22
permintaan kredit biasa, restrukturisasi hutang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pembelanjaan baru, atau penjualan sebagian besar
aktiva. 3
Masalah intern, contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu,
komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomi, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
4 Masalah luar yang telah terjadi, contoh pengajuan gugatan pengadilan,
keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan, kehilangan franchise, lisensi atau paten yang penting, kehilangan
pelanggan atau pemasok utama, serta kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau
diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
2.1.5 Audit Tenure
Audit tenure diartikan sebagai periode keterikatan antara auditor dengan klien, yaitu lamanya auditor melakukan perikatan audit dengan klien yang
sama. Bagi auditor maupun klien yang menjalin hubungan kerja sama dalam jangka waktu yang lama akan memberikan beberapa manfaat yakni
diantaranya:
1. Bagi auditor, menjalin kerja sama dalam jangka waktu yang panjang akan
memberikan pemahaman yang lebih mengenai industri dan kondisi keuangan klien yang ditanganinya sehingga akan lebih mudah mendeteksi
masalah going concern perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Bagi klien, menjaga hubungan kerja sama yang panjang dengan auditor
dianggap akan lebih ekonomis. Di samping memberikan manfaat, hubungan kerja sama dalam jangka
waktu yang panjang akan menimbulkan masalah bagi auditor. Beberapa argumen yang dikeluarkan oleh Bagian Praktek SEC Komite Eksekutif
mengenai audit tenure yang menyatakan bahwa jangka panjang hubungan auditor dan perusahaan klien akan menyebabkan masalah-masalah sebagai
berikut: 1.
Auditor mempunyai hubungan yang dekat dengan manajemen klien menyebabkan auditor untuk mengidentifikasi masalah manajemen
kehilangan skeptisisme profesional. 2.
Auditor mungkin berkeinginan untuk menyelesaikan masalah perusahaan klien dalam rangka mempertahankan hubungannya dengan klien.
Memenuhi keinginan klien dapat menjadi prioritas auditor daripada mengikuti standar profesional.
Peraturan di Indonesia mengharuskan adanya pergantian Kantor Akuntan Publik lima tahun dan auditor tiga tahun yang mengaudit sebuah
perusahaan secara berturut-turut Bapepam, 2002. Peraturan Menteri Keuangan No. 17PMK.012008 tentang jasa akuntan publik disebutkan
bahwa: “Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama enam tahun berturut-turut dan oleh seorang
akuntan publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut. KAP dan akuntan
Universitas Sumatera Utara
24
publik tersebut dapat menerima kembali jasa audit umum setelah satu tahun tidak mengaudit klien tersebut.”
2.1.6 Debt Default