Panen dan Pascapanen Hama dan Penyakit Tanaman

55 intensif, dengan selang waktu antara tiga sampai empat hari sekali dan apabila musim hujan selang waktunya lebih dekat lagi yaitu antara dua hingga tiga hari sekali. Hal tersebut dilakukan karena pada saat musim hujan pestisida mudah tercuci oleh air, selain itu kondisi menjadi lembab sehingga penyakit mudah berkembang.

6.1.5 Panen dan Pascapanen

Panen awal dan lamanya waktu panen tergantung pada jenis atau varietas cabai. Walaupun berasal varietas dan waktu tanam yang sama, panen awal didataran rendah dan dataran tinggi menunjukkan perbedaan. Tanaman cabai yang ditanam didataran rendah, panen awalnya lebih cepat dibandingkan dengan tanaman cabai yang ditanam didataran tinggi. Umumnya panen cabai merah kertiting yang dilakukan oleh petani Desa Citapen yakni tiga sampai dengan empat hari sekali atau paling lambat seminggu sekali. Rata-rata panen yang dilakukan petani responden sebanyak 10 – 25 kali hingga tanaman berumur 6 – 7 bulan. Keadaan ini sangat bergantung pada keadaan pertanaman dan perawatan yang diberikan. Satu tanaman cabai merah keriting biasanya menghasilkan 300 sampai 1.000 gram buah mulai dari awal penanaman hingga akhir. Waktu panen biasanya dilakukan pada pagi hari. Penggunaan tenaga kerja untuk panen dan angkut biasanya dibayar oleh petani tomat. Setelah panen selesai, cabai merah keriting dikemas dalam karung dengan kapasitas perkarung hingga 35 kilogram. Seluruh petani responden memasarkan hasil panen cabai merah keritingnya ke Gapoktan Rukun Tani, dan untuk pemasaran selanjutnya dilakukan oleh Gapoktan Rukun Tani untuk dipasarkan ke Pasar TU Induk Kemang.

6.1.6 Hama dan Penyakit Tanaman

Seperti pada tanaman lainnya, keberadaan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah keriting juga dapat mendatangkan kerugian pada petaninya. Masalah tersebut umumnya dapat diatasi dengan mengetahui secara pasti hama dan penyakit yang menyerang, sehingga dapat menggunakan jenis pestisida yang sesuai untuk diaplikasikan. Namun sampai saat ini masih banyak petani yang sulit membedakan antara serangan hama dan penyakit, akibatnya sering terjadi kesalahan pemberian obat, juga sebagian besar petani menggunakan pestisida 56 hanya berdasarkan pada pengalamannya dan sering tidak memperhatikan aturan pakai yang telah ditentukan, sehingga pemakaian pestisida tersebut melebihi dosis dari aturannya. Hama adalah semua jenis hewan yang mengganggu budidaya tanaman cabai merah keriting. Hama juga dapat menimbulkan kerusakan sehingga penanganannya harus tepat, apabila penanganannya salah maka dapat menyebabkan rendahnya produksi tanaman cabai merah keriting. Penyakit pada tanaman cabai merah keriting dapat disebabkan oleh jamur dan bakteri. Penyakit tidak hanya menyerang tanaman pada saat persemaian, tetapi juga pada saat tanaman sudah besar. Hama yang menyerang usahatani cabai merah keriting di Desa Citapen adalah : 1. Thrip Thrips ini berwarna kuning kecoklatan. Nimpha berwarna putih dan sangat aktif. Telur berbentuk oval diletakkan dalam jaringan daun. Pada daun muda, gejala serangan ditandai dengan adanya noda keperakan yang tidak beraturan. Luka ini terjadi karena dimakan oleh serangga. Noda keperakan lebih lanjut berubah menjadi cokelat tembaga dan menyebabkan daun mengeriting ke atas. Pada musim kemarau populasi serangga ini sangat tinggi dan penyebarannya dibantu oleh tiupan angin, karena serangga dewasa tidak dapat terbang. Pengendaliannya dilakukan secara kimia dengan menyemprotkan insektisida. 2. Ulat Buah Ulat ini menyerang buah cabai sejak masih hijau. Buah yang terserang kelihatan berlubang. Jika buah cabai dibelah, ulatnya akan terlihat. Ulat hidup dalam buah, membuat buah menjadi busuk dan akhirnya rontok. 3. Lalat Buah Lalat buah termasuk serangga polifag atau mempunyai banyak inang. Serangga ini menyerang buah cabai, ditandai dengan adanya titik hitam di pangkal buah. Buah cabai membusuk dan akhirnya rontok. Serangga betina dewasa meletakkan telurnya dengan jalan menusukkan ovipositor-nya ke dalam buah. Selanjutnya, telur menetas dan menjadi ulat didalam buah. Larva buah memiliki kemampuan melentingkan badannya sehingga mampu meloncat ke mana-mana. 57 Pada siang hari, kadang-kadang larva tersebut terlihat di daun dan bunga cabai. Larva ini kemudian keluar dari buah dan membentuk puva didalam tanah. Penyakit yang menyerang tanaman cabai merah keriting adalah : 1. Penyakit Antraknosa Penyakit ini biasa menyerang biji, batang, daun dan buah. Serangan penyakit ini ditandai dengan gejala yaitu biji gagal kecambah, batang kecambah rapuh sehingga mudah rebah, pucuk mati dan infeksinya ke bagian bawah, bercak di permukaan kulit buah melesak ke dalam daging buah dan membentuk lingkaran seperti terkena sengatan terik matahari dan serangan terjadi menjelang buah masak. Keberadaan penyakit busuk buah terutama dipicu oleh iklim mikro di pertanaman yang lembab, temperatur tinggi, cuaca berkabut dan berembun. 2. Bercak Daun Serangan ditangkai buah membuat pertumbuhan dan perkembangan buah terhambat. Daun dan bunga yang diserang rontok. Pada tahap lebih lanjut, calon buah berguguran. Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak bulat dengan garis sirkuler. Serangan ini dipicu terutama bila kondisi kelembaban lebih dari 90 persen dan temperatur cukup panas, yakni 28 – 32 C. Penyakit ini mampu mengagalkan panen karena daun tanaman rontok. 3. Layu Fusarium Penyakit ini disebabkan oleh cendawan yang berada dalam pembuluh kayu tanaman cabai merah keriting. Infeksi awal terjadi di pangkal leher batang tanaman yang berdekatan dengan tanah. Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman, dari kanopi bawah menjalar ke tajuk atas. Ranting muda berubah warna menjadi cokelat dan mati, dan seluruh tanaman akan layu dalam waktu 14 sampai 90 hari.

6.2 Analisis Pendapatan Usahatani Petani Responden

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan produksi usahatani cabai merah keriting (Kasus tiga desa di kecamatan Sukaraja, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

1 22 134

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani cabai merah (Studi kasus di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi)

0 7 119

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 25 159

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Mentimun (Cucumis sativusL.) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

14 95 227

Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Peternak Desa Cibeureum Kabupaten Bogor

0 20 247

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

1 16 250

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Mengikuti Kemitraan Pada Usahatani Cabai Merah Keriting di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman

0 2 15

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L) di DESA HULA’AN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

0 0 14

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L) di DESA HULA’AN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

0 0 14