B. Implementasi Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Indonesia
Bercadar WIB dalam Menssialisasikan Jilbab Bercadar
Implementasi strategi komunikasi merupakan proses pelaksanaan strategi komunikasi, dimana pelaksanaannya harus dengan adanya komitmen yang kuat
dan kerja sama dari para anggota komunitas Wanita Indonesia Bercadar. Hal ini dilakukan dalam melaksanakan strategi komunikasi agar pelaksanaannya tepat
pada sasaran sehingga mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam tahap implementasi strategi komunikasi komunitas Wanita
Indonesia Bercadar WIB dalam mensosialisasikan jilbab bercadar yaitu berupa bentuk aktifitas yang tertuang dalam beberapa program-program mereka yaitu
berbagi jilbab, peci, kerudung dan cadar, kopi darat muslimah, melakukan kegiatan sosial, menjadi peserta bazar dalam berbagai acara, tahsin Al-Quran
pekanan, dan membuat aneka merchandise. Dengan adanya program-program ini, proses
mensosialisasikan jilbab
bercadar bisa
berjalan. Kegiatan
mensosialisasikan jilbab bercadar juga didukung dengan adanya penggunaan media massa berupa media internet dan media cetak yaitu buku. Bentuk program
kegiatan dalam mensosialisasikan jilbab bercadar antara lain:
1. Berbagi Jilbab, Peci, Kerudung dan Cadar
Program kegiatan ini dilakukan di Car Free Day CFD 4 kota yaitu Jakarta pada tanggal 21 Desember 2014, Bandung pada tanggal 15 Februari 2016,
Bekasi dan Pangkal Pinang pada tanggal 22 Februari 2016. Kegiatan berbagi jilbab, peci, kerudung dan cadar dilakukan oleh Komunitas Wanita Indonesia
Bercadar yang bersinergi dengan DOTS Dakwah On The Street dan juga Komunitas Pejuang Shubuh. Saat WIB melakukan kegiatan Berbagi Jilbab, Peci,
Kerudung dan Cadar di satu tempat. Dalam hal ini mereka membagi-bagikan
jilbab, peci dan kerudung, kalau cadar sifatnya untuk mensosialisasikan tidak memaksakan untuk mencoba atau memakainya. Tujuan kegiatan ini dilakukan ke
jalan supaya masyarakat dapat merasakan langsung berinteraksi dengan wanita bercadar, sehingga cara pandang masyarakat kepada wanita bercadar perlahan
berubah. Masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan berbagi jilbab, peci, kerudung dan cadar sesuai dengan apa yang sudah diharapkan oleh WIB yaitu
ibu-ibu yang masih memiliki pengetahuan awam mengenai cadar dan juga para
remaja. Kali itu, anak-anak kecil pun juga mengikuti kegiatan tersebut.
Salah satu hal yang membuat khalayak merasa ingin mengetahui wanita bercadar lebih dekat, karena melihat kedekatan antara wanita bercadar dengan
anak-anak kecil. Apalagi anak-anak tersebut tidak takut dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan menghafal surat-surat pendek. Anak-anak diajak untuk memahami
arti dari Al-Qur’an dan menghafalnya melalui bahasa tubuh. Masyarakat pun menjadi tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini juga membuktikan
kepada masyarakat sekitar bahwa wanita bercadar tidak eksklusif dan kaku. Kegiatan selanjutnya yaitu sosialisasi cadar. Mensosialisasikan jilbab
bercadar bukan hal yang mudah untuk dilakukan oleh wanita bercadar. Hal ini dikarenakan tidak sedikit diantara masyarakat yang merasa takut dan gelisah
melihatnya. Berawal dari tidak mengertinya dan tidak mengenalnya masyarakat dengan wanita bercadar, apalagi dibanjiri dengan opini publik seperti cadar
merupakan teroris, memiliki sikap eksklusif dan fanatic terhadap suatu agama merupakan alasannya. Oleh karena itu, komunitas WIB memiliki strategi dalam
mensosialisasikan jilbab bercadar dengan cara berdiskusi secara langsung atau tatap muka.
