20 sama dengan tingkat discount rate yang ditentukan IRR=DR dan Net BC Ratio
menjadi sama dengan satu Net BC=1.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Penelitian mengenai analisis kelayakan pengusahaan pembesaran ikan lele diawali dengan adanya permintaan ikan lele ukuran konsumsi untuk para
pedagang pecal lele sejak tahun 2010 dan 2011
3
di Kabupaten Belitung Timur. Hal ini sejalan juga dengan adanya program pemerintah Kabupaten Belitung
Timur untuk mengembangkan budidaya perikanan air tawar sebagai suatu usaha alternatif pasca timah. Kabupaten Belitung Timur merupakan salah satu wilayah
yang memiliki banyak potensi untuk pengembangan ikan lele diantaranya adanya lahan yang tak termanfaatkan berupa lubang galian bekas pertambangan timah
dan pekarangan rumah serta kondisi alam yang cocok untuk jenis ikan lele. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah melaksanakan program
pengembangan budidaya ikan lele dengan membina beberapa kelompok tani, salah satunya adalah Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang.
Program tersebut berjalan selama enam bulan dengan dua kali panen. Program tersebut dijalankan dengan memberikan pakan dan benih gratis untuk memacu
kelompok tani tersebut untuk melakukan kegiatan usaha. Pada triwulan berikutnya subsidi pakan dan benih dihentikan sehingga akan menambah biaya yang harus
dikeluarkan. Selain itu, Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang juga masih memiliki pengetahuan yang sedikit mengenai budidaya ikan lele yang
praktis dan efisien sehingga dapat mempengaruhi jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka pentingnya melakukan analisis kelayakan pengusahaan ikan lele ini adalah untuk melihat apakah
pengusahaan ikan lele ini layak atau tidak untuk dilaksanakan serta apakah pengusahaan ikan lele tersebut dapat mengembangkan skala usahanya di masa
mendatang. Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek baik aspek nonfinansial maupun aspek finansial untuk menentukan bagaimana
keuntungan yang diperoleh dari pengusahaan ikan lele yang dilaksanakan. Aspek-
3
Data ini didapat dari hasil wawancara dengan beberapa staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur pada April 2012.
21 aspek yang diteliti dalam pengusahaan pembesaran ikan lele ini adalah aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, budaya dan ekonomi, aspek lingkungan, serta aspek finansial.
Perhitungan aspek finansial menggunakan kriteria investasi yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu usaha yang dilaksanakan.
Kriteria investasi yang digunakan dalam perhitungan aspek finansial diantaranya NPV, Net BC Ratio, IRR, dan Payback Period PP. Selain perhitungan kriteria
investasi, juga digunakan analisis switching value untuk mengetahui tingkat kepekaan kegiatan pengusahan ikan lele terhadap keadaan yang berubah-ubah.
Dari hasil perhitungan aspek finansial, maka dapat diketahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh oleh petani dalam melakukan kegiatan pembesaran
ikan lele. Alur pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
22 Gambar 1. Kerangka Operasional Penelitian
• Adanya permintaankonsumsi ikan lele • Program pengembangan budidaya ikan air tawar oleh Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur • Potensi untuk pengembangan ikan lele di Belitung Timur
• Kondisi alam yang sesuai • Secara teknis mudah dibudidayakan
• Pertumbuhan ikan yang relatif cepat
Pengusahaan pembesaran ikan lele Permasalahan yang dihadapi dalam introduksi pembesaran ikan lele:
1. Adanya permintaan ikan konsumsi yang meningkat, tetapi hasil produksi belum
mencukupi. 2.
Terbatasnya benih berkualitas. 3.
Harga pakan ikan cenderung meningkat. 4.
Kurangnya keterampilan secara teknis Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Nonfinansial a.
Aspek pasar b.
Aspek teknis c.
Aspek manajemen dan hukum d.
Aspek sosial, budaya dan ekonomi e.
Aspek lingkungan Analisis Kelayakan Finansial
a. Analisis NPV
b. Analisis Net BC
c. Analisis IRR
d.
Analisis Payback Period Switching Value
Layak Tidak Layak
Baik untuk diusahakan karena dapat memberikan keuntungan bagi para petani
yang berinvestasi dalam usaha tersebut Hasil dievaluasi kembali untuk mencari
penyebab yang membuat hasil analisis menjadi tidak layak.
23
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian