14
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Teori Investasi
Studi kelayakan bisnis adalah untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaat dan menentukan usaha-usaha yang mempunyai keuntungan yang layak
Gittinger 1986. Studi kelayakan bisnis dapat juga dikatakan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal,
kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus Umar
1997. Jadi, studi kelayakan bisnis muncul karena adanya investasi dalam jangka waktu tertentu. Investasi merupakan salah satu biaya yang dikeluarkan dan
merupakan salah satu penentu panjangnya umur usaha. Untuk itu, diperlukan perhitungan agar suatu kegiatan usaha dapat dikatakan layak yaitu dengan kriteria
investasi. Beberapa kriteria investasi antara lain Nilai Bersih Sekarang Net Present Value, Rasio Manfaat Biaya Bersih Net Benefit and Cost Ratio Tingkat
Pengembalian Investasi Internal Rate of Return dan Masa Pengembalian Investasi Payback Period. Kriteria investasi tersebut merupakan analisis
kelayakan yang ditinjau dari aspek finansial. Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam analisis kelayakan adalah aspek nonfinansial yang terdiri dari aspek pasar,
aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek lingkungan dan sosial Gittinger 1986. Proses analisis setiap aspek saling berkaitan antara satu aspek
dan aspek lainnya, sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi.
3.1.2. Aspek-aspek Nonfinansial
3.1.2.1.Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan kutub pertama yang harus dianalisis dalam suatu lingkungan usaha karena tidak ada usaha yang berhasil tanpa ada permintaan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha tersebut Umar 2009. Menurut para ahli, pasar merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor utama menunjang terjadinya pasar, yaitu
15 orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam
pembeliannya Umar 2009. Menurut Nurmalina et al. 2009, aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang:
1. Permintaan secara total maupun terperinci menurut daerah, jenis konsumen,
perusahaan besar pemakai yang diperkirakan besar proyeksinya. 2.
Penawaran dari dalam negeri dan impor serta bagaimana perkembanganya di masa lalu dan perkiraan di masa yang akan datang dengan memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. 3.
Harga, dengan melakukan perbandingan antara barang-barang impor dan barang-barang yang diproduksi di dalam negeri serta bagaimana
kecenderungan perubahan harga dan polanya. 4.
Program pemasaran yang mencakup strategi pemasaran. 5.
Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan serta berapa market share yang dapat dikuasai perusahaan.
3.1.2.2.Aspek Teknis
Penilaian aspek kelayakan teknis merupakan langkah selanjutnya yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk memulai atau mengembangkan suatu
usaha. Gittinger 1986 mendefinisikan aspek teknis sebagai suatu aspek yang berkenaan dengan penyediaan input dan output berupa barang dan jasa. Analisis
ini akan menguji berbagai hubungan-hubungan teknis yang berkaitan dengan rencana atau program kerja jangka panjang dan jangka pendek. Menurut
Nurmalina et al. 2009, aspek teknis berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun
sehingga dapat diketahui rancangan awal perkiraan biaya investasi dan eksploitasi yang akan dikeluarkan nantinya.
Menurut Nurmalina
et al. 2009 aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai beberapa hal tentang:
1. Lokasi proyek yaitu tempat usaha dilaksanakan dengan mempertimbangkan
lokasi pabrik maupun bukan pabrik. 2.
Penetapan skala usaha operasi untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis.
16 3.
Pemilihan mesin dan peralatan utama serta peralatan penunjang lainnya. 4.
Layout tempat usaha yang dipilih yaitu bagaimana penempatan bangunan dan fasilitas lainnya untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek.
5. Ketepatan teknologi yang dipakai dengan mempertimbangkan kemampuan
atau penerimaan masyarakat.