Kegiatan sosialisasi ini di awali oleh para suami-suami dari anggota WIB yang menghadapinya terlebih dahulu. Mereka memanggil atau menghampiri
pengunjung CFD yang melihat kegiatan WIB dari kejauhan. Setelah itu, memberikan informasi dan berdiskusi. Komunikator menggunakan alat
komunikasi berupa kumpulan foto wanita bercadar yang menginspirasi. Seperti halnya dengan hasil wawancara berikut ini:
“Kami memiliki taktik yaa kalo pertama yang kita lakukan dengan cara para suami dan pihak laki-laki yang menghadapinya. Kita memanggil
atau menghampiri lalu diajak ngobrol. Berbicara baik-baik dan mengajak diskusi khalayak. Memberitahukan keutamaan menggunakan hijab dan
jilbab yang sesuai dengan syariat islam, disertai hukum menegenai hijab dan jilbab. Setelah komunikan tertarik dengan diskusi yang sedang
berjalan lalu menceritakan kisah inspiratif wanita bercadar dengan menunjukkan satu map didalamnya berisi koleksi foto wanita bercadar
yang menginspirasi seperti wanita bercadar yang membuat bola dunia untuk sea games, menjadi pilot di bandara Malaysia…..Semua gambar kita
tunjukkan kepada ibu-ibu atau masyarakat. Dan kita tanyakan kepada mereka apa reaksi saat melihat wanita bercadar.”
7
Kegiatan berbagi jilbab, peci, kerudung dan cadar ini sesuai dengan perumusan strategi komunikasi dalam mensosialisasikan jilbab bercadar. Dalam
hal ini, komunikator menyajikan pesan dengan menggunakan tanda-tanda yang disesuaikan dengan kerangka acuan khalayak. Pesan dilakukan secara bertahap
mulai dari pengetahuan mendasar hingga tahap sosialisasi jilbab bercadar, seperti hasil wawancara di atas. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara Ukhty
Fitriya berikut ini: “Jadi yang ngobrol duluan sama ibu-ibu kang Dian. Nah, mereka
itu sebelumnya kita tanya-tanya dulu karena ada yang belum bercadar, ada yang pakai kerudung biasa, ada yang belum memakai kerudung. Kita
7
Wawancara Pribadi dengan Suami Ummu Nida bagian IT WIB Dian Hendriyana, Depok, 4 Juni 2016.
tanya mengenai pengetahuan mereka mengenai jilbab itu seperti apa, hukumnya seperti apa. Ternyata masyarakat sekitar masih menganggap
bahwa pemakaian jilbab itu sunnah. Nah baru disitu kita jelaskan dalilnya seperti ini memakai jilbab segala macem. Kita juga sosialisasi cadar
dengan tunjukkin foto-foto wanita bercadar yang menginspirasi. Dipersilahkan kalau ingin mencoba jilbab atau cadar boleh, ingin dibawa
pulang juga boleh.”
8
Berikut salah satu contoh koleksi foto dalam kegiatan mensosialisasikan jilbab bercadar kepada masyarakat dalam kegiatan berbagi jilbab, peci, kerdung
dan cadar di Car Free Day.
Gambar 4.1 Koleksi foto sosialisasi jilbab bercadar
9
Dalam hal ini, komunitas WIB sangat terbantu dengan adanya alat komunikasi berupa koleksi foto wanita bercadar yang menginspirasi. Melihat dari
bagaimana caranya menyentuh masyarakat harus sesuai dengan segmen pemahaman. Hal ini karena berhadapan dengan masyarakat umum maka
menunjukkan aktivitas umum, sehingga mudah untuk diterima. Mereka menunjukkan akhlak yang baik saat mensosialisasikan cadar,
tujuannya untuk mencairkan suasana agar diskusi lebih akrab sehingga
8
Wawancara Pribadi dengan ketua chapter WIB Jakarta Ukhty Fitriyani, Ciputat, 07 September 2016.
9
Sumber: https:www.facebook.comwanitaindonesiabercadar diakses pada 20 Mei 2016.