Penggunaan Media Massa Implementasi Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Indonesia

b Media Cetak Selain menggunakan media online, WIB pun menggunakan media cetak yaitu buku dalam mensosialisasikan jilbab bercadar. Buku yang berjudul “Generasi Ghuroba’: orang-orang yang terasing” ditulis oleh Ririn Irya dan FP Wanita Indonesia Bercadar. Ririn Irya merupakan salah satu anggota WIB cabang Riau, yang masih aktif hingga saat ini. Buku karangan Ririn Irya tersebut merupakan salah satu buku yang best seller 2015 versi penerbit Meta Kata. Gambar 4.3 Buku karya Ririn Irya dan FP Wanita Indonesia Bercadar 17 Buku merupakan wahana utama dalam pertukaran ide atau informasi, dan sebagai wahana utama dalam mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi baru. Buku ini sangat membantu WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar, karena buku ini mengupas secara mendalam dan detail tentang jilbab, khimar dan cadar. Buku Generasi Ghuroba’: orang-orang yang terasing terdiri dari 15 sub bab, 151 halaman. 17 Sumber: https:www.facebook.comwanitaindonesiabercadardiakses pada 20 Juni 2016. Dalam bab pertama, buku ini berisi tentang Ghuroba’ maksudnya adalah orang-orang yang memperbaiki memuliakan ajaran Nabi berupa mengamalkan ajaransunnah tersebut. Bab kedua, buku ini berisi tentang sifat orang-orang yang asing di masyarakat yaitu mereka yang memiliki kesalehan menuntunnyauntuk mengenal Allah sebagimana dia tahu tempat-tempat kemurkaannya. Bab ketiga, memberikan penjelasan mengenai ayat tentang wajibnya berhijab seperti surat An-Nur ayat 31. Bab keempat, berisi tentang surat cinta untuk para muslimah berupa mengingatkan pentingnya berjilbab dan belajar cara mencintai jilbab. Bab kelima, memberikan pengetahuan mengenai kewajiban berhijab bagi perempuan, bahwasanya hijab memiliki berbagai hikmah, keutamaan dan manfaaat yang besar. Bab keenam, menjelaskan mengenai perbedaan jilbab, khimar, kerudung dan hijab serta syarat-syarat hijab syar’i. Bab ketujuh, menginformasikan mengenai fenomena jilboobs sindiran untuk wanita yang mengenakan jilbab tapi masih hobi berbusana seksi yang dapat merusak citra muslimah, Bab kedelapan, memberitahukan 10 kejelekan bertabarruj berhias bagi muslim yang tidak baik dilakukan oleh para kaum wanita muslimah. Bab kesembilan, mengenalkan hukum cadar berupa dalil-dalil para ulama yang mewajibkan dan tidak mewajibkan penggunaan cadar. Bab kesepuluh, memberitahukan hukum cadar menurut keempat Imam Madzhab yaitu madzhab hanafi yang berpendapat bahwa wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah, kemudian madzhab maliki yang berpendapat bahwa wajah wanita bukan aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah, lalu madzhab syafi’i yang berpendapat bahwa aurat wanita di depan lelaki bukan mahramnya adalah seluruh tubuh, sehingga wajib wanita memakai cadar di hadapan lelaki bukan mahramnya, dan madzhab hambali, berpendapat bahwa memakai cadar dan juga jilbab bukanlah sekedar budaya Timur Tengah namun budaya Islam dan ajaran Islam yang sudah diajarkan oleh para ulama Islam sebagai pewaris para Nabi yang memberikan pengajaran kepada seluruh umat Islam. Bab kesebelas, memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui tentang cadar seperti cadar bukan tolak ukur kesalehan wanita, anggapan bahwa memakai cadar maka harus memakai cadar seterusnya adalah keliru, jika tidak bisa memakai seterusnya, maka tidak ada salahnya jika selang-seling memakainya. Bab kedua belas, menjelaskan tentang hal-hal yang dikhawatirkan wanita jika bercadar seperti takut celaan manusia bahwa ia ekstrim dalam agama, dalam buku ini mencoba memberikan saran terhadap hal tersebut. Bab ketiga belas, memberitahukan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika sudah bercadar seperti lebih ramah terhadap orang lain khususnya sesama wanita walaupun yang belum bercadar ataupun berhijab syar’i ataupun jangan pernah merasa lebih mulia hanya dengan memakai cadar. Bab keempat belas, memberikan