3.1.2.3.Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen mencakup hal-hal yang bersifat kualitatif sehingga terdapat kesulitan untuk dievaluasi namun dapat menentukan rancangan dan
pelaksanaan usaha yang baik. Menurut Nurmalina et al. 2009, aspek manajemen yang dipelajari di studi kelayakan berupa manajemen dalam masa pembangunan
dan manajemen dalam masa operasi. Manajemen dalam masa pembangunan mempelajari tentang siapa yang akan melaksanakan suatu usaha, bagaimana
jadwal penyelesaian usaha, dan siapa yang akan melaksanakan studi aspek-aspek kelayakan bisnis. Manajemen dalam operasi mempelajari tentang bentuk
organisasi yang dipilih beserta struktur organisasi, deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja yang akan digunakan dan siapa yang termasuk
direksi dan tenaga-tenaga inti. Penilaian aspek hukum dalam studi kelayakan sangat penting karena
berhubungan dengan perizinan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum membangun suatu usaha. Menurut Nurmalina et al. 2009, hal yang akan
dipelajari dalam aspek hukum ini adalah bentuk badan usaha yang akan digunakan terkait dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya serta mempelajari jaminan-
jaminan yang bisa disediakan bila menggunakan sumber dana bisnis modal berupa pinjaman yaitu berbagai akta, sertifikat maupun dokumen pendukung
lainnya.
3.1.2.4.Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi
Kekurangpekaan perusahaan terhadap aspek sosial secara tidak langsung dapat memicu ancaman keberlangsungan hidup perusahaan di masa yang akan
datang sehingga perlu dianalisis secara cermat implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Menurut Gittinger 1986, penciptaan tenaga kerja
17 merupakan masalah yang paling dekat terkait dengan pendistribusian pendapatan
di dalam masyarakat. Banyak pihak-pihak dari pemerintah menekankan adanya pertumbuhan pada daerah-daerah tertentu tempat dijalankannya suatu usaha.
Menurut Nurmalina et al. 2009, aspek sosial juga mempelajari tentang manfaat yang mungkin akan dialami masyarakat atas pengorbanan sosial yang telah
dilakukan dengan adanya pembangunan suatu bisnis di lokasi sekitar tempat tinggal mereka, misalnya kelancaran lalu lintas, semakin ramainya daerah
tersebut, adanya penerangan listrik, telepon dan sarana lainnya. Aspek-aspek ekonomi suatu usaha membutuhkan pengetahuan mengenai
kontribusi nyata yang akan diberikan oleh suatu usaha terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan serta seberapa besar kontribusinya terhadap
penentuan sumber-sumber daya yang diperlukan Gittinger, 1986. Menurut Umar 1997, aspek-aspek ekonomi yang direncanakan dapat ditinjau dari sisi rencana
pembangunan nasional dan sisi distribusi nilai tambah. Analisis manfaat usaha dalam rencana pembangunan nasional dimaksudkan agar usaha yang dilakukan
dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, menggunakan sumberdaya lokal, menumbuhkan industri lain, turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam
negeri sesuai dengan kemampuan dan menambah pendapatan nasional. Proyek yang akan dibangun hendaknya memiliki nilai tambah sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan berbagai pihak yang terlibat dalam suatu proyek tersebut.
3.1.2.5.Aspek Lingkungan
Kegiatan investasi harus mempertimbangkan masalah dampak lingkungan yang merugikan karena pertimbangan tersebut dapat menunjang keberlangsungan
suatu usaha Nurmalina et al. 2009. Pertimbangan tersebut membutuhkan suatu analisis yang bertujuan untuk menentukan apakah bisnis yang akan dilaksanakan
memberikan dampak positif atau negatif terhadap lingkungan hidup. Menurut Umar 1997, ada dua alasan pokok untuk melaksanakan analisis lingkungan
pada studi kelayakan yaitu:
18 1.
Pemerintah telah membuat undang-undang dan peraturan tentang lingkungan hidup sehingga para pemilik usaha dituntut memperhatikan dampak
lingkungan akibat dilaksanakannya sebuah usaha. 2.
Terjadinya perubahan lingkungan secara perlahan-lahan akibat usaha manusia dalam pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraannya dengan
aktivitas-aktivitas ekonomi yang melebihi ambang batas.
3.1.3. Aspek Finansial