Ekstraksi Waktu dan Tempat Penelitian

18 cabai diteliti berdasarkan empat tingkat kematangan. Cabai hijau yang belum matang memiliki kandungan fenol yang tinggi, sementara itu cabai merah yang belum matang, dan sudah matang memiliki kandungan fenol empat sampai lima kali lebih rendah. Asam askorbat adalah antioksidan yang dominan dan konsentrasinya meningkat sejalan dengan kematangan Marin et al. 2004.

2.4.3 Faktor pengolahan makanan dan metode produksi

Bagaimana makanan diproses, dicampur dengan makanan lain, dimasak, diawetkan dan disiapkan untuk penyajian akhir dapat secara dramatis mempengaruhi tingkat antioksidan dan polifenol. Dengan kata lain, meningkatkan retensi antioksidan dalam makanan ketika mereka diproses dan disiapkan dapat meningkatkan potensi yang besar meningkatkan masukan antioksidan, terutama apabila konsumen memiliki perhatian dan mau membayar lebih untuk suatu pola yang membuat retensi antioksidan menjadi prioritas pada pengolahan makanan dan industri pengolahan. Antioksidan larut air cenderung menurun ketika jus buah atau makanan olahan diperlakukan dengan air, baik itu dengan cara stem, blanching, atau proses panas yang termasuk pasteurisasi. Teknik pengolahan tanpa panas atau metode yang menggunakan temperatur yang rendah harus dipelajari lebih lanjut untuk dapat lebih detail menentukan tingkat antioksidan yang ingin dijaga pada makanan segar karena pengolahan Benbrook 2005.

2.5 Ekstraksi

Senyawa antioksidan dapat berupa senyawa larut air, larut lemak, tidak larut air dan lemak atau menempel pada dinding sel. Karena itu efisiensi ekstraksi adalah sangat penting dalam mengkuantifikasi aktivitas antioksidan dalam makanan. Ekstraksi adalah proses pemisahan dari satu atau banyak material baik solid maupun tidak solid dengan bantuan pelarut. Ada dua macam tipe ekstraksi yaitu ekstraksi liquid-liquid dan ekstraksi solid liquid. Pada ekstraksi liquid- liquid, komponen liquid diekstrak kedalam liquid lain. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi umumnya adalah larutan yang dapat melarutkan padatan, larutan, atau substansi gas, yang menghasilkan pembentukan larutan baru Prakash 2001. 19 Pelarut digunakan untuk mengekstrak senyawa terlarut dari campuran. Ketika pelarut melarutkan senyawa, hal ini akan membentuk berbagai variasi interaksi kimia yang lemah dengan terlarut, yang bertujuan untuk melarutkannya. Interaksi yang umum terjadi adalah meningkatnya kekuatan atau interaksi yang terdiri atas interaksi dipole, dipole-dipole, dan interaksi ikatan hidrogen Miller et al. 1981 in Holiday 2006 . Literatur mengenai kapasitas antioksidan dalam rumput laut berdasarkan ekstraksi yang berbeda masih terbatas. Pertama karena prosedur yang digunakan dalam mengekstrak antioksidan masih belum lengkap. Pada hampir semua penelitian ini, pelarut yang digunakan umumnya metanol yang bersifat polar Santoso et al 2004, Chew et al 2008 ; Patra 2008; Ganeshan 2008. Metanol dan air dengan proporsi yang berbeda Esrig 2001, atau metanol dan kloroform Chandini 2008. Ekstraksi solid-liquid bersifat heterogen, multikomponen meliputi nonsteady transfer terlarut dari padat ke larutan Diaz et al. 2006 in Oufnac 2006. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 4 empat bulan yaitu sejak bulan April- Juli 2009. Pengambilan data lapangan dilakukan di perairan Teluk Hurun, Lampung. Teluk Hurun berada dalam wilayah pantai barat Teluk Lampung. Teluk Hurun berada di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Lampung Selatan. Di Teluk Hurun bermuara dua buah sungai yaitu Sungai Hurun dan Sungai Hanura. Persiapan sampel rumput laut dilakukan di Laboratorium Basah Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Analisis parameter kualitas air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Analisis substrat dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, Bogor. Ekstraksi rumput laut Caulerpa racemosa dan analisis total fenol dilakukan di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Instrument Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Analisis antioksidan metoda DPPH dan analisis bilangan peroksida dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Tabel lokasi pengambilan data lapangan di Teluk Hurun diterakan pada Tabel 1. Tabel 1 Lokasi penelitian di Teluk Hurun, Lampung Lokasi Posisi Stasiun 1 105 o 14’ 988” LS dan 05 31‘360 “ BT Stasiun 2 105 15 ’657” LS dan 05 31’ 090” BT Stasiun 3 105 16’ 98” LS dan 05 31’384” BT Stasiun 1 terletak di Teluk Hurun bagian dalam sekitar 700 m dari daratan. Stasiun ini berada di perairan yang penuh dengan aktivitas manusia seperti budidaya ikan laut, tambak udang dan budidaya kerang mutiara. Stasiun 2 terletak di Teluk Hurun bagian luar, stasiun ini terletak dekat dengan Pulau Tambikil, tidak seperti stasiun ,1 di stasiun 2 ini tidak terdapat aktivitas seperti budidaya dan tambak. Stasiun 3 adalah stasiun yang berada di kawasan pesisir antara Tanjung Suak Butuh dan Tanjung Pandan. Stasiun 3 ini terletak sekitar 1 km dari budidaya mutiara PT. Kyoko. Peta ketiga stasiun disajikan pada Gambar 3. T. Hurun T. Lampung Figure 3 Map of station 1, 2 dan 3 in Hurun Bay, Lampung 1 8 22

3.2 Tahapan Penelitian