Analisis Model Fungsi Produksi Cabai

68

6.3. Analisis Fungsi Produksi

Analisis fungsi produksi didasarkan pada data yang terkumpul dari 30 responden. Data yang dikumpulkan meliputi data produksi sebagai variabel yang dijelaskan atau dependen Y, sedangkan data mengenai jumlah benih, jumlah pupuk pupuk kandang, jumlah pupuk NPK, jumlah pupuk SP-36, jumlah pupuk KCL, jumlah pestisida, jumlah nutrisi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh petani responden per luasan lahan yang diusahakan dijadikan sebagai variabel yang menjelaskan atau independen Xi pada penelitian ini. Faktor produksi yang digunakan dalam usahatani petani responden dikonversi ke dalam luasan lahan yang sama, sehingga perbandingan faktor usahatani yang lebih mempengaruhi pada setiap faktor produksi, layak untuk dibandingkan karena pada satuan yang sama. Data rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi per hektar yang digunakan dalam usahatani cabai merah keriting di Desa Citapen disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 . Rata-Rata Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah Keriting per Periode Tanam per Satu Hektar di Desa Citapen No. Uraian Satuan Jumlah 1. Benih Gram 91 2. Pupuk Kandang Kilogram 11665 3. Pupuk NPK Kilogram 308 4. Pupuk SP-36 Kilogram 233 5. Pupuk KCL Kilogram 240 6. Pestisida Liter 40 7. Nutrisi Liter 42 8. Tenaga kerja HOK 1260

6.3.1 Analisis Model Fungsi Produksi Cabai

Merah Keriting Berdasarkan hasil olahan minitab dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa hubungan antara faktor produksi berkorelasi dengan hasil produksi pada petani cabai merah keriting di Desa Citapen. Hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai F–hitungnya, apabila nilai F–hitung lebih besar dari nilai F–tabelnya maka dapat dikatakan 69 secara bersama-sama faktor-faktor produksi yang digunakan berpengaruh terhadap produksi cabai merah keriting. Uji-F yang diperoleh adalah sebesar 16,85; hal ini menunjukkan bahwa model dugaan nyata pada selang kepercayaan 95 persen, karena nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabelnya, dimana nilai F-tabel pada selang kepercayaan 95 persen adalah 2,42. Selain itu jika dilihat dari nilai p-value yang diperoleh pada uji ini adalah 0,000; dimana nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai α satu persen maka dapat dikatakan P-value nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi berkaitan atau berkorelasi terhadap produksi cabai merah keriting atau dengan kata lain variabel benih, pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk SP-36, pupuk KCL, perstisida, nutrisi dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi petani cabai merah keriting di Desa Citapen. Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi ini sangat mempengaruhi produksi cabai merah keriting, yang mana penggunaan dari faktor- faktor produksi ini baik benih, pupuk, pestisida, nutrisi hingga tenaga kerja tidak dapat dilepaskan dari budidaya cabai merah keriting petani responden, karena masing-masing faktor produksi memiliki peranan dalam perkembangan, pertumbuhan, dan produktivfitas tanaman cabai merah keriting. Uji signifikansi model produksi pada petani cabai merah keriting di Desa Citapen dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Uji Signifikansi Model Produksi Usahatani Cabai Merah Keriting per Periode Tanam per Satu Hektar di Desa Citapen Sumber Ragam Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Jumlah Kuadrat Tengah F-Hitung Peluang Regresi 8 3,18165 0,39771 16,85 0,000 Galat 21 0,49561 0,02360 Total 29 3,67726 70 Selain dilihat dari nilai F-hitungnya, model dapat dikatakan akurat atau tidaknya dilihat dari nilai koefisien determinasinya R-sq. Koefisien determinasi R-sq ini dapat menggambarkan apakah model yang dihasilkan baik atau tidak dalam meramalkan kondisi ke depan, apabila nilai R-sq lebih besar dari 50 persen, maka dapat dikatakan bahwa model ini layak digunakan karena dapat meramalkan kondisi kedepan secara akurat. Berdasarkan model fungsi produksi diperoleh nilai R-sq sebesar 86,5 persen untuk petani responden cabai merah keriting di Desa Citapen. Angka tersebut berarti bahwa variabel bebas benih, pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk SP-36, pupuk KCL, perstisida, nutrisi dan tenaga kerja dapat menjelaskan sebesar 86,5 persen variabel tidak bebas hasil produksi, dan sisanya sebesar 13,5 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model komponen error. Nilai koefisien korelasi R-sq adj menunjukkan akan adanya perubahan apabila terdapat penambahan faktor produksi yang dimasukan ke dalam model. Penambahan faktor produksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan pada nilai R-sq nya dan nilai derajat bebasnya, dimana nilai R-sq akan semakin besar. Untuk melihat pengaruh dari masing-masing-masing faktor produksi atau variabel independen terhadap variabel dependen produksi yang dihasilkan, dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hasil Parameter penduga fungsi produksi tersebut disajikan pada Tabel 22. 71 Tabel 22 . Hasil Parameter Penduga Fungsi Produksi pada Petani Responden pada Usahatani Cabai Merah Keriting per Periode Tanam per Satu Hektar di Desa Citapen Penduga Koefisien Regresi Simpangan Baku t-hitung Peluang VIF Konstanta 5,25 1,233 4,26 0,000 Benih X 1 0,10451 0,04252 2,46 0,023 1,26 Pupuk Kandang X 2 0,16330 0,05899 2,77 0,012 2,04 Pupuk NPK X 3 0,17400 0,09674 1,80 0,086 1,83 Pupuk SP-36 X 4 0,07470 0,08760 0,85 0,403 1,20 Pupuk KCL X 5 0,0878 0,1228 0,71 0,483 1,56 Pestisida X 6 -0,2499 0,08464 -2,95 0,008 1,71 Nutrisi X 7 -0,0619 0,03545 -1,75 0,095 1,32 Tenaga KerjaX 8 0,13120 0,4525 2,90 0,009 1,52 R-sq 86,5 R-sq adjusted 81,4 t-tabel 1 2,518 t-tabel 5 1,721 t-tabel 10 1,323 Keterangan: Nyata pada tingkat kepercayaan 90 Nyata pada tingkat kepercayaan 95 Nyata pada tingkat kepercayaan 99 Berdasarkan data pada Tabel 22 dapat dilihat nilai koefisien regresi masing-masing faktor, nilai t hitung dan nilai p-valuenya. Pada tabel terlihat bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usaha tani cabai merah keriting berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen, 95 persen dan 90 persen. Nyata pada selang kepercayaan 99 persen berarti bahwa faktor produksi tersebut sangat berpengaruh atau responsif terhadap produksi cabai merah keriting, atau faktor produksi tersebut berpengaruh terhadap produksi cabai merah keriting sebesar 99 persen. Nyata pada selang kepercayaan 95 persen berarti bahwa, faktor produksi yang digunakan berpengaruh atau responsif terhadap produksi cabai merah keriting sebesar 95 persen. Faktor-faktor produksi yang 72 berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen terhadap produksi cabai merah keriting adalah pestisida dan tenaga kerja. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen terhadap produksi cabai merah keriting adalah benih dan pupuk kandang, dan untuk faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 90 persen adalah pupuk NPK dan nutrisi. Sedangkan faktor-faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata atau tidak mempengaruhi terhadap produksi cabai merah keriting adalah pupuk SP-36 dan pupuk KCL. Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF yang kurang dari 10, dilihat dari hasil output Minitab pada petani cabai merah keriting di Desa Citapen tidak terdapat masalah multikoliniaritas, karena tidak ada nilai VIFnya yang lebih dari 10. Untuk analisis asumsi homoskedastisitas, dilakukan dengan pendekatan grafik, dimana grafik pencar untuk petani cabai merah keriting di Desa Citapen dapat dilihat pada Lampiran 4, yang menunjukkan bahwa gambar diagram pencar dari petani responden Desa Citapen tidak membentuk pola atau acak, sehingga tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Fungsi produksi usahatani cabai merah keriting petani responden di Desa Citapen diduga sebagai berikut: Ln Y = 5,38 + 0,105 Ln X 1 + 0,163 Ln X 2 + 0,174 Ln X 3 + 0,0747 Ln X 4 + 0,088 Ln X 5 - 0,250 Ln X 6 - 0,0619 Ln X 7 + 0,131 Ln X 8

6.3.2 Analisis Elastisitas Produksi Cabai merah keriting

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan produksi usahatani cabai merah keriting (Kasus tiga desa di kecamatan Sukaraja, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

1 22 134

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani cabai merah (Studi kasus di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi)

0 7 119

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 25 159

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Mentimun (Cucumis sativusL.) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

14 95 227

Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Peternak Desa Cibeureum Kabupaten Bogor

0 20 247

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

1 16 250

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Mengikuti Kemitraan Pada Usahatani Cabai Merah Keriting di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman

0 2 15

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L) di DESA HULA’AN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

0 0 14

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L) di DESA HULA’AN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

0 0 14