IC
50
kurang dari 50 ppm dan dikatakan  lemah  bila nilai IC
50
lebih dari 200 ppm Molyneux  2004.  S.  platensis  kultur  maupun  S.  platensis  komersial  dapat
dikatakan mempunyai aktivitas antioksidan namun sangat lemah. Tingginya nilai IC
50
pada S. platensis kultur dan S. platensis komersial dikarenakan sampel yang digunakan tidak dilakukan ekstraksi telebih dahulu. Ekstraksi disini dimaksudkan
untuk  mendapatkan  senyawa  aktif  antioksidan  dari  keseluruhan  sel  suatu  bahan menggunakan  pelarut  tertentu.  Herrero  et  al.  2005  menyatakan  aktivitas
antioksidan  Spirulina yang diekstrak dengan berbagai pelarut  cukup tinggi. Nilai IC
50
pada  ekstrak  Spirulina  yang  diekstraksi  menggunakan  empat  pelarut  yaitu heksan, petroleum eter, etanol, dan air  pada suhu 115
o
C selama 9 menit berturut- turut 72 ppm, 67,9 ppm, 83,2 ppm, dan 348,1 ppm.
Senyawa  aktif  pada  Spirulina    yang  dapat  digunakan  sebagai  sumber antioksidan  diantaranya  adalah  fikosianin,  betakaroten,  tokoferol,
γ-linoleic acid dan  komponen  fenol.    Selenium  yang  terkandung  dalam  fikosianian  memiliki
aktivitas  yang  kuat  dalam  menghambat  radikal  superoksidase  dan  hidrogen peroksida Merdekawati dan Susanto 2009.
4.2  Penentuan Formulasi Terpilih Marshmallow Spirulina Komersial
Marshmallow  yang  dibuat  dengan  penambahan  Spirulina  komersial 1,  2,  dan  3  dianalisis  sifat  sensori  uji  hedonik  untuk  mendapatkan
formulasi  terpilih.  Uji  hedonik  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh  perbedaan konsentrasi  Spirulina  komersial  terhadap  karakteristik  sensori  marshmallow  dan
menentukan  konsentrasi  Spirulina  komersial  yang  menghasilkan  karakteristik marshmallow  terbaik.  Parameter  yang  diamati  meliputi  kenampakan,  warna,
aroma, rasa dan  tekstur marshmallow dengan rentang skor dari satu amat sangat tidak suka hingga sembilan amat sangat suka.
Hasil  uji  menggunakan  Kruskal  Wallis  menunjukkan  bahwa  penambahan Spirulina dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata
P0,05 terhadap kenampakan marshmallow, namun tidak memberikan pengaruh yang  berbeda  nyata  terhadap  warna,  rasa,  aroma,  dan  tekstur  marshmallow.
Penambahan  Spirulina  2  lebih  disukai  oleh  panelis  karena  memiliki kenampakan yang lebih baik dan warna hijau yang tidak terlalu gelap.
1 Kenampakan Kenampakan  merupakan  parameter  utama  yang  dilihat  oleh  konsumen
sebelum membeli suatu produk makanan. Produk dengan bentuk rapi, bagus, utuh, pasti  lebih  disukai  oleh  konsumen  Soekarto  1985.  Kenampakan  dinilai  dengan
penglihatan  antara  lain  bentuk,  ukuran,  warna,  dan  sifat-sifat  permukaan  halus, kasar,  suram,  mengkilap,  homogen,  heterogen,  dan  datar  bergelombang
Kaya  2008.  Nilai  penerimaan  panelis  terhadap  kenampakan  marshmallow Spirulina  komersial  berkisar  antara  5,63  netral  sampai  6,53  agak  suka.
