70 dikeluarkan dari sampel, dan data yang memiliki nilai terlalu tinggi ekstrim
atau disebut juga data outlier sehingga dikeluarkan dari sampel.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif menunjukkan jumlah pengamatan N dari penelitian ini adalah berjumlah 152 sampel data.
Nilai terendah dari data ditunjukkan oleh skor minimum di dalam tabel, sedangkan nilai tertinggi dari data ditunjukkan oleh skor maksimum. Mean
digunakan untuk mengukur nilai rata-rata dari data, dan standar deviasi menunjukkan simpangan baku.
Tabel 4. 2 Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation KNJ
152 .04
.29 .1207
.05839 FPDPRD
152 20
50 36.59
9.892 SIZE Rp. Miliar
152 806.57
8866.34 2663.3343
1332.45655 PAD
152 .03
.22 .1021
.04374 DAU
152 .33
.76 .5766
.08334 Valid N listwise
152
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22 2016
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata kinerja keuangan pemerintah daerah kabupatenkota di Indonesia yang diukur dari rasio kemandirian
yaitu sebesar 12,07 dengan standar deviasi sebesar 0,05839. Berdasarkan tabel 2.1 kriteria rasio kemandirian dengan nilai 0 - 25
termasuk kriteria rendah sekali tingkat kemandirian daerah dan nilai 25-
71 50 termasuk kriteria rendah tingkat kemandirian daerah. Statisitik
deskriptif menunjukkan terdapat 147 pemerintah kabupatenkota yang rasio kemandiriannya sebesar 0 - 25 terdiri dari 23 kota dan 124
kabupaten di Indonesia. Sisanya, 1 pemerintah kabupaten dan 4 kota termasuk pada kriteria rendah dengan rasio kemandirian 25 - 50. Hal
ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah sangat kurang dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan,
dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak, dan retribusi sebagai sumber keuangan yang diperlukan daerah. Tingkat
kemandirian suatu daerah rata-rata masih tergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat.
Rasio kemandirian yang paling tinggi sebesar 29 yang diperoleh oleh Kota Magelang Provinsi Jawa Tengah. Angka tersebut
menunjukkan bahwa kinerja keuangan Kota Magelang masih lebih baik daripada pemerintah kabupatenkota lainnya yang menjadi sampel pada
penelitian ini. Namun kinerja Kota Magelang masih termasuk kriteria kurang baik.
Nilai minimun dari rasio kemandirian sebesar 4 yang diperoleh pada Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut
menggambarkan bahwa Kabupaten Toba Samosir dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahannya masih sangat kurang baik dan masih
tergantung pada transfer pemerintah pusat. Hal ini disebabkan karena masing-masing pemerintah daerah belum dapat memaksimalkan potensi
72 Pendapatan Asli Daerah PAD yang meliputi pajak daerah, dan retribusi
daerah. Untuk meningkatkan kemandirian keuangan, pemerintah daerah harus memaksimalkan potensi Pendapatan Asli Daerah PAD melalui
penetapan peraturan pemerintah daerah sehingga kinerja keuangan daerah akan menjadi semakin baik.
Terlihat dalam tabel 4.2 rata-rata dari fungsi pengawasan DPRD sebesar 36,59 dengan standar deviasi sebesar 9,892. Nilai minimum dari
fungsi pengawasan DPRD yaitu sebesar 20 yang terdiri dari 5 kabupaten dan 5 kota. Hal ini mengindikasikan fungsi pengawasan DPRD di
kabupatenkota tersebut kurang dalam mengawasi kinerja keuanngan pemerintah daerah. Jumlah maksimum dari fungsi pengawasan DPRD
adalah 50 terdapat 1 kota dan 26 kabupaten yang memiliki 50 anggota DPRD. Hal ini mengindikasikan fungsi pengawasan DPRD di
kabupatenkota tersebut lebih ketat pengawasannya dikarenakan banyaknya anggota DPRD yang mampu untuk mengawasi kinerja
keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan tabel 4.2 ukuran pemerintah daerah dengan total aset
Rp. Miliar yang lebih besar akan lebih kompleks dalam menjaga dan mengelola asetnya. Aset pemda di pemerintah daerah kabupatenkota di
Indonesia terbesar sejumlah Rp. 8.866,34 Miliar pada Kota Bandung Provinsi Jawa Barat dan untuk aset terkecil terdapat pada Kabupaten
Bangli Provinsi Bali dengan jumlah aset sebesar Rp. 806,57 Miliar. Nilai
73 rata-rata aset yang dimiliki oleh kabupatenkota di Indonesia dalam sampel
penelitian ini sebesar Rp. 2.663,3343 Miliar. Tingkat kekayaan daerah yang diukur dari Pendapatan Asli daerah
PAD dibandingkan dengan Total Pendapatan. Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan tolok ukur kinerja keuangan pemerintah daerah selain
total aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Terlihat dalam tabel 4.2 nilai rata-rata tingkat kekayaan daerah adalah sebesar 10,21 dengan
standar deviasi sebesar 0,04374. Tingkat kekayaan daerah terendah terdapat pada Kabupaten Toba
Samosir Provinsi Sumatera Utara dengan nilai sebesar 3. Hal ini menggambarkan kekayaan pemerintah daerah yang dilihat dari pendapatan
asli daerahnya sangat kecil dibandingkan keseluruhan pendapatan yang dimiliki. Oleh karena itu, mengindikasikan bahwa kinerja keuangan
pemerintah daerah di Kabupaten Toba Samosir kurang baik. Sedangkan, Kota Magelang Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang memiliki
tingkat kekayaan tertinggi dengan nilai sebesar 22. Hal ini menggambarkan pendapatan asli daerah yang dimiliki Kota Magelang
lebih besar dibandingkan dengan keseluruhan pendapatan yang dimiliki, sehingga mengindikasikan kinerja keuangan pemerintah Kota Magelang
cukup baik. Tingkat ketergantungan pemerintah daerah diukur dengan Dana
Alokasi Umum DAU dibandingkan dengan total pendapatan terlihat dalam tabel 4.2 memiliki nilai rata-rata sebesar 57,66 dengan standar
74 deviasi 0,08334. Nilai terendah dari tingkat ketergantungan pada pusat
sebesar 33 diperoleh Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan keuangan
Kabupaten Muara Enim masih jauh dari yang diharapkan dalam hal pemenuhan kebutuhan secara mandiri. Perlu peran serta dari pemerintah
pusat untuk meningkatkan kemandirian dan menurunkan tingkat ketergantungan kabupaten tersebut. Karena hampir keseluruhan sumber
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD nya berasal dari pendapatan transfer dan pendapatan lainnya.
Dengan kata lain, kinerja pemerintah Kabupaten Muara Enim sangat kurang baik. Sedangkan, nilai tertinggi tingkat ketergantungan pada pusat
terdapat pada Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat dengan nilai sebesar 76. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja
keuangan Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah cukup baik. Dalam hal pemenuhan kebutuhan digunakan dana sendiri dan tidak sepenuhnya
tergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik