Informan yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual dengan

sebagainya, walaupun seoranghomoseksual tidak melakukan anal seks tapi melakukannya melalui oral juga dapatmenyebabkan terjadinya penyakit menular seksual sebagaimana yang terjadi jikamereka melakukannya melalui anal. Salah satu resiko melakukan hubungan seksual adalah kemungkinan untukterkena PMS. Faktor risiko tersebut meliputi, tanpa penggunaan pengaman dalamberhubungan seksual, perilaku seks pada usia dini dan berganti-ganti pasangan.Menurut Davison 2004 dalam Hartanto 2006 bahwa Perilaku homoseksual ataugay dapat berawal pada masa kanak-kanak, karena gangguan perkembangan seksualseseorang ditambah dengan pengaruh orang tua yang tidak baik. Dari pernyataan ke 5 informan peneliti menyimpulkan bahwa 2 dari informan kaum homoseksual gay sudah memperhatikan keamanan terhadap penyakit menular seksual dalam melakukan hubungan seksual. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka yang selalu menggunakan alat pengaman seperti kondom, gell, dan lain sebagainya untuk mencegah penyakit menular yang beresiko bagi kesehatan mereka.

5.6 Informan yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual dengan

Pasangan Sesama Jenis Gay Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 5 informan tentang apakah informan pernah melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis gay seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut: “Yaaaa 3 lusin adalah kak belum sampai 50. Hahahhaa... sambil tertawa. Pernah, kalau sama pacarku yang polisi aku sering dikasih uang kak. Tapi kalau sama yang lain, jarang kak. Paling Cuma di belikkan puding, nasi bungkus, rokok. Itu ajalah kak atau kalau ada yang gak bayar, Universitas Sumatera Utara dia harus bisa datang kapan aku butuhkan untuk melakukan ML. Pernah aku sama berondong kak. Aku bayar aja 5-10 ribu kalau udah sangek kali. Ada juga orang arab kak, aku kenal pas dugem. Disentuhnya pahak aku kak. Yaudah dia ngajak ML besar x kak arab punya barang. Terus ada juga orang cina, kalau cina jorok kak, gak bersih, jijik aku, bauk lagi kak langsung aku batalkan kak. Paling sering satpam kak di seluruh Kota Medan ini yang kebanyakan. Biasanya aku pakai pelicin kak v-gell atau minyak zaitun. ” Homoseksual gay melakukan hubungan sesama jenis atas dasar suka sama suka dan tidak ada pemaksaan satu sama lain. Maka dari itu informan tidak mengambil keuntungan dari keadaan ini seperti yang diungkapakan infroman berikut ini : “Pernah terjadi sejak kuliah. Berapa kali ya kak emmmmm... gaktau la kak. Hehehe... Dibilang sering enggala. Sebulan sekali laa.. kalau ada sama pacar ya sama pacar. Kalau sudah putus yaudah putus main sama yang lain. Lebih enak sama cowok sih kak lebih manja. Adapun ungkapan informan yang mengambil keuntungan dari gay ini sebagai berikut: “Banyak bulek-bulek yang suka sama abang dek waktu abang kerja di bali. Lebih besar bayaran orang bulek dek daripada or ang kita” Ungkapan informan sebagai berikut : “Dulu kebetulan kuliah aku dulu tinggal tempat kos-kosan semuanya cowok-cowok. Pertama kali hubungan ya sama dia.. Dulu aku ada tinggal kenalan satu kos satu kamar, aku berhubungan sama dia. Taunya dia gay pas sama-sama deket satu kamar. Gak tersadar kapan kita harus melakukn hubungan, kapan nafsu, kapan dia pengen udah tau ajalah dari wajahnya kalau udah ngajak. Bukan karena di minta atau apa yaaa.. tapi nafsu udah Universitas Sumatera Utara datang.. sebelumnya kami sepakat aku berpihak sebagai bot. Lupa lah dek berapa kali. Gak terhitung hahahhaaa.....Kalau sama istri yaaa, hubungan badan secara normalnya aja. Ya gaktaulah,aib kali kalau istri tau” Perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karena adanya doronganseksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku Wahyudi,2000. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yangdidorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis.Bentuk-bentuk perilaku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Perilaku seksual yang dilakukansebelum waktunya dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, dan lain sebagainnya. Hal ini juga dapat mempertegas bahwa kaum homoseksual ini adalah orang-orang yang tidak terlepas dari gaya hidup yang bermasalah dimana dapat dilihatbahwa selain rentan terkena penyakit menular seksual kaum gay ini juga cenderungmengalami gangguan kepribadian atau gangguan mental yang dapat membahayakan orang-orang disekelilingnya.

5.7 Tanggapan Informan terhadap Kaum Sesama Jenis Gay Dihindari oleh Masyarakat