Persemaian Pengolahan Lahan Gambaran Umum Usahatani Cabai

51

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Gambaran Umum Usahatani Cabai

Merah Keriting di Desa Citapen Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pada umumnya sebagian besar penduduk Desa Citapen adalah bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar 24 persen dari total seluruh penduduk Desa Citapen. Petani tersebut terdiri dari petani padi sawah, petani sayuran, petani palawija dan sisanya adalah petani campuran. Untuk kegiatan bertanam sayuran, disamping membudidayakan cabai merah keriting, para petani juga membudidayakan komoditas lain seperti sawi caisin, mentimun, tomat, daun bawang dan kubis. Sebagian besar petani membudidayakan cabai merah keriting secara monokultur, walaupun terdapat juga petani yang membudidayakan cabai merah keriting secara tumpangsari dengan sawi caisin. Pada metode tumpangsari, cabai merah keriting merupakan komoditas utama yang dibudidayakan sedangkan sawi caisin adalah komoditas sampingan. Pada umumnya para petani melakukan metode tumpang gilir dalam pembudidayaan cabai merah keriting, dalam artian bahwa setelah cabai merah keriting selesai panen maka lahan digunakan untuk membudidayakan komoditas lainnya seperti mentimun dan buncis, namun karena ruang lingkup penelitian terbatas pada komoditas cabai merah keriting, maka yang akan menjadi pembahasan adalah hanya komoditas cabai merah keriting saja. Adapun gambaran kegiatan usahatani cabai merah keriting yang dilakukan oleh petani Desa Citapen dapat dilihat pada penjelasan berikut dibawah ini.

6.1.1 Persemaian

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menyemai benih cabai adalah menyiapkan media tanam, yakni berupa campuran dua ember tanah subur yang telah diberikan kapur untuk menetralkan PH tanah dan satu ember pupuk kandang. Tanah dan pupuk kandang ini harus diayak terlebih dahulu, kemudian bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga rata. Setelah itu media tanam tersebut dimasukkan ke dalam polybag berukuran 12 × 8 cm yang sudah dilubangi guna meneruskan kelebihan air siraman. Setelah itu polybag diletakkan di bedengan tersendiri. 52 Bedengan pembibitan harus aman dari berbagai gangguan. Salah satu cara yang dilakukan oleh petani adalah dengan membuat atap dari plastik transparan. Tinggi atap plastik dari permukaan bedengan sekitar 0,5 meter. Selain berguna untuk mencegah terpaan dari sinar matahari langsung, atap plastik juga berfungsi menjaga bedengan dari siraman air hujan, perlindungan terhadap hama penyakit dan menjaga kelembaban. Beberapa pekerjaan yang dilakukan petani cabai merah keriting di Desa Citapen adalah penyiraman dan penyemprotan. Penyiraman dilakukan bila dirasa kelembaban berkurang dan tanah polybag terlihat kering. Alat yang digunakan untuk penyiraman adalah sprayer halus untuk menyemprot bibit cabai, hal ini dikarenakan jika penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor maka dapat merusak bibit tanaman cabai yang masih lemah. Pada saat penyiraman, sungkup plastik dapat dibuka atau digulung. Sedangkan untuk penyemprotan dengan menggunakan puradan dilakukan untuk menghindari bibit dari serangan hama dan penyakit. Penyemprotan dilakukan pada saat umur bibit cabai telah berumur 10 hari setelah tanam.

6.1.2 Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur serta aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. Pengolahan lahan yang dilakukan meliputi pembersihan lahan, pencangkulan dan pembuatan bedengan. Proses pengolahan lahan di Desa Citapen biasanya dilakukan bersamaan dengan persemaian. Pengolahan lahan dilakukan melalui tiga tahap, tahap pertama yaitu pembersihan lahan dari gulma dan bekas tanaman sebelumnya, pembersihan lahan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga kerja manusia. Tahap kedua adalah membalik tanah dengan cara mencangkul tanah secara tipis-tipis, hal ini dilakukan agar tanah pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan sehingga tanah menjadi gembur dan akar tanaman mudah menembus tanah untuk mengambil zat-zat makanan. Tahap ketiga adalah pembuatan bedengan, dimana ukuran bedengan cabai merah keriting harus mempertimbangkan beberapa faktor. Saat musim hujan, ukuran bedengan harus lebih lebar untuk mengurangi kelembaban yang tinggi. Pada umumnya, lebar bedengan 100 – 120 cm dengan lebar selokan antara 30 sampai dengan 50 cm. Panjang bedengan biasanya 53 mengikuti keadaan lahan, apakah berbukit-bukit atau rata. Prinsipnya bedengan yang tidak terlalu panjang akan memudahkan dalam perawatan tanaman. Panjang bedengan yang biasa digunakan petani cabai merah keriting di Desa Citapen adalah 10 – 12 meter. Pembuatan bedengan dilakukan dengan cangkul, tali plastik sebagai patokan agar rapi. Setelah menentukan ukuran bedengan, gali selokan di sekeliling bedengan dan buang tanah galiannya ke atas bedengan. Tanah yang dibuang diatas bedengan harus diratakan juga. Setelah bedengan rata dan tidak ada lagi bongkahan tanah diatasnya, kemudian bedengan di beri pengapuran untuk menaikkan PH tanah yang asam. Kapur ditebarkan merata dipermukaan bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul kembali untuk kedua kalinya. Kapur akan tercampur rata dengan sendirinya karena proses pencangkulan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam, lubang tanam dibuat dengan kedalaman 30 cm dengan diameter lingkaran 5 cm. Setelah itu pada lubang tanam diberikan pupuk kandang, Pupuk kimia yaitu SP36 dan KCL. Kemudian bedengan tersebut dibiarkan selama 10 hari sebelum masa tanam dilakukan agar pupuk yang telah ditaburkan mempunyai waktu untuk diserap dan diuraikan oleh tanah.

6.1.3 Penanaman

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan produksi usahatani cabai merah keriting (Kasus tiga desa di kecamatan Sukaraja, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

1 22 134

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani cabai merah (Studi kasus di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi)

0 7 119

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 25 159

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Mentimun (Cucumis sativusL.) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

14 95 227

Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Peternak Desa Cibeureum Kabupaten Bogor

0 20 247

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

1 16 250

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Mengikuti Kemitraan Pada Usahatani Cabai Merah Keriting di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman

0 2 15

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L) di DESA HULA’AN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

0 0 14

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L) di DESA HULA’AN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

0 0 14