19 kajian kembali terhadap kecepatan dan lama waktu homogenisasi untuk homogenizer yang
digunakan. Kombinasi waktu yang terpilih untuk digunakan dalam kajian terhadap
kecepatan dan lama waktu homogenisasi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10
. Perlakuan waktu homogenisasi yang digunakan untuk proses emulsifikasi MSM Kombi-
nasi Lama homogenisasi
total Lama homogenisasi
penyalut Lama homogenisasi
emulsi I
35 menit 8 menit
27 menit II
25 menit 5 menit
20 menit III
15 menit 3 menit
12 menit IV
10 menit 2 menit
8 menit V
5 menit 1 menit
4 menit Hasil emulsi dari masing-masing kombinasi kemudian dianalisis stabilitas
emulsinya serta dilakukan pengamatan terhadap keseragaman dan ukuran globula lemak yang terbentuk. Stabilitas emulsi dilakukan dengan dua metode, yaitu metode pendiaman
selama 2 jam menurut Lamar et al. 1976 dan metode pengukuran indeks krim menggunakan sentrifuge menurut Tangsuphoom Coupland 2005.
Hasil analisis stabilitas emulsi yang diperoleh kemudian diuji dengan ANOVA untuk mengetahui perbedaan signifikan pada taraf 5. Hasil analisis ANOVA yang
berbeda nyata pada taraf 5 menunjukkan bahwa sampel tersebut perlu diuji lanjut menggunakan uji Duncan. Hasil uji Duncan menunjukkan suatu sampel berbeda nyata atau
tidak terhadap sampel lain pada taraf 5. Hasil analisis ANOVA dan uji lanjut Duncan yang diperoleh menjadi dasar penentuan proses homogenisasi optimum. Selain analisis
stabilitas emulsi, dilakukan juga analisis keseragaman dan ukuran globula lemak dalam emulsi MSM yang terbentuk secara mikroskopis dengan mikroskop polarisasi. Proses
homogenisasi yang menghasilkan emulsi dengan bentuk dan ukuran globula yang seragam serta stabil dipilih untuk proses penelitian selanjutnya. Hasil analisis dibandingkan dengan
standar ukuran globula yang baik untuk proses mikroenkapsulasi. Menurut Deasy 1987, rentang ukuran mikrokapsul yang baik adalah antara 1 µm hingga mencapai 800 µm.
3. Kajian Proses Pengeringan Emulsi MSM dengan Pengering Rak
3.1 Distribusi suhu pengering rak
Suhu pengeringan sangat mempengaruhi produk mikroenkapsulat yang diperoleh. Untuk itu diperlukan kajian proses pengeringan dengan pengering rak tray dryer sehingga
diketahui distribusi suhu selama proses pengeringan. Pengukuran kecepatan udara yang masuk ke pengering rak dilakukan sampai tercapai suhu seragam di semua rak. Oleh karena
itu dilakukan pengukuran suhu secara berkala pada keenam rak dalam pengering rak dengan menggunakan termokopel. Pada kajian tersebut digunakan termokopel yang
memiliki 10 probe dan diletakkan pada tempat yang berbeda-beda dalam pengering rak.
Letak probe termokopel dalam pengering rak dapat dilihat pada Gambar 13. Letak probe
yang menyebar diharapkan dapat mewakili suhu di tiap rak selama proses pengeringan.
20
Gambar 13 . Letak termokopel pada pengering rak untuk analisis distribusi suhu
Suhu tiap rak dipantau setiap menit dan pengukuran suhu dilakukan selama 5 jam. Data tersebut juga digunakan untuk kalibrasi pengontrol suhu yang ditentukan pada suhu
pengeringan tertentu. Hasil kalibrasi yang diperoleh kemudian diolah menjadi grafik sehingga diketahui lama proses pengeringan yang dibutuhkan sampai suhu rak seragam
serta diketahui rak mana yang memberi hasil pengeringan optimal. Data suhu tersebut juga bisa digunakan untuk mempelajari kondisi perubahan dan kestabilan suhu selama proses
pengeringan
3.2 Kajian kondisi proses pengeringan dalam pengering rak
Pada pengering rak terdapat 6 rak yang tersusun, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan suhu selama proses pengeringan. Selain itu, ketebalan emulsi MSM
yang berbeda-beda juga mempengaruhi lama dan laju pengeringan serta mutu mikroenkapsulat yang dihasilkan. Oleh karena itu dilakukan pula pengujian pengaruh posisi
rak dan ketebalan emulsi terhadap mikroenkapsulat kering yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan pengukuran kadar air basis kering, bk secara tidak langsung setiap
jam pada setiap rak dalam pengering rak. Pengukuran kadar air bk secara tidak langsung dilakukan dengan menimbang tiap loyang emulsi secara berkala setiap jam dan
dicatat penurunan berat emulsinya. Pengeringan dilakukan sampai berat mikroenkapsulat stabil, yang ditunjukkan dengan kurva pengeringan yang telah melandai konstan.
Berdasarkan data penurunan berat emulsi setiap jamnya tersebut diketahui posisi rak dan ketebalan emulsi yang memberikan hasil pengeringan optimum dari segi efisiensi produksi.
Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menyusun a kurva laju penurunan kadar air terhadap waktu; b kurva laju pengeringan terhadap waktu; serta c kurva laju
pengeringan terhadap kadar air. Berdasarkan kurva-kurva tersebut diketahui pengaruh posisi rak dan ketebalan emulsi MSM terhadap proses pengeringan.
Analisis terhadap pengaruh ketebalan emulsi dilakukan bersama-sama dengan analisis pengaruh posisi rak terhadap profil pengeringan. Dalam analisis ini, digunakan data
rata-rata profil pengeringan dari keempat rak yang digunakan. Hasil analisis profil pengeringan dari tiap rak yang diperoleh, dihitung rata-ratanya untuk mengetahui
perbandingan kondisi proses pengeringan dengan ketebalan emulsi yang berbeda. Pada
U K D E
A L R U
A A R
1 2
3 4
5 6
7 9
8
P E
M A
N A
S
10
Rak 1 Rak 2
Rak 3 Rak 4
Rak 5 Rak 6
Arah aliran udara
0.8 ms
21 kajian ini dicari kondisi proses pengeringan yang optimal, sehingga diperoleh
mikroenkapsulat yang baik dari segi efisiensi produksi.
4. Rekomendasi Proses Pengeringan untuk Pengering Rak