6.2 Saran
1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar mengambil langkah-langkah untuk mencegah penularan penyakit menular seksual
terutama dikalangan kaum homoseksual gay di Kota Medan. 2. Diharapkan kepada Komisi Penanggulangan AIDS KPA untuk
dapatmengambil langkah-langkah seperti melakukan penyuluhan kepada kalangankaum homoseksual gay agar dapat mencegah
penularan penyakit menular seksual. 3. Diharapkan kepada kaum komunitas gayuntuk dapat lebih
memperhatikangaya hidup mereka yang beresiko sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
4. Diharapkan perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai resiko
terhadap kesehatan kepada kalangan kaum homoseksual gay.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Hidup Life Style
Gaya hidup menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup
menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pibadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari
orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup oleh berbagai ahli sering di sebut merupakan ciri sebuah dunia modern atau modernitas. Artinya, siapa pun
yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya
hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lain Siti Nurhasana, 2009.
Menurut Minor dan Mowen 2002, gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana
mengalokasikan waktu. Gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati 2001 adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari dinyatakan dalam
kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Istilah gaya hidup baik dari sudut pandang individual maupun kolektif, mengandung pengertian bahwa gaya
hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan dan pola- pola respons terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup. Cara
sendiri bukan sesuatu yang alamiah, melainkan hal yang di temukan, diadopsi atau diciptakan, dikembangkan dan digunakan untuk menampilkan tindakan agar
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat dikuasai, cara harus diketahui, digunakan dan dibiasakan Puji Septriyaningsih, 2012.
Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan
terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama menjalani siklus kehidupan
Gaya hidup Life Style awalnya diciptakan oleh psikolog Austria Alfred Adler tahun 1929. Dalam sosiologi, gaya hidup adalah cara seseorang hidup.
Sebuah gaya hidup bundel merupakan karakteristik perilaku yang masuk akal untuk kedua orang lain dan diri sendiri dalam suatu waktu dan tempat, termasuk
hubungan sosial, konsumsi, hiburan, dan berpakaian. Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya danmenggambarkan seberapa
besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakatdisekitarnya. atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiaporang. Gaya hidup juga
sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman danteknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, makasemakin
berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupansehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh
positif ataunegatif bagi yang menjalankannya, tergantung pada bagaimana orang tersebutmenjalaninya. Dewasa ini, gaya hidup sering disalah gunakan oleh
sebagian besarremaja. Apalagi para remaja yang berada dalam kota Metropolitan. Merekacenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini. Tentu saja,
mode yangmereka tiru adalah mode dari orang barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baikdan tepat, maka pengaruhnya juga akan positif. Namun sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
jika tidak pintardalam memfilter mode dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh negatif bagimereka sendiri Siti Nurhasanah, 2009.
Gaya hidup homoseksual adalah pola hidup seseorang yang memiliki orientasi seksual menyimpang yaitu saling berinteraksi seksual antar sesama jenis,
bahkan sampai melakukan hubungan seksual, seperti kaum homoseksual biasanya memiliki perkumpulan di tempat-tempat tertentu yang sudah di disepakati mereka,
perkumpulan ini biasa disebut arisan kaum homoseksual. Sedangkan kegiatan lain yang dilakukakan kaum homoseksual adalah pergi ke tempat olahraga untuk
membentuk tubuh karena homoseksual ini sangat peduli dengan penampilan. Kaum homoseksual ini juga sangat dekat dengan kegiatan hura-hura dimana
mereka berpesta dengan sesama kaum homoseks, hura-hura ini di sertai dengan minuman keras sehingga hal ini akhirnya membawa mereka melakukan hubungan
seksual melalui anus, dan hal ini sering mereka lakukan dengan memakai alat pelumas untuk menghindari pelukaan di daerah anus. Selain memakai pelumas
kaum homoseksual juga selalu memakai kondom untuk menghindari Penyakit Menular Seksual PMS diantaranya HIV, AIDS, Hepatitis, Sifilis, Gonorhae,
Herpes, dan masih banyak lagi penyakit lainnya Arsanti, 2000. Teori Homo Juditth Butler mengemukakan pandangannya yang sangat
kuat mengenai identitas sebagai sesuatu yang di konstruksikan dan di jalankan dan teori yang di kemukakan memberikan dampak besar dalam pemikiran mengenai
identitas dalam disiplin ilmu komunikasi. Teori ini mempertanyakan dan menentang identifikasi gender dengan mengemukakan argumen bahwa tidak
hanya gender maskulin dan feminim, tetapi juga jenis kelamin pria atau wanita merupakan konstruksi sosial. Menurut Butler gender tidak mesti harus di pahami
sebagai identitas yang stabil atau tetap atau pusat agen locus of agency yang
Universitas Sumatera Utara
merupakan dari semua perbuatan, namun gender adalah identitas yang terbentuk oleh waktu dan di lembagakan melalui tindakan yang berulang-ulang Morissan,
2009.
