Karakterisasi Bahan Penyalut PERSIAPAN BAHAN BAKU

25 terlarut. Menurut Sundram 2007, disamping oleh cahaya, karoten juga sensitif terhadap oksigen. Minyak cenderung untuk bereaksi dengan oksigen secara autooksidasi, tidak saja tergantung pada komposisi asam lemaknya, tetapi juga tergantung pada komponen-komponen yang terkandung di dalamnya, seperti adanya karoten sebagai bahan yang bersifat antioksidan alami Hartley 1977. Oksidasi karoten akan lebih cepat terjadi dengan adanya sinar dan katalis logam. Oksidasi dapat terjadi secara acak pada rantai karbon yang mengandung ikatan ganda Bonni Choo 1999. Meskipun kadar total karoten relatif rendah dan kadar airnya relatif tinggi, NDRPO masih memadai untuk digunakan sebagai bahan penelitian, karena dalam penelitian ini ditekankan pada kajian pengeringan emulsi minyak sawit merah dengan pengering rak.

2. Karakterisasi Bahan Penyalut

Pada penelitian ini digunakan tiga macam bahan penyalut yang berbeda yaitu maltodekstrin, gelatin, dan Carboxymethylcellulose CMC, yang ditunjukkan pada Gambar 16. Kombinasi antara ketiga penyalut tersebut perlu dilakukan untuk memaksimalkan hasil penyalutan terhadap MSM. Dalam pembuatan mikroenkapsulat, maltodekstrin sering menyebabkan stabilitas emulsi dan retensi minyak rendah, namun minyak yang terenkapsulasi memiliki daya tahan terhadap oksidasi Westing Rennecius 1988. Sedangkan gelatin dalam pembuatan mikroenkapsulat digunakan sebagai pembentuk film dan juga digunakan sebagai bahan pengemulsi dari grup protein. Minyak yang mengandung ikatan rangkap akan lebih mudah diemulsikan dengan gelatin dibandingkan dengan minyak yang memiliki banyak asam lemak jenuh Bos et al. 1997. Selain itu menurut penelitian Chen Dickinson 1995, diketahui bahwa gelatin dapat menjadi penstabil dalam emulsi oil-in-water. Kombinasi penyalut dengan CMC dilakukan untuk meningkatkan viskositas fraksi cair, sehingga dapat mencegah terjadinya sineresis. Menurut Hayati et al. 2009, penambahan CMC dapat mencegah terjadinya penggabungan kembali globula lemak coalescence, menambah kekentalan fase kontinyu serta melindungi lapisan globula lemak, sehingga stabilitas emulsi dapat terjaga. Oleh karena fungsi yang berbeda-beda tersebut dapat saling melengkapi, maka ketiga jenis penyalut tersebut maltodekstrin, gelatin dan CMC perlu digunakan sebagai bahan penyalut dalam penelitian ini dengan kombinasi yang sesuai sehingga dapat menghasilkan emulsi yang stabil, bisa melindungi minyak dari oksidasi, serta menghasilkan produk mikroenkapsulat yang larut air. a b c Gambar 16 . Kenampakan bubuk a maltodekstrin, b gelatin dan c CMC yang digunakan sebagai bahan penyalut mikroenkapsulat MSM Sebelum digunakan, bahan penyalut harus dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui karakteristiknya. Analisis dilakukan terhadap karakteristik warna, bau dan rasa, serta kadar air. Hasil analisis yang didapat kemudian dibandingkan dengan standar. Hasil analisis mutu bahan dan mutu literatur dapat dilihat pada Tabel 12 dan Lampiran 1. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa bahan penyalut masih memenuhi standar. 26 Tabel 12 . Perbandingan mutu bahan penyalut dengan standar mutu Karakteristik mutu Standar mutu Hasil analisis Malto dekstrin Gelatin CMC Malto dekstrin Gelatin CMC Warna Putih sampai kekuningan Tidak berwarna - Putih Tidak berwarna Putih Bau, rasa - Normal - - Normal Normal Kadar air basis basah Maks 11 Maks 16 - 8.65 11.92 16.23 BSN 1992 BSN 1995

B. PROSES EMULSIFIKASI MINYAK SAWIT MERAH MSM