Penentuan kadar karoten, metode spektrofotometri PORIM 2005 Analisis kadar air untuk bahan penyalut, metode oven AOAC 1995 Analisis kadar air untuk MSM, metode hot plate AOCS 1993

21 kajian ini dicari kondisi proses pengeringan yang optimal, sehingga diperoleh mikroenkapsulat yang baik dari segi efisiensi produksi.

4. Rekomendasi Proses Pengeringan untuk Pengering Rak

Setelah proses pengeringan selesai, terhadap mikroenkapsulat yang diperoleh kemudian dilakukan proses pengecilan ukuran menggunakan blender, sehingga dihasilkan mikroenkapsulat berbentuk bubuk. Mikroenkapsulat bubuk tersebut kemudian ditimbang sehingga diketahui berat total seluruh mikroenkapsulat dari tiap ketebalan yang diuji dan dihitung rendemen keringnya. Rendemen dihitung berdasarkan perbandingan berat total mikroenkapsulat terhadap berat emulsi awal. Rumus yang digunakan adalah: Rendemen = x 100 Analisis terhadap profil pengeringan serta hasil penghitungan berat total dan rendemen yang telah diperoleh, dijadikan dasar untuk rekomendasi hasil pengeringan yang maksimal, dilihat dari segi efisiensi proses produksi.

5. Prosedur Analisis

5.1 Penentuan kadar karoten, metode spektrofotometri PORIM 2005

Pengukuran kadar karoten dilakukan berdasarkan metode spektrofotometri PORIM 2005. Sebanyak 0.1 g sampel dilarutkan dengan heksana dalam labu ukur 25 mL sampai tanda tera, lalu dikocok hingga benar-benar homogen. Selanjutnya absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 446 nm. Kadar karoten mgkg dihitung menggunakan rumus: Total karoten mgkg = W Keterangan : W = Bobot sampel yang dianalisis g

5.2 Analisis kadar air untuk bahan penyalut, metode oven AOAC 1995

Cawan logam atau porselen dikeringkan dalam oven selama 30 menit suhu 100- 105 o C, didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 5 g lalu dikeringkan dalam oven T = 100-105 o C selama 6 jam, kemudian setelah pengeringan selesai, didinginkan dalam desikator 30 menit dan ditimbang. Kadar air basis basah g100 g bahan basah = W W W W x Kadar air basis kering g100 g bahan basah = W W W W W x Keterangan : W = Berat sampel sebelum dikeringkan g W1 = Berat cawan + berat sampel setelah dikeringkan g W2 = Berat cawan kosong g 25 x absorbansi x 383 100 x W 22

5.3 Analisis kadar air untuk MSM, metode hot plate AOCS 1993

Sejumlah 5-20 g sampel W ditimbang dan dimasukkan dalam gelas piala yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya W2. Kemudian sampel dan gelas piala dipanaskan di atas hot plate. Tutup gelas piala dengan gelas arloji untuk mengetahui titik akhir dari analisis kadar air sampel. Pengujian berakhir bila uap air yang menempel pada gelas arloji telah mengembun. Gelas piala didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang W1. Kadar air basis basah g100 g bahan basah = W W W W x Kadar air basis kering g100 g bahan basah = W W W W W x Keterangan : W = Berat sampel sebelum dikeringkan g W1 = Berat gelas piala + berat sampel setelah dikeringkan g W2 = Berat gelas piala kosong g

5.4 Pengukuran mikroskopis emulsi