27
No. KAP Big-Four
Partner di Indonesia
1. Price Water House Coopers PWC Haryanto Sahari dan Rekan
2. Deloitte Touche Tohmatsu
Osman Bing Satrio, dan Rekan 3.
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International
Siddharta-Siddharta dan Widjaja
4. Ernst and Young EY
Purwantoro, Sarwoko, dan Sandjaja.
2.1.9 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan baik internal
perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang
positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Pertumbuhan perusahaan juga mengindikasikan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
Menurut Weston 1993 dalam Setyarno, dkk. 2007 pertumbuhan perusahaan dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan rasio
pertumbuhan perusahaan. Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat mempertahankan posisi
ekonominya, baik dalam industri maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Perusahaan yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang
positif mengidentifikasikan bahwa perusahaan dapat mempertahankan posisi ekonominya dan dinilai oleh auditor lebih dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Penjualan dari tahun ke tahun harus meningkat
Universitas Sumatera Utara
28
karena akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan perusahaan, semakin
kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern.
Menurut Weston 1993, laba yang tinggi pada umumnya menandakan arus kas yang tinggi. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang
tinggi cenderung dianggap memiliki laporan yang wajar, sehingga potensi untuk mendapatkan opini non going concern akan lebih besar. Altman 1968
mengemukakan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan yang negatif mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar ke arah
kebangkrutan. Salah satu dasar auditor untuk memberikan opini going concern adalah kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami
pertumbuhan perusahaan yang negatif akan memiliki kecenderungan yang
besar untuk menerima opini going concern. 2.1.10 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan,
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar komponen-komponen tersebut, maka semakin besar ukuran perusahaan itu.
Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin dikenal pula perusahaan tersebut di mata
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
29
Perusahaan skala besar dengan pertumbuhan yang positif memberikan suatu indikasi bahwa kemungkinan untuk menjadi bangkrut sangatlah kecil.
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diukur melalui logaritma dari total aktiva
perusahaan Sudarmadji, 2007. Aset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti dengan
peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini audit going concern pada
perusahaan diringkas dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Variabel
Alat Analisis
Hasil Penelitian Independen
Dependen
1. Setyarno
dkk 2006 Kualitas
Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan,
Opini Audit Tahun
Sebelumnya, dan
Pertumbuhan Perusahaan
Opini Audit Going
Concern Regresi
Logistik Kondisi
keuangan perusahaan
dan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh
terhadap penerimaan
opini audit
going concern.
Kualitas audit dan pertumbuhan
perusahan
tidak berpengaruh
terhadap penerimaan
opini audit
going
Universitas Sumatera Utara