pemahaman karier wanita dalam perspektif Islam bahwasanya dienul Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaankarier yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di dalam pekerjaan, kesuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaanya, dan ketenangan serta menjaga dari pelecehan dan pencampakan bagi wanita. Bab kelima belas, selain itu buku ini juga memuat berbagai cerita atau kisah nyata inspiratif para Muslimah yang mengenakan cadar yang bersumber dari wordpress. Maka dari itu, dengan adanya media buku ini dapat memberikan informasi mengenai jilbab bercadar serta mengurangi stigma-stigma yang beredar di masyarakat. Melalui buku ini juga menjadi sebuah pembuktian bahwa wanita bercadar juga bisa berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

C. Evaluasi Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Indonesia Bercadar WIB

dalam Mensosialisasikan Jilbab Bercadar Setelah tahap pelaksanaan strategi dilaksanakan, maka tahap akhir yang dilakukan adalah evaluasi strategi. Evaluasi diperlukan untuk mengukur seberapa besar keberhasilan yang telah dicapai dan seberapa besar kegagalan yang diperoleh. Dengan mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan dari program yang telah direncanakan, hal ini mampu menjadi tolak ukur untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dituju dapat tercapai. Dalam tahap evaluasi faktor internal dan eksternal yang dilakukan oleh komunitas WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar, ditemukan bahwasanya dari sisi internal WIB ada beberapa faktor diantaranya adalah masalah keterbatasan waktu dan SDM yang kurang memadai dalam mengkoordinir program, karena masing-masing anggota banyak yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan memiliki anak. Maka dari itu, sulit untuk bertemu dengan anggota yang lain. Seperti pernyataan dalam hasil wawancara dengan Ummu Nida berikut ini: “Hambatan mungkin untuk saat ini adalah waktu. Kemudian juga bertemunya dengan anggota yang lain terutama yang sudah menikah disamping ada urusan yang lebih penting yaitu mengurus anak, mengurus suami, juga saat suaminya bersedia ya ikut mengantar juga. Kalau di WIB sendiri keterbatasan SDM juga sih. Karena awal-awal hanya berdua.” 18 Tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Ummu Nida an Khofiyah, dalam hal ini ketua chapter WIB Jakarta yaitu Ukty Fitriyani mengutarakan hal yang sama bahwa masalah yang dicapai oleh internal WIB saat ini adalah keterbatasan waktu. Para member yang kebanyakan berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan memprioritaskan rumah tangganya. Maka dari itu, mereka berkomunikasi hanya melalui group whatsapp. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara berikut ini: “Kalau WIB sendiri awalnya lancar, tapi kalau untuk saat ini agak tersendat karena, ummu nida sudah punya anak jadi lebih kurang, kebetulan juga kan para membernya kebanyakan ibu-ibu di komunitas kita. Jadi mereka lebih memproritaskan rumah tangganya, kalau yang muda mudanya juga sibuk kuliah. Kalau ngadain kegiatan, setiap chapternya itu mengkoordinir setiap daerahnya melalui group whatsapp.” 19 Dalam tahap evaluasi harus menentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk proses koreksi. Proses koreksi ini dilakukan agar penentuan strategi selanjutnya lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan. Maka dari itu, evaluasi strategi komunikasi untuk faktor eksternal yang dilakukan oleh WIB itu sendiri dalam mensosialisasikan jilbab bercadar, yaitu seperti pernyataan dalam hasil wawancara dengan Ukhty Fitriyani berikut ini: “Pasti ada evaluasi maka dari itu setiap aksi ada kejadian-kejadian yang tidak terduga, misal ada yang mau dikasih jilbab ditolak. Nah itu kita evaluasi kenapa bisa seperti itu. Nah kedepannya seperti apa supaya tidak terjadi lagi seperti itu. Contoh evaluasinya yaitu jadi yang lebih aktif bicari itu yang nyamperin target. kalau ada suami mba nida biasanya sih beliau. 