22
3.2  Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian ini terdiri dari : Pra penelitian yaitu survey lapangan dan penentuan  lokasi  stasiun  penelitian.  Penelitian  utama  yaitu    pengumpulan  data
lapangan  pengukuran  kualitas  air  dan  pengukuran  kondisi  Caulerpa  racemosa dan penelitian analisis antioksidan.
3.2.1  Pra penelitian
Sebelum  menentukan  lokasi  penelitian    dilakukan  survey  pendahuluan berupa  survey  peta  lokasi  untuk  mengamati  keberadaan  Caulerpa  racemosa  di
Teluk  Hurun,  Lampung.  Selain  itu  dilakukan    wawancara  dengan  pegawai  Balai Besar  Pengembangan  Budidaya  Laut,  Lampung  yang  sehari-hari  menangani
rumput  laut  di  kawasan  Teluk  Hurun  Lampung.  Dari  informasi  yang  diperoleh dilakukan penyisiran lapangan dengan penyelaman untuk mengetahui keberadaan
Caulerpa  racemosa  di  Teluk  Hurun,  Lampung.  Berdasarkan  hasil  survey lapangan tersebut, maka ditetapkan 3  stasiun penelitian.
3.2.2 Penelitian utama
3.2.2.1 Pengumpulan data lapangan
Dalam pengumpulan data lapangan dilakukan pengamatan terhadap kondisi Caulerpa racemosa yang meliputi pengamatan terhadap substrat, alga atau lamun
yang  berasosiasi  dengan  Caulerpa  racemosa  pengukuran  biomassa  Caulerpa racemosa,  biota  yang  berperan  sebagai  pemangsa  Caulerpa  racemosa  dan
pengamatan  fisik  terhadap  Caulerpa  racemosa.  Selain  itu  dilakukan  pula pengukuran kualitas air disetiap stasiun.
Pengukuran kualitas perairan dilakukan dua kali yaitu pada tanggal 28 April 2009  dan  pada  tanggal  12  Mei  2009,  saat  pasang  dan  surut  Gambar  4.  Data
pasang  surut  diperoleh  dari  data  sekunder  yang  diperoleh  dari  Balai  Besar Pengembangan  Budidaya  Laut,  Lampung.  Pengukuran  kualitas  air  diawali  dari
stasiun  1  kemudian  stasiun  3  dan  terakhir  di  stasiun  2.  Dengan  selang  waktu pengukuran dari satu stasiun 1 ke stasiun lain + 45 menit.
Pada  setiap  stasiun  penelitian  dilakukan  pengukuran  parameter-parameter secara  in  situ  yang  meliputi  suhu,  pH,  salinitas,  kecerahan,  kecepatan  arus,  DO,
23
intensitas  cahaya,  dan  kedalaman.  Pengukuran  suhu  dilakukan  dengan menggunakan  TM  6801B  digital  thermometer.  Pengukuran  salinitas  dilakukan
dengan  merode  refraksi    menggunakan  Portable  refraktrometer  FG  211. Pengukuran  kecerahan  dilakukan  dengan  menggunakan  sechidish.  Pengukuran
kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan alat pengukur arus dari kayu yang berbentuk  silang  dan  stopwacth.  Pengukuran  DO  dilakukan  dengan  Ion  Catch
SLC  DO  meter.  Pengukuran  kedalaman  dengan  penggaris  dan  pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan LUXFC Light Meter DL-204.
Gambar 4 Skema pengambilan data parameter air Selain  pengamatan  secara  insitu  pada  penelitian  ini  juga  dilakukan  analisis
parameter  air  di    Laboratorium  Kualitas  Air,  Balai  Besar  Pengembangan Budidaya  Laut,  Lampung,  yang  meliputi  pengukuran  pH,  nitrat,  phosphat  dan
amonia.  Pengambilan  sampel  air  untuk  analisis  dilakukan  menggunakan  botol plastik  polipropilene  250  ml  kemudian  sampel  dimasukkan  kedalam  cooler  box
untuk kemudian dianalisis. Pengukuran  pH  dilakukan  dengan  metoda  elektrometri  APHA1998  4500
H
+
menggunakan  Hk-3C    Ph  Meter.  Pengukuran    nitrat  dilakukan  dengan menggunakan  metode  brucine  Seameo-biotrop  1998.  Pengukuran    phosphat
dengan  menggunakan  metode  spektrofotometri  Byod  1979  dan  pengukuran
28-4-2009 12-5-2009
+12.00 WIB
11.00-14.00 WIB
16.00-17.30 WIB
11.00-14.00 WIB
16.00-17.30 WIB
+ 18.00 WIB +12.00 WIB
+ 18.00 WIB
24
amonia  dengan  menggunakan  metode  spektrofotometri    APHA  1998.  Analisis amonia, phospat dan nitrat  disajikan pada Lampiran 2.
Metode  pengumpulan  data  yang  digunakan  untuk  pengamatan  kondisi Caulerpa  racemosa  adalah  metode  transek  plot  kuadrat  yang  berbentuk  bujur
sangkar  berukuran  1  x  1  m
2
English  et  al.1994.  Metode  transek  plot  kuadrat dipilih karena metode ini dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat. Tiga garis
transek ditarik tegak lurus  terhadap pantai ke arah laut sejauh 100 m dengan jarak antara  titik  plot  sejauh  50  m,  setiap    10  m  pada  garis  transek  dibuat  menyilang
tegak lurus pantai dan ditempatkan plot kuadrat. Pada setiap diagram tersebut dihitung jumlah segi empat yang berukuran 50
x  50  cm
2
yang  ditutupi Caulerpa  racemosa,  dicatat  subtrat  dasar  dalam  plot,
pengambilan substrat, dicatat alga atau lamun  yang  berasosiasi dengan Caulerpa racemosa  dan  biota  yang  berperan  sebagai  pemangsa  Caulerpa  racemosa.
Kegiatan  transek  dilakukan  pada  saat  surut  rendah.  Skema  mengenai  transek kuadrat disajikan pada Gambar 5.
Rumput  laut  yang  ada  pada  setiap  plot  diambil  dan  dimasukan  ke  dalam kantung  plastik.  Setelah  diberi  tanda  rumput  laut  ditimbang  untuk  memperoleh
berat basah.  Berat basah ini diperlukan untuk mengetahui biomassa rumput laut. Biomassa  menurut  Bower  1977  dalam  Atmajaya  1996  adalah  berat  per  total
area  studi.  Biomassa  dihitung  dengan  B  =  WA,  B  adalah  biomassa  rumput  laut gm
2
, W adalah jumlah total berat basah spesies ke- i, A adalah total area studi. Dari rumput laut yang sudah diambil dari masing-masing stasiun dilakukan
pengamatan  fisik.  Pengamatan  fisik  Caulerpa  racemosa  dilakukan  dengan  cara visual  dimana  pada  pengamatan  fisik  ini  diamati  kesegaran  buah  Caulerpa
racemosa, bagaimana rangkaian buah, warna buah. Panjang frond diukur dengan menggunakan penggaris dalam satuan centi meter cm.
25
Gambar 5 Skema transek kuadrat dalam pengamatan kondisi Caulerpa racemosa
3.2.2.2 Analisis antioksidan