Litotes Tautologi Perifrasis Gaya Bahasa Retoris dan Kiasan dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi

50

6. Litotes

Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya. Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi ditemukan sebanyak 2 gaya bahasa litotes. Berikut gaya bahasa litotes adalah : 1 “Kapan lagi aku yang cuma tahu menyeduh kopi sachet ini nekat membikinkan kopi segar untuk seorang barista?” kelakarku. FK27 2 Hera telah bermetamarfosis menjadi perempuan modern yang tidak terjangkau ukuran sosialku. MH34 Pada data di atas , menunjukkan gaya bahasa litotes adalah 1 cuma tahu menyeduh kopi sachet ini, hal ini menunjukkan bahwa Jodi merendahkan dirinya untuk menghibur Ben dan data 2 tidak terjangkau ukuran sosialku merupakan sesuatu hal yang berbeda dari kenyataannya dengan tujuan merendahkan dirinya.

7. Tautologi

Pada dasarnya pleonasme dan tautologi adalah acuan yang mempergunakan kata – kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan. Acuan itu disebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yang lain. Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi ditemukan 1 gaya bahasa tautologi. Berikut gaya bahasa tautologi adalah : 1 Sekarang pukul 1.30 pagi di tempatmu. SKL52 Universitas Sumatera Utara 51 Pada data di atas, mengandung pernyataan yang menggunakan kata-kata berlebihan perulangan dari sebuah kata yang lain yaitu 1.30 dan pagi . Pukul 1.30 sudah mewakili pagi hari yang merupakan bagian awal dari hari yang ditunjukkan pada waktu 00.00 – 12.00 waktu Indonesia.

8. Perifrasis

Perifrasis adalah gaya yang mirip dengan pleonasme, yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal bahwa kata-kata yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti satu kata saja. Dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi ditemukan 8 gaya bahasa perifrasis. Berikut gaya bahasa perifrasis adalah : 1 “Memangnya, Bapak pernah coba yang lebih enak dari ini?” Ben bertanya dengan otot – otot muka ditarik. FK16 2 Setiap malam selama seratus hari terakhir mataku basah, sejak mendengar kabar duka dari sahabatku tentang Hera yang satu hari pergi dan tak kembali. MH38 3 Betapa kamu rela membatu untuk itu. STPS42 4 Kamu cukup jadi kacung intelektualku saja. LL89 5 Meja bulat berlapis kaca itulah tempat persinggahan ibuku yang terakhir. RC109 6 Dia mempelajari semuanya dari kotak listrik warna-warni itu. RC111 7 Tak lama, pertemuan itu bubar. Suasana istana muram durja.RC115 8 Di luar dugaan kami, Ayah malah naik pitam. RC117 Universitas Sumatera Utara 52 Pada data di atas, terdapat gaya bahasa perifrasis yang mempergunakan kata lebih banyak yang sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja. Data 1 otot –otot yang ditarik dapat digantikan dengan satu kata saja menjadi serius. Data 2 ditemukan dua gaya bahasa perifrasis dalam satu kalimat. Pernyataan mataku basah dan satu hari pergi dan tak kembali dapat digantikan dengan satu kata saja menjadi menangis dan meninggal. Data 3 membatu untuk itu dapat digantikan dengan satu kata saja menjadi terdiam. Data 4 ungkapan kacung inteletualku dapat digantikan menjadi satu kata yaitu pesuruh. Data 5 ungkapan persinggahan yang terakhir merupakan ungkapan yang menggantikan kata kuburan atau makam. Data 6 ungkapan kotak listrik warna – warni dapat digantikan menjadi dengan satu kata saja menjadi televisi. Pada data 7 ungkapan muram durja dapat digantikan menjadi kata sedih. Data 8 ungkapan naik pitam dapat digantikan menjadi kata marah.

9. Erotesis atau Pertanyaan Retoris