Pengaruh  penambahan  Spirulina  komersial  terhadap  kenampakan  marshmallow dapat dilihat pada Gambar 6. Penambahan  Spirulina  memberikan pengaruh  yang
berbeda nyata terhadap kenampakan marshmallow P0,05 yang dihasilkan.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda a,b menunjukkan berbeda nyata P0,05
Gambar 6 Hasil uji hedonik kenampakan marshmallow. Uji  lanjut  Dunn  menunjukkan  bahwa  penambahan  Spirulina  1  tidak
berbeda  nyata  dengan  kenampakan  marshmallow  yang  ditambahkan  Spirulina 3, tetapi  penambahan  Spirulina  2  memberikan  pengaruh  yang  berbeda  nyata
dengan  kenampakan  marshmallow  yang  ditambahkan  Spirulina  1  dan  3. Semakin  banyak  biomassa  yang  ditambahkan  semakin  gelap  kenampakan
marshmallow dibandingkan marshmallow tanpa penambahan Spirulina. 2  Warna
Warna memegang peranan penting dalam makanan bersama dengan aroma, rasa,  dan  tekstur.  Warna  memberi  petunjuk  mengenai  perubahan  kimiaseperti
pencoklatan dan karamelisasi dalam makanan. Produk pangan dengan warna yang
menyimpang  dapat  mengurangi  tingkat  penerimaan  terhadap  produk  tersebut Winarno 2008. Nilai penerimaan panelis terhadap warna marshmallow Spirulina
komersial  berkisar  antara  5,53  netral  sampai  6,27  agak  suka.  Pengaruh penambahan Spirulina terhadap warna marshmallow dapat dilihat pada Gambar 7.
Perbedaan konsentrasi  Spirulina tidak  memberikan pengaruh  yang  berbeda  nyata P0,05 terhadap karakteristik warna pada marshmallow.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscript menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05
Gambar 7 Hasil uji hedonik warna marshmallow. Warna  hijau  dari  marshmallow  Spirulina  berasal  dari  pigmen  alami
Spirulina. Spirulina dalam koloni yang besar berwarna hijau tua. Warna hijau tua ini  berasal  dari  klorofil  dalam  jumlah  tinggi  Tietze  2004.  Spirulina  juga
memiliki  pigmen  fikosianin  dan  karotenoid.  Pigmen  ini  telah  diproduksi  secara komersial
untuk pewarna
makanan, minuman,
obat, dan
kosmetik Silveira  et  al.  2007.  Marshmallow  Spirulina  1  memiliki  warna  hijau  muda,
marshmallow  Spirulina  2  memiliki  warna  hijau  agak  tua,  dan  marshmallow Spirulina  3  memiliki  warna  hijau  tua,  akan  tetapi  penilaian  panelis  terhadap
warna marshmallow cenderung sama dan tidak berbeda nyata antar marshmallow meskipun dengan penambahan berbagai konsentrasi Spirulina.
3  Aroma Aroma  dari  suatu  makanan  dapat  menentukan  kelezatan  dari  makanan  itu
sendiri,  aroma  menjadi  daya  tarik  tersendiri  dalam  menentukan  rasa  enak  dari produk makanan. Aroma lebih banyak dipengaruhi oleh panca indera penciuman.
Bau yang dapat diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan campuran
empat  macam  bau  yaitu  harum, asam, tengik, dan hangus Winarno 2008. Nilai penerimaan  panelis  terhadap  aroma  marshmallow  Spirulina  komersial  berkisar
antara  5,60  netral  sampai  5,80  netral.  Pengaruh  penambahan  Spirulina terhadap aroma marshmallow disajikan pada Gambar 8.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscript menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05
Gambar 8 Hasil uji hedonik aroma marshmallow. Perbedaan  konsentrasi  Spirulina  tidak  memberikan  pengaruh  yang  berbeda
nyata P0,05 terhadap karakteristik aroma pada marshmallow. Standar Nasional Indonesia  2008  menyebutkan  bahwa  syarat  mutu  aroma  kembang  gula  lunak
jelly yaitu normal. Marshmallow Spirulina yang dihasilkan memiliki aroma yang sama.  Aroma  ini  berasal  dari  flavor  leci  yang  ditambahkan.  Flavor  leci  yang
ditambahkan  untuk  semua  perlakuan  memiliki  konsentrasi  yang  sama,  sehingga tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap aroma marshmallow Spirulina
yang dihasilkan. Aroma  pada  Spirulina  sendiri  berasal  dari  protein,  protein  memiliki  dua
jenis yaitu true protein atau protein yang  benar-benar bisa dimanfaatkan dan non nitrogen protein NPN. Salah satu komponen non nitrogen protein yaitu amonia,
amonia  inilah  yang  diduga  menyebabkan  aroma  Spirulina  yang  tidak  disukai. Selain itu, aroma Spirulina diduga berasal dari senyawa geosmin dan methyl Iso-
borreol yaitu senyawa penyebab cita rasa lumpur yang dihasilkan oleh ganggang hijau biru Arsyad 2004.
