53 mengikuti keadaan lahan, apakah berbukit-bukit atau rata. Prinsipnya bedengan
yang tidak terlalu panjang akan memudahkan dalam perawatan tanaman. Panjang bedengan yang biasa digunakan petani cabai merah keriting di Desa Citapen
adalah 10 – 12 meter. Pembuatan bedengan dilakukan dengan cangkul, tali plastik sebagai
patokan agar rapi. Setelah menentukan ukuran bedengan, gali selokan di sekeliling bedengan dan buang tanah galiannya ke atas bedengan. Tanah yang
dibuang diatas bedengan harus diratakan juga. Setelah bedengan rata dan tidak ada lagi bongkahan tanah diatasnya, kemudian bedengan di beri pengapuran untuk
menaikkan PH tanah yang asam. Kapur ditebarkan merata dipermukaan
bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul kembali untuk kedua kalinya. Kapur akan tercampur rata dengan sendirinya karena proses pencangkulan. Tahap
selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam, lubang tanam dibuat dengan kedalaman 30 cm dengan diameter lingkaran 5 cm. Setelah itu pada lubang tanam
diberikan pupuk kandang, Pupuk kimia yaitu SP36 dan KCL. Kemudian
bedengan tersebut dibiarkan selama 10 hari sebelum masa tanam dilakukan agar pupuk yang telah ditaburkan mempunyai waktu untuk diserap dan diuraikan oleh
tanah.
6.1.3 Penanaman
Penanaman merupakan kegiatan pemindahan bibit hasil persemaian ke lahan pertanaman. Bibit yang siap dipindahkan ke lahan pertanaman haruslah
bibit yang sehat. Cara pemindahan bibit yang dilakukan yaitu terlebih dahulu dilepaskan dari polybag dan tanam bibit di lubang tanam. Kembalikan sisa tanah
galian ke sekeliling bibit. Bibit cabai merah keriting biasanya ditanam dengan menggunakan jarak tanam yaitu 40 × 60 centimeter. Ukuran jarak tanam tersebut
digunakan dengan alasan untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai merah keriting, karena jika tidak menggunakan jarak tanam maka
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai merah keriting akan terhambat dan tidak tumbuh maksimal.
Waktu penanaman yang baik adalah pada sore hari, karena bibit tdak akan terkena sinar matahari yang terik dan masih bisa beradaptasi dengan keadaan
lahan hingga esok pagi. Pada umumnya penanaman bibit dikerjakan oleh banyak
54 orang secara serempak. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman nantinya bisa
seragam dan memudahkan dalam perawatan.
6.1.4 Pemeliharaan
Tanaman yang telah ditanam perlu mendapat perhatian dan pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman cabai merah keriting membutuhkan perhatian yang cukup
besar. Kegiatan pemeliharaan cabai merah keriting di Desa Citapen meliputi penyulaman, pengajiran, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan
penyakit. Penyulaman dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau kurang baik pertumbuhannya, kemudian ditanam kembali bibit baru yang
berasal dari persemaian yang sama dengan terdahulu. Penyulaman ini dilakukan setelah tanaman ditanam selama satu minggu di lahan.
Pengajiran berfungsi untuk membantu tanaman tumbuh tegak, karena tanaman cabai merah keriting mempunyai batang yang kurang kuat untuk
menopang buah dan mendukung tegaknya batang. Turus terbuat dari batang bambu yang memiliki panjang 220 centimeter. Bagian bawah turus dibuat
meruncing agar mudah untuk ditancapkan. Satu turus diperuntukkan untuk satu tanaman, dan dipasang dengan di lengkungkan ke bagian dalam dan dihubungkan
satu sama lain, lalu diikat dengan menggunakan tali pengajiran ini dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 20 hingga 25 hari setelah tanam.
Penyiangan perlu dilakukan untuk membersihkan gulma tanaman pengganggu yang terdapat dibedengan seperti rumput dan tanaman lain yang
tidak diinginkan. Selain mengganggu, gulma juga merebut makanan yang seharusnya untuk tanaman utama. Alat yang biasa digunakan untuk melakukan
penyiangan adalah cangkul atau koret. Pemupukan dilakukan pada awal penanaman bibit. Pupuk yang digunakan
adalah SP36, KCL dan pupuk kandang. Dosis penggunaan pupuk tergantung pengetahuan dan kebiasaan petani.
Selain dilakukan pada awal penanaman, pemupukan juga dilakukan untuk tahap lanjutan, dimana pemupukan lanjutan
dilakukan dengan cara disemprot yaitu dengan menggabungkan pupuk NPK, KCL, SP-36 dan pupuk kandang. Pencegahan dan pemberantasan terhadap hama
dan penyakit tanaman dilakukan untuk melindungi tanaman dari ancaman kerusakan yang ditimbulkan. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan secara
55 intensif, dengan selang waktu antara tiga sampai empat hari sekali dan apabila
musim hujan selang waktunya lebih dekat lagi yaitu antara dua hingga tiga hari sekali. Hal tersebut dilakukan karena pada saat musim hujan pestisida mudah
tercuci oleh air, selain itu kondisi menjadi lembab sehingga penyakit mudah berkembang.
6.1.5 Panen dan Pascapanen