkap yang ada di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun semakin menurun, sehingga menyebabkan penurunan volume produksi disetiap tahunnya. Produktivitas unit penangkapan pukat cincin pada tahun 2004 bernilai 113,14 ton per unit dan menurun terus hingga tahun 2008 menjadi 98,06 ton per unit. Produktivitas unit penangkapan gillnet pada tahun 2004 mencapai 20,10 ton per unit dan menurun hingga tahun 2008 menjadi 18,87 ton per unit. Produktivitas unit penangkapan purse seine dan gillnet selama periode tahun 2004-2008 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 17. Berdasarkan Gambar 12, model persamaan linear yang didapatkan dari grafik hubungan antara tahun dan produktivitas per unit penangkapan ikan Kota Pekalongan yaitu untuk alat tangkap purse seine persamaannya adalah y = -4,709x + 112.4 dan untuk alat tangkap gillnet persamaannya adalah y = -0,781x + 23,86. Hal ini menjelaskan bahwa setiap tahunnya produktivitas per unit penangkapan ikan purse seine dan gillnet Kota Pekalongan mengalami penurunan sebesar 4,709 dan 0,781 satuan. y = -1.4754x + 12.497 y = -0.1104x + 4.2063 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 2003 2004 2005 2006 2007 2008 P r o d u k tiv it a s t o n p e r t ri p Tahun Pukat cincin Jaring insang Tabel 17 Perkembangan produktivitas per unit penangkapan ikan Kota Pekalongan tahun 2004-2009 ton per unit Tahun Pukat cincin Jaring Insang 2004 113,14 20,10 2005 108,51 25,09 2006 89,49 26,26 2007 87,33 14,53 2008 79,42 21,93 2009 98,06 18,87 Sumber : Data diolah, 2011. Gambar 12 Kecenderungan produktivitas per unit penangkapan ikan Kota Pekalongan pada periode tahun 2004-2009. c Produktivitas per nelayan Produktivitas nelayan di Kota Pekalongan secara umum memiliki trend yang menurun. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah nelayan dan volume produksi pada periode tahun 2003-2009. Produktivitas nelayan pada tahun 2003 mencapai 3 ton per orang, menurun pada tahun 2009 menjadi 1 ton. Produktivitas nelayan Kota Pekalongan tahun 2003-2009 dapat dilihat secara rinci pada Tabel 18. Berdasarkan Gambar 13, model persamaan linear yang didapatkan dari hubungan antara tahun dan produktivitas per nelayan Kota Pekalongan adalah y = -0,3078x + 3,7601. Hal ini menjelaskan bahwa setiap tahunnya produktivitas nelayan Kota Pekalongan mengalami penurunan sebesar 0,3078 satuan. y = -4.7096x + 112.48 y = -0.7814x + 23.864 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 P r o d u k tiv it a s t o n p e r u n it Tahun Pukat cincin Tabel 18 Perkembangan produktivitas nelayan Kota Pekalongan tahun 2003-2009 ton per orang Tahun Produktivitas nelayan 2003 2.89 2004 3.07 2005 3.09 2006 3.09 2007 2.98 2008 1.46 2009 1.13 Sumber : Data diolah, 2011. Gambar 13 Kecenderungan produktivitas nelayan Kota Pekalongan tahun 2003- 2009. 6.2 Kondisi Perekonomian Kota Pekalongan Kondisi perekonomian daerah yang semakin membaik ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah guna perbaikan perekonomian daerah selama beberapa tahun setelah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia nampaknya sudah menunjukkan hasil sejak tahun 2000 hingga sekarang. Hal ini terlihat dengan adanya pertumbuhan ekonomi dari tahun 2000 terus meningkat dan berada di atas 3 persen. Keadaan ekonomi Kota Pekalongan tidak berbeda jauh dari kondisi ekonomi secara nasional maupun regional Propinsi Jawa Tengah. Sektor-sektor yang memberikan sumbangan besar terhadap PDRB Kota Pekalongan mengalami y = -0.3078x + 3.7601 1 1 2 2 3 3 4 4 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 P ro d u k ti v it a s t o n p er o ra n g Tahun pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan Tahun 2009 yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni sebesar 4,78, sedangkan pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan sebesar 3,73. Pekalongan merupakan suatu wilayah yang memiliki sektor-sektor yang selalu berkoordinasi dan berjalan dengan baik, baik dari sektor pemerintahan, politik maupun ekonomi. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat peningkatan tersebut diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB, PDRB per kapita, perubahan dan laju perekonomian Kota Pekalongan.