Agency Theory Tinjauan Literatur

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Agency Theory

Teori keagenan agency theory merupakan landasan teori dalam penelitian ini karena dapat menjelaskan konsep tata kelola pemerintahan. Mengacu pada teori keagenan dari Jensen dan Meckling 1976 yang menyatakan bahwa hubungan keagenan sebagai kontrak, yang muncul ketika satu orang atau lebih sebagai pemilik principal untuk memperkerjakan orang lain agent agar dapat memberikan suatu jasa kepada principal dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut Arifianti, et al., 2013. Dalam lingkup pemerintahan daerah di Indonesia, terdapat beberapa hubungan keagenan, yaitu antara masyarakat dan pemerintah daerah, masyarakat dan DPRD, dan DPRD dan pemerintah daerah Nuraeni, 2014. Menurut Meisser, et al., 2006 dalam Masdiantini dan Erawati 2016 hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu terjadinya asimetris informasi information asymmetry, dan terjadinya konflik kepentingan conflict of interest. Jensen dan Meckling mengidentifikasikan ada dua acara untuk mengurangi masalah keagenan yaitu investor luar melakukan pengawasan 17 monitoring, dan Manajer sendiri melakukan pembatasan atas tindakan- tindakannya bonding Kodrat dan Herdinata, 2009. Pernyataan Jensen dan Meckling mengharuskan pemerintah daerah melakukan pengawasan sehingga dapat mengurangi terjadinya masalah keagenan. Hal ini dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD yang memberikan pengawasan jalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah serta Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD dan Kinerja Pemerintah Daerah. Sesuai dengan tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan BPK menjadi salah satu pihak yang berperan besar dalam menjaga dan memastikan keuangan negara dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, BPK RI akan memprioritaskan pemeriksaannya yang dapat mendorong penggunaan keuangan negara secara transparan dan akuntabel untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat BPK, 2015. Konteks sektor publik bahwa pengertian akuntabilitas sebagai kewajiban pemegang amanah pemerintah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah masyarakat yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Pernyataan ini mengandung arti bahwa dalam pengelolaan pemerintah daerah terdapat hubungan keagenan teori 18 keagenan antara masyarakat sebagai principal dan pemerintah daerah sebagai agent Noviyanti dan Kiswanto, 2016. Teori keagenan ini dijadikan landasan teori dalam penelitian ini untuk menjelaskan adanya konflik antara pemerintah daerah sebagai agent dan masyarakat sebagai principal yang berkaitan dengan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD yang dapat menggambarkan kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

2. Good Public Governance