55
4.3.1  Determinasi kandungan total fenol ekstrak Caulerpa racemosa
Senyawa  polifenolik  atau  fenolik  adalah  komponen  bioaktif  yang mempunyai aktivitas antioksidan yang secara alami terdapat dalam buah-buahan,
sayuran  atau  minuman  seperti  teh  Astawan  2004.  Menurut  Santoso  2003 komponen  polifenol  yang  terkandung  dalam  Caulerpa  racemosa  adalah  katekol.
Katekol termasuk dalam jenis antioksidan golongan fenol Yoshie et al. 2002. Kandungan total fenol tertinggi dari sampel segar terdapat pada ekstrak etil
asetat 3.20 , diikuti oleh ekstrak metanol 1.60  dan ekstrak heksana 0.89 .  Pada  sampel  kering,  ekstrak  etil  asetat  juga  memiliki  kandungan  total  fenol
tertinggi 2.22, diikuti oleh ekstrak metanol 1.77  dan ekstrak heksana 0.45 . Hasil pengukuran total fenol disajikan pada Gambar 18.
Keterangan :  Angka -angka pada  histogram yang diikuti huruf yang  berbeda a,b,c pada masing- masing kondisi rumput laut  menunjukkan berbeda nyata p0,05
Gambar 18 Kandungan fenol pada ekstrak Caulerpa racemosa
Hasil analisis total fenol menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat mempunyai kandungan  fenol  tertinggi  dan  secara  statistik  berbeda  nyata  dengan  ekstrak
heksana,  baik  dalam  sampel  segar  maupun  kering.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa etil asetat lebih efektif melarutkan senyawa fenol rumput laut Caulerpa racemosa
daripada metanol dan heksana. Menurut  Shahidi  dan  Naczk  1998  in  Adawiyah  et  al.  2001,  kelarutan
senyawa  fenol  ditentukan  oleh  polaritas  pelarut  yang  digunakan  untuk mengekstrak dan tingkat polimerisasi senyawa fenol dibandingkan komponen lain
56
untuk  bahan  pahan.  Etil  asetat  merupakan  salah  satu  pelarut  yang  sering digunakan  untuk  mengekstrak  senyawa  fenol.  Menurut    Harwood  dan  Moody,
1989  sifat  etil  asetat  yang  semi-polar,  menyebabkan  etil  asetat  dapat mengekstrak lebih banyak komponen isoflavon yang aktif sebagai antioksidan
Dalam  menentukan  pengaruh  persiapan  sampel  segar  dan  kering  terhadap total fenol maka kita perlu mengkorversi total fenol yang dinyatakan dalam persen
atau  mggram  ekstrak  menjadi  mggram  sampel  segar.  Hal  ini  diperlukan  karena pada  bobot  ekstrak  yang    sama,  bobot  sampel  segar  yang  diperlukan  untuk
memperoleh  ekstrak  tersebut  berbeda.  Hasil  konversi  total  fenol  menunjukkan bahwa proses pengeringan menurunkan aktifitas antioksidan pada pelarut metanol
sebesar 48.70 ,  pelarut etil asetat  sebesar 78.07   dan pelarut heksana sebesar 94.66 .
Penurunan  total  fenol  pada  persiapan  sampel  kering  didukung  oleh penelitian Kuda et al. 2007 pada rumput laut Ecklonia stolorifera and Ecklonia
kurome.  Menurut  Kuda  et  al.  2007  konsentrasi  senyawa  fungsional  seperti polifenol  dan  fukoidan,  aktivitas  antioksidan,  dan  aktivitas    antibakteri      E
stolorifera  and  E.  kurome  bervariasi  tergantung  proses  persiapannya.  Perlu  di ketahui  bahwa  kandungan  senyawa  fungsional  dan  aktivitasnya  menurun  secara
besar-besaran dalam setiap metode proses dan atau kondisi pengawetan. Aktivitas E.  stolorifera  menurun  drastis  pada  sampel  kering  dan  sampel  yang  mengalami
perebusan.  Hasil  penelitian  ini  mengindikasikan  bahwa  senyawa  fungsional seperti  polifenol  terpengaruh  atau  menurun  drastis  karena  pengeringan  atau
perebusan.
4.3.2  Aktivitas antioksidan ekstrak Caulerpa racemosa metode DPPH