dinamis dari kedudukan. Apabilaindividu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka iamenjalankan suatu peranan dalam
kebudayaan. Kebudayaan yang meliputipengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan -kebiasaan yang diperoleh individu
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiridari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputiciri-ciri pola pikir,
merasakan dan bertindak.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam internal dan
dari luar eksternal. Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi
kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
2.4 Teori Gaya Hidup Life Style Theor
Teori Gaya Hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur di bandingkan kepribadian. Definisi gaya hidup di kembangkan oleh Engel,
Blackwell dan Miniard,1995 sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang
menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang Siti Nurhasana, 2009.
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang, energi dan merefleksikan nilai-nilai ,
rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana sesorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang di tentukan oleh karakteristik individu yang
terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.Berbagai faktor dapat
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga Siti Nurhasana, 2009.
Kasali 1998 dalam Ramadhani 2011 menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk demografi akan
lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga
berkurang, pria akan lebih banyak,semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa
tetap terpadat.
2.5 Sejarah Homoseksual
Homoseksual ada di semua budaya dan lapisan masyarakat serta di sepanjang sejarah. Homoseksual merupakan istilah yang diciptakan pada tahun
1869 oleh bidang ilmu psikiatri di Eropa untuk mengacu pada suatu fenomena yang berkonotasi klinis. Pengertian homoseksual kemudian terbagi dalam dua
istilah yaitu Gay dan Lesbi. Hawkin pada tahun 1997 menuliskan bahwa istilah Gay atau Lesbi dimaksudkan sebagai kombinasi antara identitas diri sendiri dan
identitas sosial yang mencerminkan kenyataan bahwa orang memiliki perasaan menjadi dari kelompok sosial memiliki label yang sama. Istilah Gay biasanya
mengacu pada jenis kelamin laki-laki dan istilah Lesbi mengacu kepada jenis kelamin perempuan. Kinsey pada tahun 1948 menemukan bahwa 10 laki-laki
adalah homoseksual, sedangkan wanita sebesar 5 Hartono, 2006. Komunitas gay di pandang rentan terhadap penularan PMS dan
HIVAIDS. Mengingat perilaku seksual komunitas gay yang cenderung bebas dan berganti-ganti pasangan serta rendahnya informasi tentang kesehatan reproduksi.
PMS menjadi sangat serius, karena dapat meyerang dalam cakupan luas ke
Universitas Sumatera Utara
seluruh cakupan dunia. PMS juga dapat menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain. PMS yang dapat menularkan pada komunitas homoseksual adalah
Sipilis, Gonorhoe, Harpes kelamin. Tetapi yang paling besar di antaranya adalah HIVAIDS, karena mengakibatkan kematian pada penderitanya, karena AIDS
tidak bisa di obati dengan antibiotik Iswati Erna, 2010. Perilaku homoseksual sudah di kenal sejak zaman Nabi Luth as, yaitu
kaum sodom dan Gomorah. Hingga kini keberadaannya masih tetap ada, bahkan Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa seperti Belanda dan Denmark
justru telah mensahkan perkawinan sejenis. Temuan menggemparkan terjadi dalam riset yang telah di kemukakan Ward dari N.I.H dalam eksperimennya
mereka menggunakan sejumlah lalat yang telah di transplantasi gen tunggal. Kemudian kumpulan lalat tersebut di masukkan ke dalam botol. Hasilnya
menunjukkan, lalat betina cenderung berada pada bagian atas dan bawah botol. Sedangkan lalat jantan hanya berada pada bagian tengah dan membentuk ikatan
rantai bergrombol. Yang menakjubkan, bahwa lalat jantan berperilaku gay, sedangkan lalat betina tetap normal Ramadhani, 2011.
Pengertian LGBT adalah singkatan dari Lesbi, Gay, Biseksual,
Transgender. LGBT singkatan yang secara kolektif mengacu pada komunitas
khusus kaum “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”. Istilah LGBT marak sejak tahun 1990-an dan keberadaan kaum LGBT sendiri kerap memicu banyak
perdebatan. Tidak sedikit yang menganggap mereka sejajar dengan kaum heteroseksual. Namun, banyak yang menduga kaum ini melanggar kodrat alamiah
mereka. Gerakan LGBT di dunia telah merajalela. Mereka berlindung atas nama “hak asasi” sebagai “tameng” identitasnya. Kemudian, mereka memperjuangkan
kepentingan kelompoknya agar diakui oleh masyarakat. Alhasil, dengan embel-
Universitas Sumatera Utara
embel propaganda “kemanusiaan”, gerakan LGBT berhasil memperoleh simpati dari masyarkat di berbagai belahan dunia. Beberapa negara di dunia. Seperti
negara-negara di Eropa dan Amerika, melegalkan LGBT. Di Belanda, pernikahan sesama jenis diakui oleh negara sehingga para LGBT bebas mengekspresikan
dirinya layaknya makhluk yang bebas. Begitu juga pengakuan LGBT di beberapa negara lain, seperti Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, dan lain-lain Wilcox,
2003. Dari sisi kesehatan, tentu legalisasi LGBT akan berdampak buruk di
indonesia. Penganut LGBT berpotensi besar mengalami gangguan kesehatan seksual. Jelas sekali hal itu bisa terjadi. Pasalnya, penganut LGBT pasti
melakukan kegiatan seks yang menyimpang. Sebut saja kaum homoseksual. Kaum gay yang melakukan aktivitas seksual tidak akan sama seperti kaum
heteroseksual yang normal. Walau terkadang, banyak juga kaum heteroseksual yang melakukan aktivitas menyimpang. Banyak dari kaum LGBT terkena
penyakit seks, seperti sifilis, gonore dan bahkan HIVAIDS Wilcox, 2003.
2.6 Pengertian Homoseksual