Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia SDM

menolak pengiriman barang, mengkoordinasi penerimaan barang, menetapkan sistem penyimpanan barang, menetapkan lokasi penyimpanan produk jadi di dalam gudang, dan mengesahkan Surat Pengantar Barang SPB berdasarkan Sales Order SO.

3.3 Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia SDM

Lima bidang yang terdapat pada direktorat keuangan dan SDM yaitu: bidang keuangan, bidang akuntansi, bidang anggaran pengendalian keuangan, SDM dan bidang umum. Bidang-bidang tersebut masing-masing dipimpin oleh seorang manager. Bidang umum bertanggung jawab dalam pelayanan operasional, pelayanan rumah tangga serta keselamatan dan kesehatan kerja dan analisis mengenai dampak lingkungan K3 dan Amdal. Manajemen lingkungan bertanggung jawab dalam menganalisa dampak lingkungan seperti pengolahan air limbah melalui Instalasi Pengolahan Limbah IPAL, pengolahan asap dan lain sebagainya yang dapat membahayakan keselamatan lingkungan sekitar perusahaan, karena yang akan merasakan dampak pertama kali adalah masyarakat sekitar sehingga masyarakat menjadi sangat terganggu akan keberadaan perusahaan tersebut. PT. Indofarma Persero Tbk. melakukan tindakan-tindakan ramah lingkungan sebagai wujud tanggung jawab dari perusahaan, salah satunya pengolahan terhadap limbah yang diproduksi. Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan padat. Limbah tersebut harus ditangani dengan sebaik-baiknya untuk menjaga kelestarian lingkungan. IPAL berfungsi untuk mencegah pencemaran lingkungan oleh produksi. Penanganan limbah berdasarkan jenisnya yaitu: a Limbah Padat Limbah padat berupa drum-drum kosong, tong-tong plastik, kertas, karton bekas, kayu-kayu bekas, debu, filter yang kotor, botol-botol pecah dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Limbah tersebut dipilah-pilah sebelum dimasukkan dalam proses selanjutnya, sebagian dibakar di incenerator dan didaur ulang oleh pihak kedua diluar pabrik, sedangkan yang dibakar adalah semua jenis limbah padat yang sudah terkontaminasi dengan bahan baku atau proses produksi, seperti plastik, karton, kemasan primer dan sebagainya. Limbah padat yang masih dapat didaur ulang diserahkan penanganannya pada koperasi pegawai Indofarma. b Limbah Cair Untuk menangani limbah cair di Indofarma dipisah atas 3 bagian, yaitu: 1 Saluran Air Limbah Produksi Upaya pengelolaan limbah cair yang telah dilakukan ialah dengan memisahkan saluran pembuangan, antara buangan produksi dengan limbah cair dari sanitasidomestik dan air hujan, sehingga masing-masing menempati satu saluran khusus. Limbah cair yang berasal dari pencucian alat-alat dan ruang produksi obat, sisa produksi dan sisa pereaksi kimia pada kegiatan QC yang mengandung zat-zat yang bersifat toksik dan mengandung antibiotika dialirkan melalui saluran khusus sebelum diolah pada satu unit IPAL. Khusus untuk produksi β-laktam sebelum dialirkan ke IPAL, dilakukan pre- threatment terlebih dahulu yang meliputi: a Air cucian mesin dari proses produksi β-laktam dikumpulkan pada drum yang telah disediakan b Dilakukan penambahan NaOH sambil diaduk sampai diperoleh pH 12-13. c Larutan tersebut didiamkan selama 2x24 jam Universitas Sumatera Utara d Kemudian pada larutan di atas ditambahkan HCl sambil dikocok sampai diperoleh pH netral e Larutan dengan pH netral tersebut dialirkan ke saluran limbah yang telah disediakan menuju IPAL. 2 Saluran Air Limbah Rumah Tangga Air yang berasal dari kamar mandi termasuk kloset dimasukkan kedalam septic tank untuk mengendapkan kotoran yang berupa partikel padat dan airnya dialirkan kerembesan yang terletak dibelakang pabrik. 3 Saluran Air Hujan Air hujan yang turun dilokasi pabrik dialirkan melalui inspection fit agar partikel padatnya, seperti tanah, pasir dan lumpur dapat tertampung, sebelum air tersebut dialirkan ke sungai belakang pabrik. c Limbah Gas Upaya pengelolaan yang dilakukan untuk menangani limbah gas dan partikulat dari hasil pembakaran solar di boiler ialah dengan menyalurkan melalui cerobong asap sebanyak 2 buah. Gas buang dan partikel hasil pembakaran obat dilakukan upaya pengelolaan pada incenerator menggunakan satu buah burner alat pembakar. Debu yang berasal dari β-laktam dilakukan penyaringan debu dalam ruangan tersendiri. Udara hasil penyedotan dibuang ke udara bebas melalui cerobong dengan ketinggian 2 m dari atap.  