Latar Belakang Analisis kelayakan usaha pembesaran ikan lele dumbo kelompok tani pembudidaya ikan lele Desa Lenggang, Kecamatan Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung

1 I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur mulai memasukkan perikanan air tawar sebagai salah satu komoditas yang dikembangkan dan sektor yang strategis. Hal tersebut diwujudkan dalam program pengembangan perikanan budidaya yang dijalankan sejak tahun 2007. Program tersebut bertujuan menggerakkan minat masyarakat akan pentingnya kegiatan agribisnis perikanan untuk menyukseskan ketahanan pangan. Sektor perikanan, khususnya perikanan air tawar diharapkan akan terus berkembang menjadi sektor strategis yang ikut berkontribusi dalam pembangunan wilayah Kabupaten Belitung Timur pada masa mendatang. Beberapa potensi yang menjadi alasan pengembangan sektor perikanan air tawar di Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut. Pertama, sektor pertambangan tidak dapat dijadikan sebagai andalan kehidupan perekonomian masyarakat dalam dua sampai tiga tahun ke depan membuat pemerintah perlu untuk mempersiapkan mata pencaharian alternatif yang dapat dijadikan sebagai andalan bagi masyarakat sektor pertambangan. Hal tersebut dikarenakan hasil tambang timah merupakan jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Budidaya perikanan air tawar merupakan salah satu alternatif yang dipersiapkan karena dianggap lebih mudah untuk diterapkan. Kedua, semakin banyaknya masyarakat pendatang sejak tahun 2008 memantapkan langkah pemerintah untuk mengembangkan pariwisata di Pulau Belitung yang selanjutnya diikuti dengan pengembangan sektor budidaya perikanan. Kedua sektor ini saling terkait karena pariwisata Pulau Belitung mengandalkan keindahan pantai dan hasil perikanan sebagai oleh-oleh bagi turis yang merupakan bagian dari paket wisata tersebut. Selain itu, banyaknya pendatang yang menetap di Pulau Belitung menyebabkan masyarakat yang semakin majemuk yaitu beragam suku dan memiliki pola konsumsi yang berbeda- beda. Penyediaan menu makanan berbahan dasar ikan air tawar sebagai makanan yang popular bagi masyarakat pendatang terutama dari daerah Pulau Jawa adalah salah satu contoh peluang yang harus diambil sehingga membutuhkan ketersediaan ikan air tawar yang kontinyu. Tingkat konsumsi masyarakat Pulau Belitung terhadap ikan secara umum sangat tinggi yaitu mencapai 62 kg per tahun 2 jika dibandingkan dengan rata-rata konsumsi ikan nasional yaitu 30 kg per tahun sehingga menuntut tersedianya ikan sebagai sumber protein sepanjang tahun DKP 2010. Ikan air tawar dapat dijadikan konsumsi alternatif pengganti ikan laut karena ketersediaannya tidak tergantung dengan musim. Ketiga, rata-rata penduduk Kabupaten Belitung Timur memiliki pekarangan rumah yang luas dan sumber air yang memadai. Kondisi tersebut sangat cocok untuk pengembangan budidaya ikan air tawar dengan sistem kolam permanen dan terpal skala rumah tangga maupun besar. Beberapa jenis ikan air tawar yang banyak dikembangkan di Kabupaten Belitung Timur adalah nila, lele, patin, betutu dan bawal. Ikan betutu dan ikan patin tidak berkembang di Kabupaten Belitung Timur karena kurang sesuai dengan preferensi masyarakat Kabupaten Belitung Timur, terlihat pada data produksi tahun 2010 yang rendah Tabel 1. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2011 didominasi oleh ikan nila yang diikuti oleh ikan lele dan ikan bawal. Tabel 1. Produksi Budidaya Ikan Air Tawar di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2011 No Jenis Ikan Produksi Budidaya Ikan Kg Tahun 2010 Tahun 2011 1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total 1 Lele 1.090 2.000 1.700 700 5.490 1.500 900 4.000 2.000 8.400 2 Bawal 310 - - - 310 100 600 3.000 - 3.700 3 Nila 470 2.500 1.100 500 4.570 200 1.100 11.000 2.500 14.800 4 Betutu 20 250 150 - 420 - - - - - 5 Patin 200 100 120 200 620 - - - - - Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung 