Pendapat Wajar tanpa Pengecualian Pendapat Wajar dengan Pengecualian

28 Menurut, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara 2007:PSP 03 Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan, paragraph 03 menyatakan bahwa laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pemyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal jika nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor. Pada tahap ini seorang auditor akan memberikan pendapatnya atas laporan keuangan yang telah di auditnya. Menurut Bastian 2007 ada lima jenis pendapat auditor diantaranya:

a. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Sementara, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Kondisi atau keadaan 29 yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam paragraf pengantar untuk menegaskan pemisahan tanggung jawab dalam pelaksanaan audit. 2 Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh profesi atau pihak yang berwenang. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang terpaksa dilakukan agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan hasil audit. Auditor harus menjelaskan penyimpangan yang dilakukan berikut estimasi terhadap pengaruh serta alasan dilakukannya penyimpangan ini dalam satu paragraf khusus. 3 Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material. 4 Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. 5 Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi.

b. Pendapat Wajar dengan Pengecualian

Pendapat Wajar dengan Pengecualian diberikan apabila: 30 1 Tidak ada bukti yang kompeten dan mencukupi atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. 2 Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum dan berdampak material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam satu paragaraf terpisah sebelum paragraf pendapat.

c. Pendapat Tidak Wajar