Non Direktorat Struktur organisasi non direktorat dibagi menjadi enam bidang, yaitu Corporate Secretary GCG, Risk Management Compliance, Satuan Pengawasan Internal SPI, Teknologi Informasi Data, Supply Chain Management SCM, dan QA. Universitas Sumatera Utara Risk Management merupakan suatu sistem pengelolaan resiko yang dihadapi oleh perusahaan secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan disusun berdasarkan faktor-faktor, antara lain faktor eksternal perekonomian, fluktuasi nilai tukar, persaingan usaha, harga bahan baku dan tuntutan konsumen dan faktor internal keuangan perusahaan, dampak lingkungan dan produk yang rusak. Good Corporate Governance GCG atau tata kelola perusahaan yang baik menurut Kementrian BUMN adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh perusahaan BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan. PT. Indofarma Persero Tbk. berupaya meningkatkan efektifitas produksi, antara lain dengan cara dibentuknya bidang Supply Chain Management SCM yang menjadi jembatan antara perencanaan produksi, marketing dan distribusi. Harapan ditingkatkannya fungsi SCM ini adalah kualitas stok dapat diperbaiki, dimana yang akan diproduksi adalah yang betul-betul dibutuhkan oleh pasar, sehingga dapat dipastikan stok yang ada digudang obat jadi PT. Indofarma Persero Tbk. adalah stok yang sesuai kebutuhan pasar. Bidang Pemastian Mutu terdiri dari: A. Seksi Pengendalian Sistem B. Seksi Kalibrasi, Kualifikasi dan Validasi C. Seksi Pengendalian Proses dan Evaluasi Pasca Produksi D. Training sistem A. Seksi Pengendalian Sistem Sub bidang ini merupakan bidang yang baru dalam struktur organisasi PT. Indofarma Persero Tbk. yang bertanggung jawab terhadap pengendalian sistem. Tugas dari seksi pengendalian sistem adalah mengkoordinasikan pelaksanaan sistem Universitas Sumatera Utara manajemen mutu menurut CPOB dan ISO International Organization for Standarization yang digunakan PT. Indofarma Persero Tbk. Tugas dari bidang ini adalah: 1. Pengembangan manajemen sistem mutu, seperti manajemen CPOB, ISO, CPOTB dan audit internal. 2. Pengelolaan inspeksi diri CPOB dan ISO. 3. Pengelolaan dan perencanaan training mutu. B. Seksi Kalibrasi, Kualifikasi dan Validasi Seksi kalibrasi, kualifikasi dan validasi bertugas untuk melakukan proses validasi, kualifikasi dan validasi, baik pada peralatan maupun bangunan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tugas tersebut meliputi:  Kualifikasi: Mesin untuk produksi dan alat-alat laboratorium.  Kalibrasi: Semua alat ukur yang digunakan untuk produksi dan QC.  Validasi: Proses metode analisis, pembersihan sistem AHU, water system C. Seksi Pengendalian Proses dan Evaluasi Pasca Produksi Tugas dari masing-masing bagian adalah:  Seksi pengendalian proses: mengkoordinir pengendalian perubahan, antara lain: change control, deviasi proses dan pemeriksaan kebenaran dan kelengkapan serta mengelola CPB. Evaluasi pasca produksi: memantau stabilitas produksi selama masa edar melalui retained sample sampai on going stability, melakukan penanganan klaim, evaluasi CPB dan hasil pengujian sebelum pelulusan produk, APR Annual Product Review. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN

PT Indofarma Tbk. sebagai salah satu industri farmasi milik pemerintah BUMN, merupakan sarana penunjang pelayanan kesehatan yang memiliki peranan cukup besar bagi masyarakat dalam menyediakan obat yang bermutu, terdistribusi merata dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Untuk mendapatkan mutu produk yang berkualitas secara konsisten maka pemerintah mengeluarkan SK Menkes RI No. 43MenkesSK1188 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, yang menyangkut seluruh aspek produksi dan pengawasan mutu. Dengan dikeluarkannya SK tersebut, maka PT Indofarma Persero Tbk. berkewajiban melaksanakan CPOB pada semua aspek produksi mulai dari personalia, bangunan, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali obat, dan obat kembalian, dokumentasi, sistem pengelolaan lingkungan

4.1 Manajemen mutu

Manajemen mutu merupakan bagian yang esensial dari CPOB untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Pengawasan mutu tidak selalu terbatas pada kegiatan laboratorium, tetapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai dengan distribusi produk jadi. Pengawasan mutu mencakup semua kegiatan analisis yang dilakukan di laboratorium, termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Kegiatan ini mencakup juga uji stabilitas, program pemantauan lingkungan, pengujian yang Universitas Sumatera Utara