KAROTENOID Kajian Pengeringan Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah dengan Pengering Rak

6 Tabel 3 . Karakteristik minyak sawit hasil pemurnian Parameter NRPO neutralized red palm oil NDRPO neutralized and deodorized red palm oil Kadar air bk 0.34±0.31 Kadar asam lemak bebas 0.484±0.15 0.490±0.15 Kadar karoten mgkg 535.64±21.90 375.33±22.87 Bilangan peroksida meqkg 5.29±1.19 0.12±0.03 Warna, skala Lovibond 30 Y+12.6 30 Y+9.6 Total tokoferol mgkg 859.20±77.09 721.55±28.4 Odor, skala intensitas 10 3.3 Odor, kesukaan - Biasa Riyadi 2009 Tahap terakhir yaitu fraksinasi yang merupakan bagian dari pemurnian sawit hasil ekstraksi. Fraksinasi merupakan proses pemisahan fraksi cair olein dan fraksi padat stearin dari minyak dimana terjadi pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair rendah dengan cara pendinginan chilling hingga suhu 5-7 o C. Penurunan mutu MSM selama penyimpanan bisa disebabkan oleh cahaya, oksigen, kelembaban dan panas. Menurut Leo 1983, cahaya dapat berperan sebagai pemicu awal terjadinya reaksi yang menyebabkan kerusakan minyak. Oksigen menyebabkan terbentuknya senyawa hidoperoksida, suatu komponen yang berperan dalam ketengikan minyak. Kelembaban berperan dalam timbulnya ketengikan hidrolitik pada minyak, sedangkan panas terutama berperan dalam peningkatan laju reaksi oksidasi dan hidrolisis yang menyebabkan penurunan mutu pada minyak Jatmika et al. 1996.

C. KAROTENOID

Minyak sawit memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah kandungan komponen- komponen minor di dalam crude palm oil CPO yang konsentrasinya mencapai 2. Komponen- komponen minor di dalam CPO di antaranya adalah karotenoid, vitamin E, sterol, dan squalen KMNRT 2003. Jenis karoten yang terdapat dalam CPO adalah α-karoten, β-karoten, likopen, α-zeakaroten, β-zeakaroten, neurosporen, δ-karoten, -karoten, fitofluen dan fitoen. β-Karoten diketahui memiliki aktivitas provitamin A yang tinggi, dimana satu mol β-karoten setara dengan 2 mol retinol atau vitamin A. Nilai ekuivalen vitamin A dari α-, β- dan δ-karoten masing-masing adalah 0.90, 1.67 dan 0.75, sedangkan β-zeakaroten adalah 0.42 Choo 1997; Sundram Chandrasekharan 1997. Kandungan karotenoid pada berbagai fraksi minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 4. 7 Tabel 4 . Kandungan karotenoid pada berbagai fraksi minyak sawit Fraksi minyak sawit Kandungan karotenoid ppm CPO crude palm oil 630-700 Crude palm olein 680-760 Crude palm stearin 380-540 Residual oil from fibre 4000-6000 Second-pressed oil 1800-2400 Choo et al. 1989 Karotenoid lebih tahan disimpan bersama asam lemak tidak jenuh daripada asam lemak jenuh, karena asam lemak tidak jenuh lebih mudah menerima radikal bebas daripada karotenoid Chichester Feeters 1970. Dalam bahan pangan, umumnya karotenoid memberikan warna kuning, merah, atau oranye. Beberapa macam karotenoid yang penting dan mempunyai hubungan dengan gizi bisa dilihat pada Tabel 5 dan struktur kimia α- dan β-karoten dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 5 . Jenis-jenis karotenoid yang mempunyai nilai gizi Jenis karotenoid Potensi biologis relatif terhadap vitamin A α-Karoten 53 β-Karoten 100 -Karoten 45 Wirahadikusumah 1985 Gambar 3 . Struktur kimia α- dan β-karoten FAO 2010 Dari berbagai jenis karotenoid, β-karoten merupakan sumber vitamin A terbesar dan paling banyak ditemukan di alam. Selain sebagai sumber vitamin A, studi epidemiologi menunjukkan adanya hubungan yang erat antara β-karoten dengan pencegahan beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker mulut, tenggorokan, paru-paru, kolon dan lambung, sehingga β- karoten dapat dikategorikan sebagai salah satu dari 10 senyawa antikanker utama Choo 1997. Selain itu, β-karoten juga bisa digunakan sebagai bahan pewarna alami. Menurut Henry 1996 zat warna alami adalah pewarna organik yang diperoleh dari sumber alami, contohnya adalah karoten dari minyak sawit merah, wortel dan tumbuhan lain yang berwarna kuning merah dan curcumin dari tumeric. Zat warna alami sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya dianggap lebih aman daripada pewarna sintetis. α-karoten β-karoten 8

D. MIKROENKAPSULASI