Dalam konteks pengembangan bahan ajar buku atau modul, tahap pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul
atau buku ajar tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan peserta didik yang akan menggunakan modul atau buku ajar
tersebut. Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul atau buku ajar tersebut benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna.
Untuk mengetahui efektivitas modul atau buku ajar tersebut dalam meningkatkan hasil belajar, kegiatan dilanjutkan dengan member soal-soal
latihan yang materinya diambil dari modul atau buku ajar yang dikembangkan.
d. Disseminate Penyebarluasan
Pada konteks pengembangan bahan ajar dalam hal ini adalah LKS, tahap dissemination dilakukan dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui
pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan peserta didik. Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh respons, umpan balik
terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik maka baru dilakukan pencetakan dalam
jumlah banyak dan pemasaran supaya bahan ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.
19
Berdasarkan jabaran mengenai langkah pengembagan LKS tersebut dan berdiskusi dengan pembimbing penelitian, langkah-langkah penelitian
pengembangan kali ini sudah cukup sampai pada langkah terakhir yaitu development perancangan. Sehingga langkah tersebut menjadi Define
Pendefinisian, Design Perancangan, dan Develop Pengembangan atau bisa disingkat menjadi 4D.
19
Endang Mulyatiningsih, Riset Terapan: Bidang Pendidikan dan Teknik Yogyakarta: UNY Press, 2011, h.179
B. Model Concept Attainment
Model pembelajaran Concept Attainment adalah suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep
tertentu.
20
Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan salah satu bentuk kelompok
model pembelajaran
pengolahan informasi,
dimana modelpembelajaran pengolahan informasi adalah model pembelajaran yang
lebih menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses, atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa
melalui proses pembelajaran.
21
1. Sintaks Model Pembelajaran Concept Attainment
Penerapan model pembelajaran Concept Attainment dalam pembelajaran menurut Joyce meliputi tiga tahap pokok, yaitu:
a. Fase Satu: Penyajian data dan identifikasi objek
1 Guru menyajikan contoh-contoh yang telah dilabeli.
2 Siswa membandingkan sifat-sifat dalam contoh positif dan negatif.
3 Siswa menghasilkan dan menguji hipotesis.
4 Siswa menyebutkan sebuah definisi menurut sifat-sifat essensial.
b. Fase Dua: Menguji pencapaian konsep.
1 Siswa mengidentifikasi tambahan contoh yang tidak dilabeli Ya atau
Tidak. 2
Guru mengonfirmasi hipotesis, nama-nama konsep, dan menyatakan kembali definisi menurut sifat-sifat esensial.
3 Siswa menghasilkan contoh-contoh.
20
Trianto, loc.cit.
21
Hamzah B Uno, Model pembelajaran Jakarta:Bumi Aksara, 2008, h.10
c. Fase Tiga: Analisis Strategi Berpikir
1 Siswa menjelaskan pemikiran-pemikiran
2 Siswa membahas peran hipotesis dan sifat-sifat
3 Siswa mendisksikan bentuk dan jumlah hipotesis.
22
2. Efek-efek Insruksional dan Pengasuhan dari Model Concept Attainment
Gambar 2.1 Efek Instruksional dan Pengiring dari Model
Concept Attainment
a. Efek Instruksional
1 Memahami sifat-sifat konsep.
2 Memahami konsep, sistem konseptual dan penerapannya.
3 Memahami strategi konsep pembelajaran.
b. Efek Pengasuhan
1 Memiliki Fleksibilitas konseptual.
2 Memiliki Landasan Pemikiran Induktif.
3 Memiliki Toleransi Ambiguitas.
22
Bruce Joyce, et al., Models of Teaching Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h.164-179
C. Konsep Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
1. Konsep Persamaan Linear Satu Variabel
Pertama-tama coba perhatikan kalimat model matematika berikut ini, dan
x sebagai variabel, jika di substitusikan dengan sembarang bilangan misal 5, kalimat tersebut menjadi
, maka kalimat tersebut bernilai salah. Sebaliknya, jika di substitusikan dengan bilangan 4, kalimat tersebut akan
menjadi , maka kalimat tersebut akan bernilai benar.
Perbedaan dari bentuk kalimat matematika diatas yaitu kalimat matematika
dapat bernilai benar atau salah. Dengan kata lain kalimat tersebut belum memliki suatu nilai kebenaran, dapat bernilai benar maupun
dapat bernilai salah. Kalimat yang belum memiliki nilai kebenaran disebut kalimat terbuka. Sedangkan kalimat yang bernilai benar atau salah disebut
kalimat tertutup atau kalimat pernyataan. Kalimat terbuka sendiri masih memiliki banyak jenisnya, coba perhatikan
beberapa kalimat terbuka berikut ini: dan
, , dan
, ,
dan Perbedaan dua kalimat terbuka yang pertama diatas yaitu kalimat
hanya memiliki satu variable sedangkan kalimat memiliki
dua variable. Lalu perbedaan dari tiga kalimat terbuka yang kedua yaitu kalimat
variabelnya berpangkat satu sedangkan dua lainnya variabelnya berpangkat lebih dari satu.
Kemudian perbedaan dari tiga bentuk kalimat terbuka ketiga yaitu kalimat
dihubungkan dengan tanda sama dengan “=” sedangkan dua lainnya dihubungkan dengan tanda pertidak samaan “
“.
Kalimat terbuka yang hanya mempunyai satu variable dan variabelnya berpangkat satu serta dihubungkan dengan tanda sama
dengan disebut Persamaan Linear Satu Variabel.
23
2. Konsep Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Pertama-tama coba perhatikan kalimat model matematika berikut ini, dan
x sebagai variabel, jika di substitusikan dengan sembarang bilangan misal 5, kalimat tersebut menjadi
, maka kalimat tersebut bernilai salah. Sebaliknya, jika di substitusikan dengan bilangan 4, kalimat tersebut akan
menjadi , maka kalimat tersebut akan bernilai salah.
Perbedaan dari bentuk kalimat matematika diatas yaitu kalimat matematika
dapat bernilai benar atau salah. Dengan kata lain kalimat tersebut belum memliki suatu nilai kebenaran, dapat bernilai benar maupun
dapat bernilai salah. Kalimat yang belum memiliki nilai kebenaran disebut kalimat terbuka. Sedangkan kalimat yang bernilai benar atau salah disebut
kalimat tertutup atau kalimat pernyataan.
Kalimat terbuka sendiri masih memiliki banyak jenisnya, coba perhatikan beberapa kalimat terbuka berikut ini :
dan ,
, dan ,
, dan
23
Dewi Nurhaeni dan Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya Jakarta: Dikma, 2012, h.58