Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Keberadaan wanita bercadar masih belum dapat diterima secara penuh oleh masyarakat, terdapat persepsi negatif terhadap wanita bercadar. Masyarakat memiliki pandangan bahwa wanita bercadar merupakan sekelompok orang yang tertutup serta sebagai aliran atau kelompok keras, sehingga penggunaan pakaian bercadar dianggap mengganggu proses hubungan antar pribadi masyarakat. 9 Wanita bercadar akhirnya tidak memiliki tempat di masyarakat. Padahal jilbab yang disertai dengan cadar yang mereka kenakan merupakan simbol ketaatan kepada Allah SWT. Selain itu, cadar dijadikan sebagai pelindung ekstra dalam ruang sosial mereka termasuk di kota yang telah menuju metropolitan dengan mayoritas tidak menggunakan cadar. Maka dari itu, dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat agar penggunaan cadar ini tidak disalah artikan dan diterima oleh masyarakat sebagai hal yang positif. Hal inilah yang menjadi dasar founder Pendiri Komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB Ummu Nida beserta para chapter cabang perhimpunan yang tersebar di Indonesia. Walaupun ditengah-tengah perdebatan wajib atau tidaknya penggunan cadar. Komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB saling bahu membahu mensosialisasikan jilbab bercadar kepada para wanita muslimah, agar penggunaannya tidak disalah artikan seperti halnya menganggap bahwa wanita bercadar pengikut salah satu kelompok keras, serta membuktikan walaupun wanita menggunakan cadar tidak akan menghambat hubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Komunitas wanita Indonesia bercadar merupakan salah satu pelopor komunitas bercadar di Indonesia. Komunitas ini merupakan komunitas muslimah 9 Mutiara Sukma Novri, “Konstruksi Makna Cadar Oleh Wanita Bercadar Jamaah Pengajian Masjid Umar Bin Khattab Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Pekanbaru,” Jom Fisip,Vol 3 No. 1, Februari 2016, h. 2. yang didirikan pada 1 September 2014 dengan tujuan menjadi sarana dakwah untuk mensosialisasikan jilbab berikut cadar, agar masyarakat lebih mengenal dan nyaman dengan sunnah cadar, mencoba meminimalisir stigma negatif yang melekat pada wanita bercadar serta masyarakat dapat memahami bahwa cadar itu dipakai untuk menjaga diri. 10 Dalam melakukan kegiatan dakwahnya, Wanita Indonesia Bercadar WIB menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai rujukan utama. Selain itu juga komunitas WIB ini memiliki visi mensosialisasikan jilbab berikut cadar sehingga menjadi pakaian muslimah dan berkurangnya stigma negatif yang beredar di masyarakat. 11 Komunitas Wanita Indonesia Bercadar ini mengalami kesulitan karena, masyarakat masih tidak perduli terhadap hal tersebut. Maka dari itu, dalam melakukan kegiatan sosialisasi ini harus memiliki suatu strategi yang efektif. Strategi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi communication planning dan manajemen komunikasi management communication untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan approach bisa berbeda sewaktu-waktu, tergantung kepada situasi dan kondisi. Bisa dikatakan, dalam menentukan sebuah langkah, sangat diperlukan strategi komunikasi sebelumnya. Agar pesan dapat tersampaikan secara efektif hingga tercapainya tujuan secara umum. 12 Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa adanya strategi, karena 10 Wawancara Pribadi dengan anggota WIB Depok Ukhty Farah, Depok, 10 Juni 2016. 11 http:www.wanitaindonesiabercadar.com, diakses pada 15 Maret 2016, pukul 16.00 WIB. 12 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 29. pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak lepas dari strategi. Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi, dan tenaga. Maka dari itu, strategi komunikasi sangat dibutuhkan agar kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan. Dari beberapa pernyataan di atas, untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan penutup wajah bagi wanita muslimah sehingga hanya terlihat mata saja. Dengan alasan inilah dapat dibahas masalah yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam Mensosialisasikan Jilbab Bercadar ”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan ini lebih terarah, maka penulis memfokuskan pada kegiatan komunikasi yang berkaitan dengan strategi komunikasi yang digunakan oleh komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar. 2. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah pokok yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana perumusan strategi komunikasi yang digunakan komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar? b. Bagaimana implementasi strategi komunikasi yang digunakan komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar? c. Bagaimana evaluasi strategi komunikasi yang digunakan komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian, sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok masalah yang penulis paparkan diatas, maka ada beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini, antara lain: a. Untuk mengetahui perumusan strategi komunikasi yang digunakan oleh komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar. b. Untuk menganalisis implementasi strategi komunikasi yang digunakan oleh komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar . c. Untuk menganalisis evaluasi strategi komunikasi yang digunakan oleh komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar 2. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain: a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam bidang studi dakwah dan komunikasi, khususnya dalam kajian yang berkaitan dengan strategi komunikasi. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, masukan dan pendapat bagi penulis dan khususnya untuk komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB agar lebih baik dalam mensosialisasikan jilbab bercadar dari sebelumnya, sehingga muslimah Indonesia tergugah hatinya lebih menutup diri sesuai syari’at Islam. Serta menambah ilmu bagi mahasiswa dakwah dan komunikasi yang berminat dalam kajian komunikasi pada umumnya.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah. Maka langkah awal yang penulis lakukan adalah mengkaji lebih dahulu terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Adapun setelah penulis mengadakan suatu tinjauan kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa judul yang penelitiannya memiliki kemiripan dengan apa yang penulis teliti. Judul-judul tersebut antara lain: Dian Putra menyimpulkan bahwa agar mensosialisasikan busana islami terlaksana dengan baik, sangat dibutuhkan strategi komunikasi Harold D. Lasswell yang menyatakan bahwa proses komunikasi yang unggul adalah dengan menjawab pertanyaan :”who says what in which channel to whom with what effect?” komunikasi ini akan berjalan lancar dan sesuai sasaran bila setiap komponen yang dikatakan Lasswell dipadukan. Strategi yang digunakan adalah dengan media atau komunikasi secara langsung. 13 Popy Oktarini menyimpulkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh Majelis Dhuha dalam mensosialisasikan program adalah menggunakan teori Harold D. Laswell bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek, dalam hal ini Majelis Dhuha menggunakan beberapa media diantaranya adalah brosur, koran, televisi, dvd dan buku. 14 Nany Suuryaningsih menyimpulkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan Layanan Kesehatan Umat dalam mensosialisasikan program wakaf tunai ambulance plus adalah menggunakan model perencanaan strategi komunikasi lima langkah dimana dalam model ini terdiri atas lima tahap yakni: penelitian research, perencanaan plan, pelaksanaan execute, pengukuranevaluasi measure dan pelaporan report. 15 13 Dian Putra, “Strategi Komunikasi Rumah Busana Ranti dalam Mensosialisasikan Busana Islami,” Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,UIN Jakarta,2011, hal i. 14 Popy Oktarini, “Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam Mensosialisasikan Program Majelis Dhuha,” Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,UIN Jakarta, 2013, hal i. 15 Nany Suryaningsih, Strategi Komunikasi Layanan Kesehatan Umat LKU dalam Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai Ambulance Plus di Masjid An-Nashr Bintaro,” Jakarta : Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,UIN Jakarta, 2013, hal i.