Pengukuran mikroskopis emulsi Stabilitas emulsi Lamar et al. 1976 Indeks krim Tangsuphoom Coupland 2005

22

5.3 Analisis kadar air untuk MSM, metode hot plate AOCS 1993

Sejumlah 5-20 g sampel W ditimbang dan dimasukkan dalam gelas piala yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya W2. Kemudian sampel dan gelas piala dipanaskan di atas hot plate. Tutup gelas piala dengan gelas arloji untuk mengetahui titik akhir dari analisis kadar air sampel. Pengujian berakhir bila uap air yang menempel pada gelas arloji telah mengembun. Gelas piala didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang W1. Kadar air basis basah g100 g bahan basah = W W W W x Kadar air basis kering g100 g bahan basah = W W W W W x Keterangan : W = Berat sampel sebelum dikeringkan g W1 = Berat gelas piala + berat sampel setelah dikeringkan g W2 = Berat gelas piala kosong g

5.4 Pengukuran mikroskopis emulsi

Preparasi preparat untuk analisis mikroskopis emulsi dilakukan dengan mengambil sedikit sampel emulsi dengan ujung sudip, kemudian ditempelkan ke preparat bersih. Pengambilan emulsi sampel diusahakan sesedikit mungkin, karena jika terlalu tebal emulsi pada preparat dapat mengganggu proses analisis. Setelah emulsi ditempelkan pada preparat, kemudian ditutup dengan kaca objek, agar emulsi tidak menempel pada lensa mikroskop saat analisis berlangsung. Pengamatan ukuran dan globula lemak terhadap emulsi MSM dilakukan dengan menggunakan mikroskop polarisasi pada perbesaran 10 x 40.

5.5 Stabilitas emulsi Lamar et al. 1976

Sejumlah sampel emulsi setelah dihomogenisasi didiamkan selama 2 jam dalam gelas piala yang berdimensi sama. Selanjutnya dihitung persentase pemisahannya setelah waktu penyimpanan tersebut, dengan asumsi bahwa sistem emulsi yang sempurna bernilai 100, seperti yang disajikan dengan rumus. Stabilitas = x 100 Keterangan: a = tinggi keseluruhan mm b = tinggi lapisan air yang terpisah bagian bawah mm

5.6 Indeks krim Tangsuphoom Coupland 2005

Sejumlah sampel dimasukkan dalam tabung sentrifuge. Kemudian dimasukkan ke dalam sentrifuge dan diputar pada kecepatan 4000 rpm selama 15 menit. Setelah itu, total tinggi sampel dan tinggi emulsi yang terpisah pada tabung sentrifuge diukur dengan menggunakan jangka sorong. Indeks krim = IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN BAHAN BAKU

1. Fraksinasi NDRPO dan Karakterisasi Minyak Sawit Merah

Fraksinasi merupakan suatu proses pemisahan fraksi stearin dan fraksi olein minyak sawit. Fraksinasi dilakukan menggunakan suhu ruang untuk mendapat fraksi cair olein yang dapat digunakan dalam proses emulsifikasi yang dilakukan pada suhu ruang. Pada proses fraksinasi, NDRPO sebelumnya dipanaskan agar semua fraksi stearin yang berbentuk padat pada kondisi penyimpanan sebelumnya dapat mencair dan bercampur dengan fraksi olein. Penggunaan suhu pemanasan ±50 °C dianggap aman, karena karoten mulai rusak pada suhu di atas 60 °C Bauernfeind 1981 sehingga penggunaan suhu pada proses pemanasan ini tidak akan merusak karoten yang terkandung dalam minyak. Suhu 50 o C juga dianggap dapat memberi hasil yang maksimal terhadap proses fraksinasi dibandingkan dengan pemilihan suhu di bawahnya, karena pada suhu tersebut fraksi stearin telah leleh sempurna dan menyatu dengan fraksi olein. Karakteristik minyak sawit merah ditunjukkan pada Tabel 11 dan data analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 11 . Karakteristik fraksi olein NDRPO minyak sawit merah Karakteristik Satuan Hasil Warna - Merah kekuningan Total karoten mgkg 147.78 Kadar air basis basah 0.64 Warna MSM diuji secara visual. Hasil analisis memperlihatkan bahwa warna MSM adalah merah kekuningan. Menurut Bauernfeind 1981, warna minyak yang memudar menunjukkan karoten yang terkandung di dalamnya telah berkurang atau mengalami kerusakan. Warna tersebut sangat berbeda dengan warna NDRPO utuh sebelum fraksinasi yang berwarna kuning jingga. Warna kuning dari NDRPO berasal dari fraksi stearin yang membeku pada suhu ruang. MSM dan NDRPO yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 14. a b c b Gambar 14 . Kenampakan a MSM dan b NDRPO yang digunakan dalam penelitian ini Warna merah menunjukkan bahwa terdapat pigmen karoten pada MSM. McDougall 2002 menyebutkan bahwa warna kuning, oranye dan merah pada karoten terkait dengan sistem konjugasi ikatan rangkap karbon-karbon. Semua karoten struktur cis pada MSM dapat diubah menjadi isomer trans. Isomerisasi cis-trans menghasilkan perubahan warna produk yang Fraksi stearin Fraksi olein