Teori homo secara sengaja menentang segala hal yang bersifat berpasangan binary dalam segala bentuknya, misalnya pria atau wanita,
maskulin atau feminim, gay atau lesbian, dan lain-lain, dengan menawarkan gagasan bahwa identitas adalah lebih dari sekedar kategori kaku yang bersifat
dikotomis Morissan, 2009. Sebagian dari kita pasti masih menganggap dan Waria itu sama, padahal
jika kita mau sedikit jeli memperhatikannya ada beberapa perbedaan yang cukup kentara jika dilihat dari sudut pandang kemasan kedua fenomena manusia ini.
Dari sudut penampilan seorang gay tidak mencolok seperti waria bisa kita lihat sendiri bahwa waria cenderung meniru wanita contohnya pakaian, gerak-gerik
intonasi berkomunikasi, dan banyak dari mereka yang sangat obsesif secara paten merubah organ-organ tubuhnya menyerupai seorang wanita. Sedangkan seorang
gay cenderung tetap mempertahankan kondisi phisiknya, mampu menyamarkan intonasi suara walaupun secara halus masih tetap dapat dibedakan bagi yang jeli
melihat dan mendengarkan intonasinya. Dan sebagian besar waria lebih sering bergonta-ganti pasangan sedangkan pria gay lebih memilih hubungan tetap
dengan sejenisnya Morissan, 2009.
2.2.Perbedaan Gaya Hidup Gay dengan Gaya Hidup Waria
Sebagian dari kita pasti masih menganggap dan Waria itu sama, padahal jika kita mau sedikit jeli memperhatikannya ada beberapa perbedaan yang cukup
kentara jika dilihat dari sudut pandang kemasan kedua fenomena manusia ini. Dari sudut penampilan seorang gay tidak mencolok seperti waria bisa kita lihat
Universitas Sumatera Utara
sendiri bahwa waria cenderung meniru wanita contohnya pakaian, gerak-gerik intonasi berkomunikasi, dan banyak dari mereka yang sangat obsesif secara paten
merubah organ-organ tubuhnya menyerupai seorang wanita. Sedangkan seorang gay cenderung tetap mempertahankan kondisi phisiknya, mampu menyamarkan
intonasi suara walaupun secara halus masih tetap dapat dibedakan bagi yang jeli melihat dan mendengarkan intonasinya. Dan sebagian besar waria lebih sering
bergonta-ganti pasangan sedangkan pria gay lebih memilih hubungan tetap dengan sejenisnya.
2.2.1 Ciri-ciri seorang Gay
1. Sebagian besar para gay secara phisik merupakan sosok-sosok pria
dengan ketampanan diatas rata-rata pria pada umumnya, bahkan tampilan cenderung macho dan gagah.
2. Sebagian besar gay menandai dirinya dengan tindik pada bagian kuping
“biasanya” yang sebelah kanan, namun sebagian lagi bahkan ada yang menindik kedua bagian kupingnya, oleh karena itu baiknya bagi pria yang
berminat untuk melakukan tindik sebaiknya dipertimbangkan kembali agar jangan sampai salah memberikan simbol.
3. Sebagian dari mereka cenderung menyukai memakai perhiasan seperti
kalung biasanya kalung emas baik kuning maupun emas putih layaknya seorang lelaki metrosexual.
4. Sebagian besar gay, secara sifat adalah jenis lelaki yang sopan santun,
terkesan sangat rapi namun tetap menampilkan kesan feminisme dalam gerak-geriknya, tapi sebagian lagi sangat tidak kentara ketika berinteraksi.
Universitas Sumatera Utara
5. Sebagian besar gay, termasuk jenis pria-pria yang sensitif dan dalam
kehidupan sehari-hari cukup supel dalam pergaulan, namun mereka sangat perfeksionis dalam bidangnya.