4 Tekstur Tekstur  merupakan  penginderaan  yang  berhubungan  dengan  rabaan  atau
sentuhan.  Tekstur  merupakan  segi  penting  dari  mutu  suatu  makanan,  kadang- kadang  lebih  penting  dari  pada  bau,  rasa,  dan  warna.  Tekstur  penting  pada
makanan  lunak  dan  makanan  renyah.  Ciri  yang  paling  penting  ialah  kekerasan, kekohesifan,  dan  kandungan  air  Winarno  2008.  Pada  umumnya,  tekstur
marshmallow  dicirikan dengan permukaan  yang  halus,  merata dan tidak terdapat gumpalan-gumpalan.
Pengaruh penambahan
Spirulina terhadap
tekstur marshmallow disajikan pada Gambar 9.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscript menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05
Gambar 9 Hasil uji hedonik tekstur marshmallow. Nilai penerimaan panelis terhadap tekstur marshmallow Spirulina komersial
berkisar  antara  5,87  netral  sampai  6,07  agak  suka.  Perbedaan  konsentrasi Spirulina  tidak  memberikan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  P0,05  terhadap
karakteristik tekstur pada marshmallow. Bahan yang digunakan dalam pembuatan marshmallow  Spirulina  memiliki  konsentrasi  yang  sama  dan  proses  pembuatan
dilakukan  dengan  metode  yang  sama  sehingga  menghasilkan  tekstur  yang seragam.
Kekerasan  dan  tekstur  permen  jelly  tergantung  pada  bahan  pembentuk  gel yang  digunakan.  Tekstur  marshmallow  salah  satunya  dipengaruhi  oleh
penambahan  gelatin.  Gelatin  digunakan  untuk    meningkatkan  aerasi  dan  tekstur marshmallow.  Gelatin  bersifat  menyerap  air  sehingga  membentuk  larutan  yang
kental.  Gelatin  yang  ditambahkan  dalam  adonan  akan  menurunkan  tegangan
permukaan  antara  pertemuan  udara-cairan  sehingga  memudahkan  pembentukan busa dan produk yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut Fardiaz 1989.
5  Rasa Rasa  merupakan  faktor  penentu  terhadap  daya  terima  konsumen  pada
pangan.  Rasa  lebih  banyak  dinilai  menggunakan  indera  pengecap  atau  lidah. Faktor rasa memberikan peranan penting dalam pemilihan produk oleh konsumen,
karena  walaupun  kandungan  gizi  baik  tetapi  rasanya  tidak  dapat  diterima  oleh konsumen  maka  target  meningkatkan  gizi  masyarakat  tidak  dapat  tercapai  dan
produk  tidak  laku  Winarno  2008.  Nilai  penerimaan  panelis  terhadap  rasa marshmallow Spirulina komersial berkisar antara 5,67 netral sampai 6,10   agak
suka.  Pengaruh  penambahan  Spirulina  terhadap  rasa  marshmallow  dapat  dilihat pada Gambar 10.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscript menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05
Gambar 10 Hasil uji hedonik rasa marshmallow. Perbedaan  konsentrasi  Spirulina  tidak  memberikan  pengaruh  yang  berbeda
nyata P0,05 terhadap karakteristik rasa pada marshmallow. Rasa marshmallow pada  umumnya  adalah  manis,  karena  dalam  pembuatan  marshmallow
menggunakan  sukrosa dan sirup glukosa. Bahan-bahan tersebut digunakan dalam jumlah  sama  yang  menyebabkan  rasa  marshmallow  yang  dihasilkan  cenderung
sama,  sehingga  penambahan  Spirulina  tidak  mempengaruhi  tingkat  kesukaan panelis.
Marshmallow Spirulina dengan marshmallow merek “X” dijual dipasaran
memiliki  perbedaan  dari  segi  kenampakan,  warna,  rasa,  aroma,  dan  tekstur
sebagaimana disajikan pada Gambar 11.  Marshmallow Spirulina memiliki warna hijau,  terdapat  bintik-bintik  hijau  dari  Spirulina,  berongga,  rasa  yang  manis,
beraroma  leci,  bertekstur  seperti  busa,  tidak  terlalu  kenyal  dan  sedikit  basah. Marshmallow
merek  “X”  memiliki  warna  merah,  putih  dan  kuning  cerah,  tidak berongga,  rasa  manis,  bertekstur  seperti  busa,  kenyal  dan  kering  karena  proses
pembuatannya dilakukan dengan mesin ekstruder dan pengeringan menggunakan oven vaccum.
Keterangan =             : marshmallow Spirulina;           : marshmallow merek “X”
Gambar 11 Perbedaan marshmallow Spirulina dan marshmallow mere
k “X”
4.3  Karakteristik Marshmallow Spirulina Kultur