BAB II TINJAUAN UMUM DI PT. INDOFARMA Persero Tbk.
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Indofarma Persero Tbk.
PT. Indofarma Persero Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang berada di bawah Departemen Kesehatan, berdiri pada tahun 1918
berupa unit produksi kecil dari Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda dengan kegiatan pembuatan salep dan pemotongan kain kasa pembalut yang dilakukan di
Centrale Burgelijke Zienkeninrichring CBZ, yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Tahun 1931, pabrik berkembang dengan
bertambahnya jenis produksi, yaitu tablet dan injeksi. Tahun 1935, lokasi pabrik dipindahkan ke Jalan Tambak No. 2 Manggarai, Jakarta sehingga dikenal dengan
sebutan ”Pabrik Obat Manggarai”. Perusahaan diambil alih oleh Jepang dan dikelola di bawah Manajemen
Takeda setelah terjadi pergantian penjajah sekitar tahun 1942. Perusahaan ini diambil
alih oleh Indonesia setelah merdeka dan dinasionalisasi pada tahun 1950. Pengelolaan diserahkan kepada Departemen Kesehatan Indonesia.
Tanggal 14 Februari 1967, melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.008IIIAM67, nama Pabrik Obat Manggarai diubah
menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan dan ditetapkan sebagai Unit Operatif setingkat Direktorat Jenderal Farmasi. Tugas pokok pabrik ini adalah
memproduksi obat-obatan berdasarkan pesanan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 1969-1975 pabrik direnovasi dan tahun 1975 dikeluarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.125IVKABBU75 tentang struktur organisasi Departemen Kesehatan yang merupakan pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
lebih lanjut dari Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44 dan 45 tahun 1974, namun pabrik farmasi Departemen Kesehatan ini tidak tercakup dalam keputusan
tersebut sehingga statusnya tidak jelas. Hal ini berlangsung hingga tahun 1978. Tahap selanjutnya, pada tahun 1979 pabrik ini mulai memproduksi obat-obat
esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat Nirlaba dan masih di bawah Departemen
Kesehatan. Tahun 1981 pemerintah meningkatkan status perusahaan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma disingkat Perum Indofarma.
Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada tahun 1988 dengan membangun pabrik modern berkapasitas besar dilahan seluas 20 Hektar
dikawasan Cibitung, Bekasi dengan bantuan alat dan teknologi dari Italia. Tahun 1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan ke Cibitung
kecuali sediaan steril. Tanggal 31 Januari 1995 fasilitas produksi steril diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan dana pembangunan seluruhnya
ditanggung oleh Perum Indofarma. Tahun 1996 status perusahaan ditingkatkan lagi menjadi PT. Indofarma
Persero, ini bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan dimasa datang dan meningkatkan daya saing. PT. Indofarma Persero selain bergerak di manufaktur
obat, juga mulai merambah sampai ke distribusi dan perdagangan trading produk farmasi dan alat kesehatan. Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000, bisnis
distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, yaitu PT. Indofarma Global Medika IGM.
Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti dibidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2001 Indofarma melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perusahaan di bursa efek Jakarta dan
bursa efek Surabaya, serta resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT. Indofarma Persero Tbk. Produksi Indofarma terus berkembang dengan struktur
permodalan yang lebih kuat, sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan juga obat dengan nama dagang baik etikal maupun OTC, obat
tradisional herbal dan makanan kesehatan. Manajemen Indofarma yakin bahwa kunci keberhasilan untuk memenangkan
persaingan diera globalisasi adalah operational execellence. Tahun 2007 perusahaan mengoptimalkan fungsi bisnis yang ada melalui restrukturisasi lanjutan yang
memberikan otonomi luas kepada IGM guna memperkuat struktur bisnis terutama dalam hal penggarapan penjualan institusi. Indofarma dapat lebih memfokuskan
pada kegiatan produksi sedangkan IGM pada kegiatan distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan.
Perseroan senantiasa berupaya menetapkan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance GCG guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat.
Tanggal 22 Februari 2007 organ utama perseroan telah bersama-sama menandatangani pernyataan komitmen implementasi GCG. Perseroan juga berupaya
membangun kompetensi personal yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu membawa perseroan memasuki era
perdagangan bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka dikawasan ASEAN.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Visi, Misi, Motto dan Logo PT. Indofarma Persero Tbk. Visi