6. Sebagian besar pria gay biasanya berkarier dibidang seperti artis,
penyanyi, desainer, penata rambut bahkan para model, namun secara garis besarnya mereka pada umumnya bergiat dibidang yang membutuhkan
detil dengan perasaan dengan tingkat perfeksionisme yang tinggi Hartono, 2006.
2.2.2 Ciri-ciri Seorang Waria dan Bedanya dengan Seorang Pria Gay
a. Dari sudut penampilan hampir semua waria cenderung bergaya layaknya
seorangwanita baik dari sisi pakaian maupun aksesoris serta pernak - pernik yangdikenakannya, penampilan inilah perbedaan yang paling
mencolok antaraseorang waria dengan seorang pria gay. b.
Sebagian besar waria tidak hanya dari segi penampilannya saja yang menirusecara pakem seorang wanita, bahkan banyak dari mereka yang
sangat obsesifmerubah secara paten organ-organ tubuhnya menyerupai seorang wanita. Lihatsaja berapa banyak waria yang operasi payudara
bahkan kelaminnya untukmerubah diri menjadi seorang wanita sejati, sedang para pria gay cenderung tetapmempertahankan kondisi fisiknya.
c. Gerak-gerik dan intonasi dialeknya ketika berkomunikasi pun sangat
kentarawalau terdengar aneh dan menggelikan dengan getaran volume antara wanita danpria. Sedang para pria gay mampu agak menyamarkan
intonasi ini walaupunsecara halus masih tetap dapat dibedakan bagi yang jeli melihat danmendengarkan intonasinya.
Universitas Sumatera Utara
d. Sebagian para waria, cenderung lebih sensitif dan posesif dari para wanita
padaumumnya. Sehingga banyak kasus para waria bahkan rela membunuh pasanganwarianya yang ketahuan berselingkuh.
e. Sebagian besar waria berkarir dibidang hiburan, penata rambut, perias,
penataartistik bahkan sebagian lagi jika malam hari ada yang bergiat dibidang jasalayanan seks bagi pria-pria gay yang tidak memiliki pasangan
tetap. Ini salah satu yang membedakan gay dengan waria karena biasanya gay lebih memilihmenjalin hubungan tetap dengan sejenisnya Hartono,
2006.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Life Style
Menurut pendapat Amstrong 2003 dalam Ramadhani 2011 gaya hidup seseorangdapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan
–kegiatanuntuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasukdidalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan
kegiatantersebut. Lebih lanjut Amstrong menyatakan bahwa faktor -faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yangberasal dari
dalam diri individu internaldan faktor yang berasal dari luareksternal. Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian,konsep diri, motif,
dan persepsi dengan penjelasannya sebagai berikut a.
Sikap Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan
untukmemberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melaluipengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku.
Keadaan jiwatersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungansosialnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan
dapatdipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil daripengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap
suatu objek. c.
Kepribadian Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku
yangmenentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. d.
Konsep diri Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri.
Konsep dirisudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkanhubungan antara konsep diri konsumen dengan image
merek. Bagaimana individumemandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep dirisebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalammenghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame ofreference yang menjadi awal
perilaku. e.
Motif Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa
aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motifseseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar
maka akan membentuk gayahidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
Universitas Sumatera Utara
f. Persepsi
Persepsi adalah
proses dimana
seseorang memilih,
mengatur, danmenginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang
berartimengenai dunia. Adapun faktor eksternal dijelaskan sebagai berikut: 1. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atautidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok
yangmemberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebutmenjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang
memberipengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadianggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut
akanmenghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. 2. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap danperilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk
kebiasan yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya. 3. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lamadalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan
paranggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yangsama.Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam
masyarakat,yaitu kedudukan status dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorangdalam lingkungan pergaulan, prestise hak- haknya serta
kewajibannya. Kedudukansosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperolehkarena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang
Universitas Sumatera Utara
dinamis dari kedudukan. Apabilaindividu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka iamenjalankan suatu peranan dalam
kebudayaan. Kebudayaan yang meliputipengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan -kebiasaan yang diperoleh individu
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiridari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputiciri-ciri pola pikir,
merasakan dan bertindak.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam internal dan
dari luar eksternal. Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi
kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
2.4 Teori Gaya Hidup Life Style Theor