Persepsi Informan tentang Gaya hidup Gay dengan Gaya Hidup

Peneliti menyimpulkan bahwa dari setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh informan dan bagaimana cara membelanjakan uangnya, mengalokasikan waktu merupakan gaya hidup mereka khususnya gaya hidup homoseksual gay yang mereka anggap normal khususnya bagi mereka sendiri. Tetapi dari 2 informan mengatakan kalau hal itu bukanlah gaya hidup, seperti yang diungkapkan salah satu informan sebagai berikut : “Menurut awak bukan gaya hidup sih.. itu sebagai jiwanya aja gitu dan terus hanya dari faktor lingkungan. Gaya hidup itu sih dari life style nya, yaaaaaa..... dari ciri dia berpakaian, dia berbicara terus perilaku kesehatannya seperti apa gitu.Gaya hidup kan bagian dari kegiatan seseorang kak. Awak gak setuju kalau dibilang gaya hidup .” Ungkapan informan sebagai berikut: “Kalau masalah gaya hidup, life style lah yaaaa. Kalau dibilang gaya hidup, engga lah ya. Belum menjadi gaya hidup. Apalagi kota medan masih punya norma-norma agama. Menurut aku pribadi sih gay itu dari dalam diri kita sendiri” Dari pernyataan informan diatas mengatakan itu bukanlah gaya hidup, peneliti menyimpulkan bahwa informan tidak menyadari apa yang informan lakukan merupakan sebuah gaya hidup dilihat dari pengertian gaya hidup itu sendiri.

5.4 Persepsi Informan tentang Gaya hidup Gay dengan Gaya Hidup

Waria Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 5 informan mengenai tanggapan informan tentang perbedaan gaya hidup gay dengan gaya hidup waria. Seluruh informan mengatakan ada perbedaan antara gaya hidup gay Universitas Sumatera Utara dengan gaya hidup waria seperti yang diungkapkan salah satu informan berikut ini: “Gay jiwa raga laki-laki penampilan seperti laki-laki performancenya seperti laki-laki banget terus dia tuh cowok metroseksual banget cowok metropolitan banget. Terus kalau waria menurut awak kak dia jiwanya aja seperti keperempuanan, penampilannya seperti perempuan . jadi itu sangat- sangat berbeda gitu.Gay menjadikan dirinya laki2 banget. Tidak mau di samakan seperti perempuan. Waria lebih ke perempuan. Kalau waria di salon kak, shopping, nongky-nongky, dan jarang waria mau beli barang- barang yang mahal ataupun ikut fitnes” Ungkapan informan lain sebagai berikut : “Adalah kak... kalau gay dia hanya mau sama laki-laki yang terpilih dan gaya nya lebih jantan kak. Kalau waria lebih gemulai, berdandan, make up, lebih nampak kak. Kek aku ini lah... hehehe habis uang aku untuk nyalonaja kak” Ungkapan informan lain sebagai berikut : “Kalau gay gaya hidup seks nya berbeda dia masih abnormal. Biasanya gay lebih mepertahankan bentuk tubuhnya, fisiknya. Gay biasanya suka ngegym dek beli baju branded. Kalau waria penampilannya mencolok dek dan cara seksnya berbeda sama gay. Waria itu biasanya lebih mencari kesenangan aja dek. Waria lebih banyak duitnya habis untuk mempercantik dirinya. Karena dia udah sang at merasa dirinya perempuan dek” Sebagian dari kita pasti masih menganggap gay dan waria itu sama. Padahal jika kita sedikit jeli memperhatikannya ada beberapa hal yang kentara jika dilihat dari sudut pandang kemasan dari kedua fenomena manusia ini. Universitas Sumatera Utara Informan yang lain juga mengatakan hal yang hampir sama dengan informan sebelumnya sebagai berikut: “Ya berbeda laaa... Gay menjadikan dirinya laki-laki banget. Tidak mau di samakan seperti perempuan. Waria lebih ke perempuan. Kalau waria di salon kak, shopping, nongky-nongky, dan jarang waria mau beli barang-barang yang mahal ataupun ikut fitnes” Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannyadan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakatdisekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiaporang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman danteknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, makasemakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupansehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif ataunegatif bagi yang menjalankannya, tergantung pada bagaimana orang tersebut menjalaninya.

5.5 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis Gay Memiliki