Karakteristik Ikan Lele Dumbo

7 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ikan Lele Dumbo

Ikan lele dumbo merupakan spesies yang diperkenalkan pada tahun 1984. Spesies tersebut merupakan hasil persilangan antara induk betina lele asli Taiwan dan induk pejantan yang berasal dari Afrika. Lele dumbo masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1986 Bactiar 2006. Ikan lele merupakan hewan berdarah dingin yang sangat efisien dalam mengonversi energi yang berasal dari pakan menjadi protein Khairuman Amri 2006. Hal ini sangat menguntungkan karena dalam budidaya perikanan, pakan merupakan komponen biaya terbesar. Ikan lele dumbo memiliki keunggulan dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Lele dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada usia benih lebih bersifat omnivora. Lele dumbo memiliki tubuh agak pipih memanjang, agak membulat di bagian depan dan mengecil di bagian ekor, kulitnya tidak memiliki sisik dan berlendir atau licin, kepala berbentuk gepeng dengan batok yang keras, sirip dada dilengkapi dengan patil sebagai alat pertahanan diri namun tidak beracun dan empat buah sungut tepat di ujung kepala sebagai alat peraba Najiyati 1992 Kondisi tempat hidup yang ideal bagi lele dumbo adalah air yang mempunyai pH 6,5-9,0 dan bersuhu 24-26 °C. Air yang memiliki kandungan oksigen yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuhnya, sebaliknya penurunan kandungan oksigen secara tiba- tiba, dapat menyebabkan kematiannya. Oleh karena itu, ikan lele dumbo akan banyak dijumpai di tempat-tempat beraliran air tidak terlalu deras Najiyati 1992. Dalam menjalankan usaha pembesaran lele dumbo tidak harus dilakukan dalam skala besar dengan lahan yang luas, namun dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang sempit dengan modal yang relatif terjangkau. Pembesaran ikan lele dapat dilakukan di dalam kolam tembok, kolam tanah dan kolam terpal. Kolam tembok memiliki kelebihan tahan terhadap kebocoran dari hewan perusak seperti kepiting, tahan terhadap tekanan air dan mudah dalam mengontrol ikan lele dumbo dari serangan hama jika dibandingkan dengan kolam tanah, namun penyediaan pakan alaminya lebih sedikit dan penguraian alami sulit. Kedua kolam tersebut membutuhkan investasi yang relatif besar, waktu yang 8 cukup lama dan lahan yang luas serta bersifat permanen dalam pembangunan konstruksinya. Penggunaan kolam terpal sebagai media pembesaran ikan lele dumbo merupakan solusi pemanfaatan lahan dengan pembuatan konstruksi kolam relatif cepat, kemudahan dalam pembuatannya, modal kecil dan fleksibel atau mudah dibongkar pasang Hendriana 2010. Kolam terpal juga cocok untuk pembudidaya pemula. Pertumbuhan ikan lele dumbo merupakan hal yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan dari kegiatan usaha budidaya yaitu profit. Semakin cepat pertumbuhan ikan lele maka semakin cepat pula pemanenan hasil yang artinya akan terjadi perputaran uang yang semakin cepat dan akan didapat profit yang sebanding pula Bactiar 2006. Hal ini diasumsikan jika ikan lele dumbo dipanen sebanyak tiga kali dalam setahun, dengan pertumbuhan ikan yang semakin cepat dapat dipanen sebanyak empat kali dalam setahun. Dengan demikian, akan diperoleh pendapatan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan panen yang hanya tiga kali setahun. Menurut Mudjiman 1998, pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal yaitu umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit serta faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas Huet 1971. Kelangsungan hidup ikan lele juga menentukan dalam pencapaian profit. Menurut Bachtiar 2006, tingkat kelangsungan hidup ikan adalah jumlah ikan yang hidup hingga akhir pemeliharaan dengan rumus jumlah ikan yang hidup di akhir pemeliharaan dibagi dengan jumlah ikan tebar awal dikali dengan 100 persen. Menurut Gustav 1998, nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar antara 73-86 persen yang ditentukan oleh kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman pH perairan, serta rasio antara jumlah pakan dengan kepadatan. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat keberlangsungan hidup ikan lele dumbo, maka akan 9 semakin tinggi pula pendapatan atau profit yang didapatkan oleh pembudidaya ikan lele dumbo.

2.2. Penelitian Terdahulu tentang Studi Kelayakan Bisnis