41 gangguan dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh Kelompok Tani
Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang. Pengusahaan ikan lele juga tidak bertentangan dengan budaya masyarakat setempat karena ikan lele merupakan
komoditas yang halal untuk dimakan. Berdasarkan aspek sosial, budaya dan ekonomi, pengusahaan yang dilakukan olah Kelompok Tani Pembudidaya Ikan
Lele Desa Lenggang layak dilaksanakan.
6.5. Aspek Lingkungan
Dampak lingkungan yang seringkali menjadi permasalahan adalah adanya limbah yang dihasilkan. Pada pengusahaan ikan lele dumbo yang dilakukan oleh
Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang juga menghasilkan limbah berupa air yang sudah tercampur dengan sisa-sisa pakan. Air ini dapat
menghasilkan bau tidak sedap sehingga dapat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar jika tidak ditanggulangi secara cepat. Kelompok Tani
Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang diuntungkan oleh keadaan pemukiman di Desa Lenggang pada umumnya yang memiliki jarak antar rumah berjauhan yaitu
berkisar 10-15 meter sehingga bau tidak sedap yang dihasilkan tidak terlalu tercium. Namun, kelompok tani tersebut tetap melakukan penanggulangan dini
dengan pembersihan kolam secara rutin sehingga hal yang dikhawatirkan mengganggu lingkungan sekitar tidak terjadi. Selain itu, air sisa kolam juga
dimanfaatkan untuk menyiram tanaman pekarangan dan beberapa jenis sayuran seperti cabai dan tomat yang ditanam di pekarangan rumah. Berdasarkan hal-hal
yang telah diuraikan dalam aspek lingkungan, bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang layak
untuk dijalankan.
6.6. Rangkuman Hasil Analisis Kelayakan Aspek-aspek Nonfinansial
Hasil analisis terhadap kelayakan nonfinansial pengusahaan pembesaran ikan lele dumbo oleh Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa lenggang
secara umum belum sepenuhnya layak. Analisis terhadap aspek pasar yang dilakukan terhadap tiga kriteria yaitu jumlah permintaan dan penawaran, harga
jual, dan strategi yang digunakan dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak.
42 Namun, pada aspek teknis belum sepenuhnya layak karena terdapat beberapa hasil
yang belum sesuai dengan kriteria ditentukan meskipun dari segi lokasi usaha ini layak. Hal tersebut dapat dilihat pada tingkat survival rate yang dicapai lebih
rendah dari tingkat survival rate rata-rata ikan yang baik, penggunaan kolam yang masih di bawah kapasitas dan ketersediaan pakan yang masih kurang. Pada aspek
manajemen dan hukum didapatkan hasil yang layak karena struktur organisasi yang sederhana tidak menjadi kendala bagi jalannya kegiatan pengusahaan dan
kegiatan pengusahaan yang dijalankan telah mendapatkan izin dari kepala desa setempat. Dampak potitif dengan adanya pengusahaan ikan lele ini adalah
memberikan alternatif mata pencaharian baru bagi masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu kriteria yang digunakan dalam penilaian kelayakan aspek
sosial, budaya dan ekonomi. Kriteria lain yang menyatakan bahwa kegiatan pengusahaan ikan lele layak pada aspek ini adalah tidak adanya gangguan yang
disebabkan oleh jalannya usaha dan tidak adanya pertentangan dengan budaya setempat. Selain itu, pengusahaan ikan lele juga tidak menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan sehingga jika ditinjau dari aspek lingkungan, pengusahaan ikan lele ini dapat dikatakan layak. Hasil kelayakan aspek-aspek
nonfinansial yang telah diuraikan di atas terangkum dalam Tabel 3.
43 Tabel 3. Rangkuman Hasil Kelayakan Aspek-aspek Nonfinansial Kelompok Tani
Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang
No Aspek
Kriteria Hasil
Keterangan
1 Aspek pasar
Permintaan dan penawaran
Jumlah permintaan pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 91.250
lebih besar daripada penawaran pada tahun 2010 sebesar 5.490 kg
dan tahun 2011 sebesar 8.400 kg Layak
Harga jual Harga jual ikan lele ukuran
konsumsi Rp25.000 diterima oleh pembeli
Layak Strategi pemasaran
Strategi sederhana dari mulut ke mulut tidak menghambat
sampainya produk ke konsumen Layak
2 Aspek teknis
Lokasi Dekat dengan bahan baku, akses
pasar mudah, infrastruktur memadai
Layak Proses:
- Tingkat survival
rate ikan lele -
Kapsitas kolam terpakai
- Ketersediaan
pakan -
Urutan teknik budidaya
- Tingkat survival rate 64,
lebih rendah dari survival rate rata-rata ikan yang baik yaitu
73-86 -
Baru terpakai 41,11 dari seluruhnya
- Tidak kontinyu
- Sesuai dengan teknik budidaya
Tidak layak Tidak layak
Tidak layak Layak
3 Aspek
manajemen dan hukum
Struktur organisasi dan pembagian
tugas Sederhana dan tidak terkendala
Layak Perizinan
Kegiatan usaha telah mendapat izin Kepala Desa
Layak 4
Aspek sosial, budaya dan
ekonomi Dampak positif
bagi masyarakat Memberi alternatif mata
pencaharian baru Layak
Gangguan akibat aktivitas usaha
Tidak ada Layak
Pertentangan dengan budaya
setempat Tidak ada
Layak 5 Aspek
lingkungan Pencemaran
lingkungan Tidak ada
Layak
44
VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL
Analisis finansial yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele dan mengetahui apakah usaha yang
dilakukan oleh Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang memperoleh keuntungan secara finansial. Analisis finansial dilakukan dengan
menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yang dianalisis dengan menggunakan arus kas untuk mengetahui besarnya manfaat dan biaya yang
dikeluarkan oleh setiap anggota Kelompok Tani. Adapun kriteria-kriteria investasi yang dipakai adalah Net Present Value NPV, Net Benefit and Cost Ratio Net
BC Ratio, Internal Rate Return IRR, dan Payback Period PP.
7.1. Kondisi Aktual