Hasil Uji Multikolonieritas Hasil Uji Heteroskedastisitas

77 Tabel 4. 3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 152 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .00738131 Most Extreme Differences Absolute .072 Positive .072 Negative -.042 Test Statistic .072 Asymp. Sig. 2-tailed .055 c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Data diolah dengan SPSS 22 2016 Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai K-S sebesar 0,055 dengan jumlah sampel sebesar 152 sampel memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal dan memenuhi asumsi klasik.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Berikut hasil uji multikolonieritas yang dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: 78 Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant OPINI .923 1.084 FPDPRD .665 1.503 SIZE Rp. Miliar .547 1.828 PAD .743 1.346 DAU .661 1.513 a. Dependent Variable: KNJ Sumber: Data diolah dengan SPSS 22 2016 Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 4.4 menunjukkan nilai nilai tolerance lebih dari 0, 1dan Variance inflation Factor VIF kurang dari 10. Model regresi bebas dari permasalahan multikolonieritas apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami permasalahan multikolonieritas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2013. Berdasarkan gambar 4.3 uji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 79 Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plots. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil Ghozali, 2013. Sumber: Data diolah dengan SPSS 22 2016 Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot Penelitian ini mengggunakan uji glejser untuk mendeteksi heterokedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dengan uji glejser dilihat jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2013. Hasil penelitian menggunakan uji glejser dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: 80 Tabel 4. 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode uji glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .013 .004 3.034 .003 OPINI .000 .001 .024 .292 .771 FPDPRD -7.344E-5 .000 -.151 -1.534 .127 SIZE Rp. Miliar 8.168E-8 .000 .023 .208 .835 PAD .011 .010 .099 1.061 .291 DAU -.011 .006 -.193 -1.952 .053 a. Dependent Variable: ABSUT Sumber: Data diolah dengan SPSS 22 Hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa koefisien parameter untuk variabel independen OPINI, FPDPRD, SIZE, PAD, dan DAU tidak ada satupun yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut AbsUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 Ghozali, 2013. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas.

3. Hasil Koefisien Determinasi R