Debt Default Landasan Teori .1 Teori Agensi

24 publik tersebut dapat menerima kembali jasa audit umum setelah satu tahun tidak mengaudit klien tersebut.”

2.1.6 Debt Default

Dalam SPAP 2011 Seksi 341 salah satu indikator yang digunakan oleh auditor dalam memberikan opini audit going concern adalah kegagalan perusahaan dalam melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo debt default. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutangnya debt default sering digunakan sebagai bahan pertimbangan auditor untuk memberikan opini going concern. Misalnya: dalam masa krisis, di mulai tahun 1997, terjadi fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah. Hal ini mengakibatkan jumlah hutang perusahaan dalam mata uang asing meningkat secara signifikan, di samping itu, banyak perusahaan yang mengalami rugi operasi dan realisasi penjualan juga mengalami penurunan. Kegagalan auditor mengeluarkan opini going concern setelah adanya keadaan default dalam perusahaan mengakibatkan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, status default diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan auditor mengeluarkan opini going concern. 2.1.7 Kondisi Keuangan Kondisi keuangan perusahaan adalah suatu keadaan atas keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan kinerja sebuah perusahaan. Salah satu media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan Universitas Sumatera Utara 25 keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Mc Keown 1991, semakin buruk kondisi perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan, auditor tidak pernah menerbitkan opini audit going concern. Kondisi perusahaan dapat diukur dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan yang terdiri dari 4 model yaitu: The Zmijeski Model, The Altman Model, Revised Altman Model, dan Springate Model. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Revised Altman Model 1993 yaitu model yang dikembangkan sebelumnya mengalami revisi yang tujuannya adalah agar model prediksinya tidak hanya digunakan pada perusahaan manufaktur tetapi juga dapat digunakan untuk perusahaan selain manufaktur. 2.1.8 Kualitas Audit Pengukuran kualitas audit tetap merupakan sesuatu yang tidak jelas, namun penelitian terdahulu mengaitkannya dengan ukuran dari kantor akuntan publik Januarti, 2009. Auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern apabila klien terdapat masalah mengenai going concern. Universitas Sumatera Utara 26 Adanya asumsi dalam teori agensi bahwa manusia itu selalu self interest sehingga dibutuhkan pihak ketiga yang independen yang menjembatani kepentingan antara principal dengan agent, dalam hal ini disebut auditor eksternal Craswell et al., 1995 dalam Fanny, 2005 menyatakan bahwa: “Klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Internasional-lah yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review .” Secara umum, audit yang berkualitas merupakan audit yang dilaksanakan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen. Widiastuty 2010 mendefenisikan auditor yang berkompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar serta memahami dan menggunakan metode penyampelan yang benar. Sebaliknya auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor akan melaporkan adanya pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka. De Angalo 1980 dalam Widiastuty 2010 berpendapat bahwa kedua kualitas audit tersebut hanya dimiliki oleh kantor akuntan yang berukuran besar. Oleh karena itu, ukuran KAP kemudian secara luas diterima dan digunakan sebagai ukuran kualitas audit oleh peneliti akuntansi. Adapun KAP yang tergolong dalam kategori KAP Big-Four adalah sebagai berikut Pandiangan, 2013: Universitas Sumatera Utara 27 No. KAP Big-Four Partner di Indonesia 1. Price Water House Coopers PWC Haryanto Sahari dan Rekan 2. Deloitte Touche Tohmatsu Osman Bing Satrio, dan Rekan 3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International Siddharta-Siddharta dan Widjaja 4. Ernst and Young EY Purwantoro, Sarwoko, dan Sandjaja.

2.1.9 Pertumbuhan Perusahaan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 50 95

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014.

0 3 15

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014.

0 3 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

0 1 28

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

0 1 5