2012 Berdasarkan DKP 2012, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur memfokuskan ikan lele sebagai ikan air tawar yang akan dikembangkan karena ikan lele sangat mudah dibudidayakan dan Kabupaten Belitung Timur memiliki kondisi alam yang sesuai baik dari habitat dan iklim. Selain itu, pemasaran ikan lele mudah karena sudah banyak warung pecal lele dan rumah makan yang menyediakan masakan berbahan baku ikan lele di Kabupaten Belitung Timur. Munculnya usaha tersebut menuntut ketersediaan bahan baku ikan lele segar. Permintaan ikan lele segar untuk kebutuhan berbagai rumah makan dan warung 3 pecal lele di Kabupaten Belitung Timur mencapai kisaran 250 kg per hari 1 pada tahun 2010 dan 2011 atau 91.250 kg per tahun. Sedangkan penawaran yang ada hanya berkisar 5.490 kg pada tahun 2010 dan 8.400 kg pada tahun 2011. Hal ini menjadi salah satu peluang bisnis bagi masyarakat Belitung Timur untuk membudidayakan ikan lele, khususnya di pembesaran, yang diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Belitung Timur. Selama ini warung-warung makan yang menyajikan masakan lele tersebut masih mengimpor ikan lele dari luar daerah seperti Palembang melalui Bangka untuk memenuhi kekurangan pasokan ikan lele ukuran konsumsi. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah melaksanakan program pengembangan budidaya ikan lele dengan membina beberapa kelompok tani yang ada di Kabupaten Belitung Timur. Salah satu kelompok tani yang dibina oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur adalah Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang di Kecamatan Gantung. Kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani terbesar yang membudidayakan ikan lele di Kabupaten Belitung Timur. Jenis ikan lele yang diusahakan adalah ikan lele dumbo. Ikan lele dumbo itu sendiri dibudidayakan oleh kelompok tani tersebut karena benihnya mudah didapat dan sudah dikembangkan di Balai Benih Ikan BBI Kabupaten Belitung Timur, sedangkan jenis ikan lele lain seperti phyton dan sangkuriang masih susah didapat. Pelaksanaan program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur adalah dengan memberikan bantuan kepada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang berupa pakan dan benih secara gratis dan telah berjalan selama dua musim panen sejak tahun 2011 2 . Namun, pada musim selanjutnya Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah menghentikan subsidi pakan dan benih kepada Kelompok Tani Pembudidaya Desa Lenggang sehingga menyebabkan adanya biaya baru yang sebelumnya tidak dihitung. Hal tersebut menyebabkan manfaat yang didapat dari hasil usaha tersebut belum tentu sesuai dengan manfaat yang diharapkan. 1 Data didapat dari hasil wawancara dengan beberapa pembudidaya ikan lele yang memasok ke berbagai rumah makan dan warung pecal lele di Kabupaten Belitung Timur pada April 2012. 2 Hasil wawancara dengan salah satu staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur. 4 Oleh karena itu, perlu dilakukannya studi kelayakan bisnis untuk meyakinkan bahwa usaha tersebut memberikan manfaat atas investasi yang telah dikeluarkan dengan menggunakan asumsi-asumsi dasar studi kelayakan bisnis sehingga suatu usaha tersebut dapat dikatakan layak. Analisis yang dilakukan berupa analisis finansial dengan beberapa kriteria kelayakan usaha, yaitu Net Present Value NPV, Net BC Ratio, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Period PP serta melihat hasil switching value yaitu seberapa peka usaha tersebut terhadap perubahan yang berkaitan dengan manfaat dan biaya. Selain itu, perlu dilakukan juga analisis aspek nonfinansial berupa aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, budaya dan ekonomi serta aspek lingkungan, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan untuk menyusun alternatif-alternatif demi kemajuan usaha dan memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha tersebut.

1.2. Perumusan Masalah