18 Wawancara Pribadi dengan Founder WIB Ummu Nida An Khofiyah, Depok, 4 Juni 2016. 19 Wawancara Pribadi dengan ketua chapter WIB Jakarta Ukhty Fitriyani, Ciputat, 07 September 2016. Yang lebih introvert bagian makein jilbab saja, terus penampilannya juga gapapa pake cadar yang warna cerah supaya lebih terkesan open.” 20 Tahap evaluasi yang penulis dapatkan untuk internal komunitas Wanita Indonesia Bercadar melalui wawancara langsung dengan seorang muslimah yang pernah mengikuti kegiatan sosialisasi jilbab bercadar dan Likers Facebook Fanpage Wanita Indonesia Bercadar, berikut ini: “Saya sih tadinya takut, tapi pas saya liat dan perhatiin mereka sangat baik dan terbuka dengan kami. Mereka ngga sinis dengan kami yang belum pakai cadar kaya mereka. mereka juga sama kaya kita kalau berbicara ngga menutup diri yang kaya orang-orang bilang.” 21 Mengenai tanggapan dari Wawancara Pribadi dengan Muslimah yang hadir saat kopdar yaitu Iyah bahwasanya asumsi negatif mengenai wanita bercadar yang beredar di masyarakat, tidak sebanding saat sudah mengenal wanita bercadar. hal ini diperkuat dengan tanggapan lain dari hasil wawancara berikut ini: “Menurut saya juga, seseorang yang bercadar ngga seserem pendapat yang beredar di masyarakat kok. Mereka sama aja kaya kita, cuma bedanya mereka lebih ngejaga apa yang mereka punya. Secara keseluruhan saya menilai, setidaknya lewat postingan tersebut merubah paradigma saya tentang mereka.” 22 Dari hasil wawancara di atas, narasumber mulai memahami pemakaian cadar yang telah digunakan oleh wanita bercadar adalah menjaga dan melindungi apa yang mereka punya. Sedangkan hasil observasi yang penulis lakukan melalui komen likers Facebook Fanpage Wanita Indonesia Bercadar untuk WIB itu sendiri, sebagai berikut ini: 20 Wawancara Pribadi dengan ketua chapter WIB Jakarta Ukhty Fitriyani, Ciputat, 07 September 2016. 21 Wawancara Pribadi dengan Muslimah yang hadir saat kopdar yaitu Iyah , Bekasi, 28 Mei 2016. 22 Wawancara Pribadi dengan Likers Facebook FP WIB Novitakiers, Jakarta, 7 Agustus 2016. “ Maasyaa Allaah... Allaahu yubaarik fiikunn jamiian. Semoga WIB semakin bisa menebar manfaat... menyemangati setiap muslimah berjilbab syari dan berniqab. Semoga lancar dan berkah urusan teman2 di WIB semua, aaamiin yaa Mujiibas saailiin.” 23 Salah satu likers facebook Fanpage WIB memberikan semangat kepada WIB agar dapat memberikan manfaat bagi setiap muslimah berjilbab syar’i maupun berniqab dan juga mendoakan supaya apa yang telah dilakukan oleh WIB berjalan dengan lancar dan berkah bagi semuanya. Adapun hasil lain dari observasi, sebagai berikut: “Afwan .. aku disini baru belajar memakai cadar .. ilmu ku tentang cadar masih sedikit .. aku ingin lebih tau banyak soal pemakaian cadar agar mantap hati ini..” 24 WIB dapat memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi muslimah yang baru saja berhijrah dengan menggunakan cadar. Melalui akun facebook Wanita Indonesia Bercadar, salah satu likers facebook Fanpage WIB berkeinginan mengetahui lebih banyak soal pemakaian cadar agar mantap hati dalam menjalankannya. Dilain hal, ada tanggapan likers facebook Fanpage WIB sebagai berikut: “Semoga Allah beri saya kesempatan suatu hari nanti untuk bisa belajar bersamamu wahai ukhty ...” 25 Dengan adanya sosialisasi jilbab bercadar melalui Facebook, likers facebook Fanpage WIB berkeinginan untuk dapat belajar bersama WIB jika memiliki kesempatan suatu hari nanti. Salah satu likers facebook Fanpage WIB pun memiliki keinginan yang berbeda untuk WIB, sebagai berikut: 23 Hasil observasi tanggal 10 Agustus 2016 pukul 19.00 pada Facebook Wanita Indonesia Bercadar melalui tanggapan Facebook yang bernama Ferihana Zaujatu Yoebal. 24 Hasil observasi tanggal 10 Agustus 2016 pukul 20.00 pada Facebook Wanita Indonesia Bercadar melalui tanggapan Facebook yang bernama Sani Andiani. 25 Hasil observasi tanggal 10 Agustus 2016 pukul 19.00 pada Facebook Wanita Indonesia Bercadar melalui tanggapan Facebook yang bernama Yenny Trisna.